Bab 8

1.5K 65 0
                                    

" Tanpa kau beritahu pun aku sangat mengerti akan hal itu, Jack. Tapi meski begitu, aku akan tetap melakukan segala cara untuk meraih apa telah kuinginkan sejak lama. " Ucap Winny dengan kedua mata keemasan miliknya yang kini menatap lekat ke dalam mata hazel Jack.

Melihat keseriusan di mata Winny, entah mengapa Jack merasa begitu tidak berdaya hingga akhirnya dia justru menghela nafas dengan perlahan. " Fine, apa yang akan kudapatkan jika aku terlibat dalam rencanamu? "

Seulas senyum tipis sontak membingkai wajah cantik Winny ketika mendengar ucapan Jack yang demi apapun membuatnya merasa begitu senang. " Tentu saja aku bisa menjamin karier Bella selama menjadi seorang model dan kau pun akan mendapatkan pamor yang jauh lebih baik lagi begitu orang-orang tahu bahwa kita berdua tengah menjalin sebuah hubungan. " Jelasnya dengan senyum yang mampu membuat Jack tertegun seketika.

" Baiklah, aku akan mengikuti rencanamu itu tapi dengan satu syarat. "

" Katakan saja. " Balas Winny yang sontak bertopang dagu menunggu perkataan selanjutnya yang akan dilontarkan oleh bibir merah milik Jack.

" Jangan pernah ikut campur dalam kehidupan pribadiku. " Ucap Jack dengan ekspresi serius.

Winny spontan mengangguk paham dengan persyaratan yang diberikan Jack padanya, lagipula itu adalah hal mudah bagi Winny. " Baiklah, lagipula aku pun tidak berniat untuk mencampuri kehidupan pribadimu tapi setidaknya kuharap kau juga bisa menjaga kelakuanmu yang kini berstatus sebagai kekasihku. "

" Jangan khawatir, aku akan bertindak sesuai dengan peran yang kumainkan. "

_____

Jack sampai di kamar suite roomnya dengan tubuh teramat lelah, bukan karena perjalanan jauh maupun sebab lainnya tapi karena perjuangannya untuk dapat masuk ke dalam suite roomnya-lah yang sungguh menguras tenaga Jack.

Bagaimana tidak jika dia harus melewati kumpulan wartawan yang ternyata telah menanti kedatangannya bersama dengan Winny tepat di depan lobby hotel, bahkan tidak jarang ada beberapa wartawan yang lolos dari halangan petugas keamanan yang berusaha memberikan jalan bagi dirinya maupun Winny.

Dan begitu dia sampai tepat di depan pintu kamarnya dan berniat untuk membukanya, tubuh Winny yang terdorong oleh beberapa wartawan justru mendorong dirinya hingga terjerembab di dalam kamar hotel Jack dengan posisi yang cukup membuat para wartawan seketika berubah menjadi semakin buas jika saja sebelah tangan Winny tidak dengan cepat menutup pintu kamar Jack.

" Haaaa, astaga! Ini benar-benar menyebalkan! " Rutuk Jack yang seketika merentangkan kedua tangannya begitu saja di atas dinginnya lantai marmer.

Sedangkan Winny sontak bersandar di dinding kamar Jack dengan nafas sedikit terengah, bahkan setelah beberapa menit berlalu keduanya masih nampak setia dengan posisi mereka masing-masing jika saja Winny tidak lebih dulu untuk bangkit dan berniat untuk pergi dari kamar Jack.

" Hei, apa yang kau lakukan?! " Seru Jack yang seketika menahan pergelangan tangan Winny dengan cepat sebelum gadis itu telah sepenuhnya membuka pintu kamarnya.

Winny sontak menghela nafas begitu mendengar pertanyaan Jack yang menurutnya konyol. " Tentu saja kembali ke kamarku. "

Mendengar itu, Jack spontan mendecak kesal sebelum akhirnya bangkit berdiri lalu bersedekap kesal tepat di hadapan Winny yang sontak mengangkat sebelah alisnya dengan pandangan bertanya.

" Ck, kau sudah gila ya?! Kau pikir para wartawan sialan itu akan diam saja ketika melihatmu?! " Oceh Jack yang tidak habis pikir dengan pemikiran dangkal Winny.

" Fine, lalu aku harus bagaimana?! Tidak lucu jika aku terpaksa bermalam di kamarmu! " Balas Winny yang tak kalah kesalnya pada Jack.

Dalam waktu sepersekian detik, Jack spontan mengangguk setuju menanggapi ucapan Winny yang menurutnya adalah solusi terbaik yang mereka punya saat ini. " Ide bagus, kau bisa bermalam disini. "

Berbanding dengan Jack, kedua mata keemasan milik Winny sontak melebar begitu mendengar ucapan Jack yang lebih terdengar seperti sebuah petir yang menyambar dirinya. " Hah?! Kurasa kau sudah gila, Jack?! Kau pikir aku mau bermalam dengan pria mesum seperti dirimu! " Seru Winny yang kemudian beranjak pergi sebelum usahanya kembali gagal hanya karena tubuh kekar Jack yang telah lebih dulu menghalangi dirinya untuk meraih kenop pintu.

" Kurasa kau telah salah paham pada diriku, Win. Kau pikir aku tertarik pada tubuh mungilmu itu, hah?! " Ejek Jack dengan ekspresi yang demi apapun mampu untuk membuat seorang Winny Westron merasa begitu direndahkan.

" Kuharap kau tidak akan menyesal karena telah merendahkan diriku, Jack Lingston. " Balas Winny dengan ekspresi dinginnya.

" Tentu saja, kau pikir aku akan.....hmphhh.. "

Belum sempat Jack menyelesaikan ucapannya, apa yang kini tengah dilakukan Winny padanya sungguh membuat kedua mata hazel milik Jack spontan melebar tidak percaya. Gadis itu dengan cepat membungkam bibir merahnya dengan ciuman yang sungguh membuat seorang playboy seperti Jack tidak dapat berbuat apa-apa kecuali membalas ciuman Winny dengan tak kalah buasnya.

Dengan nafas yang masih terengah, Winny sontak mendorong tubuh Jack lalu menatap kedua mata hazel Jack yang seolah berkabut karena gairah dengan senyum penuh kemenangan. " Kau masih ingin menyangkal tidak akan tergoda dengan ekspresi seperti itu, Jack?! " Sindirnya masih dengan senyum penuh kemenangan sebelum beranjak pergi meninggalkan Jack yang terdiam tanpa kata.

" Oh, shit!! " Rutuk Jack yang sontak mengacak rambut coklatnya dengan asal sepeninggal Winny.

Perlu Jack akui bahwa Winny benar-benar seorang pencium handal yang mampu membuat Jack seolah terhipnotis untuk mengikuti permainan panas gadis itu dengan mudahnya.

Disisi lain, Winny seolah terduduk lemas dengan sebelah tangan yang memegang dadanya, merasakan setiap detak jantungnya yang seakan berdetak lebih cepat dari biasanya begitu dia menutup pintu kamarnya.

" Pria itu....benar-benar pria yang berbahaya. " Gumam Winny yang sontak menutup wajahnya yang memerah dengan kedua tangan.

Tidak sekali dua kali Winny berkencan dan berciuman dengan seorang pria dan seharusnya apa yang baru saja dia lakukan terhadap Jack pun adalah hal yang seharusnya sudah sangat biasa dia lakukan. Tapi entah mengapa, ketika bibir mungilnya menyentuh bibir merah Jack, Winny seolah merasakan perasaan aneh yang seketika menguasai dirinya hingga rasanya Winny tidak sanggup untuk menolak ciuman panas Jack.

Dan bisa dibilang kejadian ketika dirinya mendorong tubuh kekar Jack adalah sesuatu yang patut dia acungi jempol karena dengan begitu artinya Winny masih bisa mengontrol kesadarannya.

_____

Wilson menatap layar tv LED-nya dengan senyum yang tidak seorang pun mampu untuk mengartikan apa arti senyuman yang kini terlukis di wajahnya itu, bahkan sekretaris pribadinya yang telah lama mengabdi padanya pun tidak akan pernah mampu untuk menebak jalan pikiran seorang Wilson Westron.

Karena satu-satunya orang yang dapat menebak jalan pikiran Wilson hanyalah mendiang istri tercintanya, Meylani Westron yang meninggal usai melahirkan Winny. " Kamu sungguh-sungguh menyajikan sesuatu yang luar biasa menarik, Win. " Ucap Wilson yang kemudian meminum wine-nya dalam sekali teguk.

_____

#happy weekend and don't forget to give me your vomment, guys!!

Just Say 'YES', Jack!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang