"cowok itu selesaiin masalah, bukan lari dari masalah"
--
SELAMAT MEMBACA CERITA INI 🤗
MAAFKAN BANYAK TYPO BERTEBARAN :)***
H
ening.
Itulah yang terjadi di ruangan ini. Fera masih belum menemukan cara agar Cavin bisa menjelaskan kesalahannya. Yang satu lagi hanyut dalam pikirannya. Sebenarnya ia tidak tega melakukan ini, tetapi ia tidak bisa melawan ego-nya.
"Cav... Gue minta maaf ya. Gue minta maaf karena gue gak sadar kenapa lo marah sama gue. Gue minta maa--" ucapan Fera terpotong.
Cavin rasanya ingin marah pada dirinya sendiri. Mengapa ia membuat Fera menjadi merasa bersalah? Bukankah Fera tidak bersalah sama sekali? Dengan pelan ia berdiri lalu keluar dari kamar Zane.
"CAVIN! CAV! TUNGGU!" panggil Fera.
Cavin tetap berjalan. Ia tidak menghiraukan panggilan Fera.
"Masuk Fer" ucap Zane yang datang karena mendengar teriakan Fera.
Fera mematuhi ucapan Zane. Ia memasuki kamar Zane setelah melihat Cavin masuk ke kamar mandi.
"Masalahnya apa? Cerita coba" ujar Zane.
Sebenarnya dari tadi Zane penasaran mengapa ada kerenggangan diantara mereka. Zane tetap diam karena ia merasa bukan waktu yang pas jika ia menanyakan tadi. Ia sebenarnya tidak ingin ikut campur. Tetapi, kalau masalahnya seperti ini sepertinya mereka berdua perlu bantuan Zane.
Fera menceritakan kejadian sejak Cavin masih baikan sama dia. Semuanya diceritakan secara jujur dan jelas. Ia juga menceritakan saat kejadian di depan kelasnya.
Zane mendengarkannya dengan diam. Ia mendengarkan cerita Fera dari awal sampai akhir. Ia membiarkan Fera bercerita sebebas-bebasnya. Ingin sekali Zane tertawa mendengar sifat lucu Cavin. Sepertinya Zane tahu permasalahan ini. Tahu tentang mengapa Cavin marah.
"Kak Zan, gue pulang ya. Udah sore ntar dicariin hehe" pamit Cavin yang baru datang disertai kekehannya.
"Gak! Sekarang selesaiin masalah lo. Ini juga gue udah buat minumannya. Cowok itu selesaiin masalah, bukan lari dari masalah" ucap Zane datar.
"Cav, gue minta maaf yaaaa" mohon Fera.
Cavin menghela nafasnya sebentar, "gue gak marah sama lo. Serius. Percaya deh sama gue"
"Ah bohong kalah cemburu bilang aja. Udahlah kalau suka bilang engga ya udah" ejek Zane.
Cavin hanya diam. Apa benar ia cemburu? Tapi Cavin tidak akan suka sama Fera. Kenapa? Karena dia sudah berucap pada hatinya bahwa Fera itu hanya sahabatnya. Ga lebih, ga kurang.
"Gue pulang ya. Udah selesaikan? Besok gue jemput lo, Fer tapi gue ga ikut sarapan" pamit Cavin lagi.
Fera hanya mengiyakan ucapan Cavin. Ia lega karena sekarang Cavin tidak marah padanya. Ah, Zane malaikat untuk Fera!
***
Fera memasuki kamarnya setelah selesai sarapan dengan keluarganya. Ia menjatuhkan tubuhnya di kasur king size itu.
Tiba-tiba ia teringat tentang ucapan Zane tadi sore. Apa benar Cavin cemburu? Kalau cemburu berarti Cavin suka padanya? Benarkah itu? Kalau Cavin suka padanya, berarti cintanya gak bertepuk sebelah tangan?
Banyak pertanyaan yang sedang ada di otaknya saat ini. Tetapi setelah tersadar, ia menggelengkan kepalannya sebentar. Jangan kebanyakan ngayal deh, Fer! Batinnya.
Mungkin hanya dia yang memiliki perasaan lebih pada Cavin. Mungkin hanya dia yang menyukai Cavin. Mungkin hanya dia yang tidak bisa menahan rasa baper karena perbuatan Cavin padanya selama ini.
Ah, kenapa ya perasaan cewek itu mudah baper? Kenapa hati cewek itu mudah tetsakiti? Kenapa cewek itu sering juga menyalahkan pihak cowok?
Fokus, fokus Fera! Lo harus sembunyiin perasaan lo. Jangan sampai cuma karena perasaan ini, hubungan persahabatan lo dan Cavin bubar! batin Fera.
Fera menperbaiki posisi tidurnya. Ia meletakkan handphone-nya yang tadi digenggamnya. Ia menarik selimut untuk menutupi setengah badannya. Saat ia ingin menutup matanya, tiba-tiba tiba ada notifikasi yang masuk ke handphone-nya.
Cacav
Fer gue minta maaf ya buat
yang tadi. Gue tahu gue salahIya Cav, biasa aja ih kayak sama
yang lain ajaEh, Fera belum tidur?
Kalau udah tidur, pasti ga bales
chat dari lo -,-Pinter banget sihh ahahaha
ya kalau aja bang Zane jahil
jadi dia ngebajak hp loGa lah. Bang Zane ga gitu
Iya, iya, tidur gih biar besok
ga telat. Tungguin pangeran ya
ratuAduh mau screenshot ah trus
kirimin ke grup sekolah biar mereka
tau bahwa Cavin yang dikenal cuek
itu alay ahahaBawel! Awas ya di screenshot
gue marah nantiFera hanya membaca chat dari Cavin. Ah, senangnya kalau dekat seperti ini. Fera kembali meletakkan handphone-nya di nakas sebelah tempat tidurnya. Sambil tersenyum, Fera kembali memejamkan matanya untuk tidur. Ia tidak sabar besok pergi ke sekolah.
***
Huehehe Chapter 4 selesai!!! Awalnya aku mampet ide di chapter 4 mangkanya ada isi chat mereka. Maaf yaaa.
Please Vommentnya guys!!
Instagram:
[at] cia_aicia
[at] axe.machaFor more info about my wattpad ehe.
-Cia
7 Maret 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Knows?
Teen Fiction{Judul Lama: My (BAD) Boyfriend} Kehidupan remaja Alfera sama seperti gadis seusianya. Iya, ga jauh-jauh dari kata 'cinta'. Fera jatuh cinta dengan sahabatnya sendiri. Tetapi bukan itu saja yang menghiasi kehidupan remajanya. Ia diteror musuh sahaba...