Bab 29

807 48 10
                                    

Winny menggenggam jemari tangan Jack yang kini tidak sadarkan diri karena pengaruh obat penenang dengan begitu eratnya, dia sungguh takut jika sesuatu terjadi pada diri Jack.

" Teruskan penyelidikanmu....ya, secepat yang kau bisa.. " Joyz kembali mendekat usai memasukkan ponselnya ke dalam saku celana.

Dengan kedua tangan bersedekap di depan dada, Joyz sontak menyandarkan tubuhnya disisi jendela ruangan tempat dimana sahabatnya itu kini tengah dirawat. Kedua mata hitamnya menatap lurus ke arah sosok Winny yang terlihat begitu khawatir pada kondisi Jack.

" Tenanglah, dia sudah sering seperti ini meski tidak seburuk sekarang. " Ucap Joyz dengan nada setengah hatinya, karena jujur saja dia tidak terlalu suka dengan Winny.

Karena kehadiran Winny, bagi Joyz adalah sebuah malapetaka untuk sahabatnya itu. Menghela nafas, Joyz sontak mengacak rambut hitamnya itu dengan kesal. Flau pasti akan marah besar padanya jika tahu bahwa dia tidak menyukai Winny.

" Apa kau juga ingin agar aku dan Jack berpisah? " Winny bertanya dengan wajah tertunduk, namun lebih dari itu Joyz mampu mendengar nada sedih yang terselip diantara ucapannya.

" Well, Jack bisa membunuhku jika dia tahu bahwa aku menyuruhmu untuk berpisah dengannya. " Jawab Joyz yang seakan bisa menebak jalan pikiran sahabatnya itu.

Dia tahu bahwa Jack benar-benar mencintai Winny dengan tulus, sebagai seorang sahabat sekaligus keluarga bagi Jack, Joyz tidak akan bisa melihat sahabatnya itu sedih karena berpisah dengan gadis yang dicintainya.

" Sejak kapan Jack terus menderita seperti ini? "

Bibir merah milik Joyz seolah bungkam begitu mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Winny, dia tidak yakin bahwa dia bisa menceritakan masa lalu sahabatnya itu pada gadis yang kini menatapnya dengan ekspresi yang bahkan seorang Joyz tidak mampu untuk mengartikan apa arti dibalik ekspresi yang kini membingkai wajah Winny.

" Sebenarnya apa yang ingin kau ketahui dari masa lalu, Jack? " Berbanding dengan menjawab pertanyaan Winny, Joyz justru bertanya dengan nada curiga.

" Semuanya...semua tentang Jack. "

" Ck, kau tidak perlu tahu. " Joyz mendecak kesal lalu berniat untuk pergi hingga cekalan pada lengannya spontan menghentikan langkah kakinya. " Apa yang kau inginkan?! Lepaskan aku. " Joyz kembali berucap dengan ekspresi dinginnya.

Seolah menghiraukan ucapan juga ekspresi dingin Joyz, Winny justru semakin menggenggam erat lengan kekar milik Joyz dengan kedua jemarinya yang sedikit bergetar.

" Apa kau tahu bagaimana rasanya menjadi seorang kekasih yang tidak tahu apapun tentang kekasihnya sendiri, hah?!! " Seru Winny yang sontak mendongak dan menatap kedua mata hitam Joyz dengan air mata yang mulai berjatuhan.

Kedua mata hitam milik Joyz sontak melebar begitu melihat sosok Winny yang menangis dengan tubuh bergetar. Seberkas ingatan masa lalu ketika Flau juga membentak dirinya yang tidak pernah sekalipun memberi kepercayaan padanya sontak memenuhi benak Joyz. Saat itu, Joyz bisa merasakan bagaimana perasaan Flau yang begitu terluka karena dirinya.

Perlahan Joyz membawa tubuh mungil Winny ke dalam pelukannya, sebelah tangannya sontak menepuk pelan punggung gadis itu. " Maaf, aku tidak bermaksud. Tapi bisakah kau berhenti menangis sekarang juga. " Ucap Joyz yang kemudian menyentuh puncak kepala Winny dengan ekspresi teduh miliknya.

Disisi lain, antara sedih juga tercengang, jujur saja Winny tidak pernah menyangka bahwa orang sedingin Joyz bisa bersikap gentle seperti sekarang.

" Aku tidak memiliki hak untuk menceritakan masa lalu Jack yang ingin dia lupakan sejak dulu. Tapi satu hal yang bisa aku katakan padamu adalah trauma Jack berhubungan dengan kepergian kedua orang tuanya. " Ucap Joyz yang kemudian melangkah pergi meninggalkan sosok Winny yang seolah mematung.

" ..... "

Selama beberapa saat lamanya, Winny hanya mampu mematung hingga akhir dia jatuh terduduk dengan sebelah tangannya yang kini meremas rambut blonde miliknya.

" Generasi ketiga konglomerat Lingston adalah penyebab kehancuran keluarga besar Lingston. "

" Liam Lingston dan Sella Lingston menghilang sejak membuang putra dan putri mereka. "

" Jack Lingston dan Bella Lingston adalah satu-satunya penerus generasi keluarga besar Lingston yang tersisa. "

Kata demi kata yang tertera pada artikel yang kini tengah menyebar luas di publik seolah mengalir dengan cepat dalam benak Winny, dia sungguh tidak tahu jika selama ini Jack dan Bella adalah anak yang dibuang oleh kedua orang tuanya sendiri.

_____

Kedua mata hazel milik Jack mengerjap pelan begitu merasakan cahaya menyilaukan yang terpantul dari lampu ruangan. Menoleh dan mendapati seseorang yang kini tengah tertidur dengan sebelah tangan yang menggenggam jemarinya sontak membuat Jack menyentuh puncak kepala gadis itu dengan perlahan.

Sentuhan yang terasa begitu familiar itu sontak membuat Winny membuka kedua matanya dan mendapati sosok Jack yang kini tengah menatapnya dengan senyum teduh milik pria itu.

" Jack! " Winny berseru dan melompat senang ke dalam pelukan hangat Jack, hingga di detik berikutnya Jack tiba-tiba saja mendorong tubuhnya dengan sekuat tenaga.

" Haaa...haa...maaf, aku..aku tidak bermaksud untuk mendorongmu, Win.. " Dengan wajah pucat, Jack berusaha meraih jemari mungil Winny dengan tubuh gemetar.

" Siapa yang baru saja kamu lihat, Jack? " Winny bertanya dengan ekspresi sedihnya, dia tahu jika Jack baru saja salah mengenali dirinya sebagai orang lain, karena Jack yang dia tahu tidak akan menolak dirinya.

" ..... "

" Apa kamu akan terus merahasiakan semuanya dariku, Jack? " Kali ini Winny kembali bertanya dengan ekspresi penuh luka, dia sungguh akan terluka jika Jack kembali merahasiakan semuanya dari dirinya.

" Ibuku...sekilas aku bisa melihat wajah ibuku.. " Jack menjawab pertanyaan Winny dengan suara bergetar, dia tidak hanya bisa melihat sosok Sella Lingston dengan jelas tapi dia bahkan mampu melihat senyum yang dulu sering membingkai wajah ibunya ketika memeluk dirinya juga Bella saat itu.

Winny tersenyum lalu memeluk Jack dengan penuh sayang lalu mengelus pelan rambut coklat milik kekasihnya itu. " It's okay, Jack..it's okay. I'm here just for you. "

Untuk sejenak, Jack merasakan ketenangan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Merasa begitu tenang juga terlindungi disaat yang bersamaan. " Terima kasih.. " Lirihnya yang semakin memeluk tubuh gadisnya.

Brakkk...

Baik Winny maupun Jack sontak menoleh begitu pintu ruang inapnya terbuka dengan kasarnya hanya demi mendapati sosok Flau yang tengah menatap keduanya dengan ekspresi yang jujur saja tidak pernah dilihat oleh Jack sebelumnya.

" Flau? " Jack bertanya dengan ekspresi bingung ketika Flau hanya diam dan justru menghampiri dirinya juga Winny.

Plakkk...

Kedua mata hazel milik Jack spontan melebar begitu melihat apa yang baru saja dilakukan oleh Flau pada Winny. Flau yang terkenal dengan keramahan juga kesabarannya baru saja menampar pipi Winny tanpa ragu.

" Apa yang baru saja kau lakukan pada Winny?! " Jack berseru marah bersamaan dengan sosok Joyz yang datang dengan nafas terengah juga Jullian yang berada dalam gendongan sahabatnya itu.

" Haaa..haa...apa yang...baru saja dilakukan oleh Flau?! " Joyz bertanya dengan nafas memburu, sejujurnya dia sungguh kelelahan dan ingin segera membaringkan tubuhnya begitu saja, mengingat dia baru saja berlari dari lobby rumah sakit hingga ke ruang inap Jack dengan menggendong Jullian yang sudah semakin berat.

" Pergi! Pergi sekarang juga dan jangan pernah lagi kau muncul di hadapan Jack! " Flau berseru marah tepat di hadapan Winny yang hanya mampu tertunduk.

_____

#jangan lupa vommentnya guys!!! 😚🤗

Just Say 'YES', Jack!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang