Bab 34

706 51 6
                                    

Winny menghela nafas dengan ekspresi lelah, lelah dengan semua masalah yang tidak kunjung berakhir. Winny tidak ingin kembali ke Los Angeles, dia hanya ingin terus berada disisi Jack, bersama pria yang dicintainya. Tapi kini....apa dia masih bisa bersikap egois jika hidup Jack justru bertambah menderita dengan adanya Winny disisi pria itu.

" Apa yang harus kulakukan, Jack? Aku tidak ingin pergi kemanapun. " Lirih Winny dengan kedua tangannya yang kini semakin mempererat jemari Jack yang berada dalam genggamannya.

Jack, pria itu sampai detik ini masih terus tertidur seolah terbebas dari semua beban yang ada. Winny bahkan tidak tahu harus mencurahkan isi hatinya pada siapa, dia telah berjanji pada Joyz bahwa dia sendiri yang akan menyelesaikan semuanya.

" Aku mohon...bangunlah, Jack... "

_____

Sudah beberapa hari ini, Joyz merasa aneh pada Winny, entah mengapa gadis itu bersikeras untuk terus berada disisi Jack yang bahkan hingga saat ini belum juga sadar.

" Apa yang terjadi padamu? " Joyz bertanya dengan pandangan anehnya begitu dia masuk dan kembali mendapati sosok Winny di ruang inap Jack.

" Apa maksudmu? " Berbanding dengan menjawab pertanyaan Joyz, Winny justru kembali bertanya dengan ekspresi bingung.

" Kau...seperti bukan yang biasanya. Kau terus saja menempel pada Jack... "

" Apa salah jika aku berada disisinya? " Potong Winny dengan cepat, tidak peduli bahwa pertanyaannya spontan membuat Joyz terkejut.

" Haaa...baiklah, terserah kau saja. Kalau begitu aku titip Jack padamu. " Joyz membuang nafasnya dengan kasar lalu berbalik dan pergi meninggalkan Winny yang masih terus menggenggam jemari sahabatnya itu.

Disisi lain, Paul berjalan tanpa suara mengikuti sosok Bella yang kini berjalan terlebih dahulu di depannya. Jujur saja, Paul masih belum terbiasa dengan sikap Bella yang berubah drastis semenjak berita itu menyebar. Bella yang biasanya selalu cerewet dan selalu mengomentari dirinya kini berubah menjadi sosok pendiam yang lebih sering mengurung diri.

Setelah bergulat dengan pemikirannya sendiri, Paul yang berniat untuk mensejajarkan langkah kakinya dengan Bella sontak terhenti ketika dirinya tanpa sengaja melihat sosok Winny.

" Mau kemana dia dengan membawa koper sebesar itu? Tunggu...siapa pria itu?! " Batin Paul dengan kedua mata menyipit, berusaha melihat lebih jelas siapa pria yang baru saja menyerahkan koper besar itu pada Winny.

Ingin rasanya Paul menghampiri Winny lalu bertanya siapa pria yang bersamamu itu jika Bella tidak lebih dulu menyentuh lengannya.

" Ada apa? " Bella bertanya dengan ekspresi bingung, dia baru saja akan masuk ke dalam ruang inap Jack ketika dia tersadar bahwa Paul ternyata tidak lagi mengikuti dirinya.

" Eh? Ah...nothing. " Jawab Paul yang cukup terkejut dengan pertanyaan Bella.

Namun ketika Paul kembali menoleh ke arah yang sama sebelum dirinya menoleh ke arah Bella, sosok Winny  dan pria itu telah hilang dari pandangannya.

_____

Kedua mata Jack mengerjap pelan ketika sinar matahari mulai masuk dari celah-celah tirai. Butuh waktu selama beberapa saat bagi Jack untuk sadar bahwa dirinya kembali berada di ruang inapnya, ruangan yang sama ketika terakhir kali dia memutuskan untuk pergi dan meninggalkan Winny yang saat itu tengah tertidur disisinya.

" Kau sudah sadar? "

Jack menoleh begitu mendengar suara Joyz yang kini bersandar pada dinding.

" Ya..kurang lebih seperti itu. " Jawab Jack yang berusaha bangkit dengam susah payah. " Dimana Winny? "

" Hanya itu yang ingin kau tanyakan setelah tidak sadarkan diri selama 5 hari?! " Joyz bertanya dengan ketus sebelum berjalan menghampiri Jack dan akhirnya memilih untuk duduk disisi sahabatnya itu.

Mendengar pertanyaan Joyz, Jack sontak terkekeh. " Fine, dimana semua orang? Apa hanya kau saja yang dengan setia menemaniku? "

Joyz menghela nafas panjang sebelum menyerahkan secarik kertas pada Jack yang kini terlihat bingung. Jika boleh memilih, sebenarnya dia tidak ingin menyerahkan kertas itu pada Jack yang kini terlihat membaik bahkan pria itu sudah bisa terkekeh seperti biasanya.

" Apa ini? " Jack bertanya dengan kedua alis bertaut, meski pada akhirnya dia tetap menerima kertas itu.

" Sebelum itu, biasakah kau berjanji padaku jika setelah membaca isi kertas itu kau tidak akan menggila secara tiba-tiba? "

" .... " Jack tidak menjawab pertanyaan Joyz, entah mengapa dia mampu merasakan firasat buruk. Meski begitu, pada akhirnya dia tetap memilih untuk membuka lipatan kertas itu lalu membaca tulisan yang terukir pada kertas itu.

To : Jack

Aku tahu kamu pasti akan marah ketika membaca ini, tapi tetap saja aku tidak bisa menghilang begitu saja.

Jack, apa kamu ingat saat ketika aku pernah memintamu untuk mengabulkan 3 permintaanku? Apa kamu juga ingat jika masih tersisa 1 permintaan lagi?

Maaf, aku tidak bisa mengatakan hal ini secara langsung padamu, tapi ini permintaan terakhirku padamu.

Sudah saatnya kita akhiri semua ini, Jack....

Mulai saat ini, kamu bukan lagi kekasihku...kamu adalah Jack Lingston yang memiliki kebebasan, kebebasan yang sama saat ketika kamu belum bertemu denganku.

Maaf...karena harus pergi seperti ini. Dan kumohon jangan lagi mencariku...Jack..

Winny

Untuk beberapa saat lamanya, dunia Jack seakan berhenti berputar. Dia tidak pernah menyangka bahwa gadis itu akan pergi dan mengakhiri hubungan mereka begitu saja tanpa suatu alasan yang jelas pada dirinya.

" Tidak...ini pasti mimpi, dia tidak mungkin pergi begitu saja.. " Gumam Jack dengan ekspresi kosong.

Joyz bahkan sudah bersiap akan adanya kemungkinan terburuk jika dia harus menggunakan kekerasan untuk menghentikan Jack yang nantinya tiba-tiba menggila.

" ...dia...dia sudah berjanji akan selalu berada disisiku!! " Seru Jack yang sontak bangkit dengan susah payah lalu meremas kertas itu dengan begitu eratnya.

Tepat seperti dugaan Joyz, Jack pasti akan menggila ketika tahu isi surat itu. " Tenanglah, Jack. Aku sudah meminta Jared untuk mencari keberadaan Winny. " Ucap Joyz yang berusaha menahan tubuh Jack.

" Lepaskan aku! Aku harus mencari Winny!! " Jack meronta seperti orang gila, dia bahkan melupakan selang infus yang tertanam dipunggung tangannya kini telah melukai dirinya.

" Aku bilang tenangkan dirimu, Jack! Kau tidak akan bisa menemukannya jika kau bersikap seperti orang gila  seperti ini!! " Joyz berseru marah dan menahan kedua tangan Jack lalu menghantamkan tubuh sahabatnya itu tepat di atas tempat tidur.

" Aku bilang lepaskan aku, sialan!! Lepaskan aku!! Dia tidak boleh pergi begitu saja!! " Jack terus berseru dan berusaha melepaskan diri dari kuncian Joyz.

" Ada apa ini?! "

Joyz menoleh dan terkejut begitu mendapati sosok Keylan dan Rose yang kini berada di hadapannya. Bagaimana bisa kedua orang tuanya yang seharusnya berada di Roma kini tiba-tiba berada disini.

" Apa yang kamu lakukan pada Jack, Joyz?! Cepat lepaskan, Jack! " Rose berseru panik dan berusaha membantu Jack agar terlepas dari Joyz.

" No, mom! Dia sedang menggila! Dibanding dengan membantunya agar terlepas dariku, bisakah mom membantuku untuk menekan tombol darurat itu?! " Seru Joyz dengan suara panik, bahkan dia saja hampir tidak kuat untuk menahan Jack lebih lama lagi.

_____

#jangan lupa vommentnya ya guys!! 🤗😘

Just Say 'YES', Jack!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang