TUJUH BELAS-Darga?

57 5 0
                                    

"Lo tuh keluar bisa ga? Gue mau ganti baju. Mau lo apa sih?!" hardik Fera kesal dengan sikap Cavin.

"Gue minta maaf sama lo, lo maafin gue kan?" tanya Cavin.

"Iya, sudah puas kan? Keluar!" usir Fera lagi.

"Ga ah, gue mau nunggu disini. Kalau lo mau ganti baju, ganti aja di walk in closet kan bisa, terus tutup pintunya. Gitu aja ribet" balas Cavin enteng.

Bisa-bisa kalau Fera darah tinggi kalau selalu membalas ucapa Cavin. Tanpa aba-aba lagi, Fera memasuki tempat ganti baju sekaligus lemari yang besar di rumahnya itu. Sekaligus membanting pintunya.

Cavin terkekeh karena gemas dengan perilaku Fera

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cavin terkekeh karena gemas dengan perilaku Fera. Ia menggulingkan badannya untuk tidurnya sambil melihat taman belakang rumah Fera dari kamar Fera.

Ia menikmati semilir angin yang masuk karena tadi Cavin membuka sedikit bagian jendelanya. Ia tersenyum karena suatu ide tiba-tiba terbesit dikepalanya begitu saja.

Kayaknya bolehlah gue coba.

"Kenapa lo masih disini?" tanya Fera setelah selesai mengganti bajunya.

"Lo belum jawab pertanyaan gue. Jadi, lo pulang sama siapa tadi?" tanya Cavin mengulang pertanyaanya yang tadi belum dibalas Fera.

"Sama temen lo lah"

"Siapa?"

"Bukan anak sekolah kita. Da--Davin? Eh bukan. Dandy? Eh bukan juga. Siapa ya? Da--"

"Darga?" tanya Cavin.

"Gotcha! Seratus buat lo!"

Cavin menggeram kesal, ternyata ucapan cowok itu yang dulu pernah ia ucapkan benar-benar akan terjadi. Sebelum semakin jauh, Cavin harus menghalangi misi Darga. Harus!

Fera sebenarnya bingung. Ia jelas melihat Cavin mengepalkan tangannya disamping badannya. Mengapa cowok itu merasa kesal? Bukankah senang ada yang mengantar Fera?

"Lo kenapa sih?" tanya Fera bingung.

"Ga usah deket-deket sama dia lagi" ucap Cavin dingin.

Fera bergidik ngeri. Kenapa cowok ini tiba-tiba menjadi dingin? Fera mengerutkan keningnya, "Idih, siapa lo? Kak Darga baik kok. Dia mau temenan sama gue" ucap Fera semakin membuat Cavin kesal.

Tanpa membalas ucapan Fera, Cavin keluar dari kamar Fera lalu menuju ke kamar Zane yang tepat disebelah kamar Fera. Ia menuju ke ruang boxing Zane lalu melampiaskan kekesalannya pada Darga.

Bugh! Bugh! Bugh!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bugh! Bugh! Bugh!

Beberapa pukulan ia berikan pada samsak di kamar Zane.

Di lain tempat, Fera sedang memaikan ponselnya. Ia membuka aplikasi membaca gratis yaitu wattpad.

Masa bodo ah sama Cavin. Palingan dia ke kamar bang Zane. Mending gue baca cerita yang baru update ini.

Sudah sekitar 2 jam Fera memainkan ponselnya. Sehingga, sekarang ia merasakan kantuk yang menyerangnya. Ia menaruh ponselnya di nakas sebelah kasurnya. Lalu, ia mengambil posisi senyaman mungkin karena ia ingin tidur siang sekarang.

***

"Cavin, tolong panggilin Fera ya. Kayaknya sih dia tidur" ucap Oslyn meminta tolong pada Cavin.

"Baik, tan" balas Cavin lalu menaiki lantai atas dan masuk ke kamar Fera.

Benar sekali seperti apa kata Oslyn tadi. Sekarang Fera sedang tidur dengan nafas teratur. Cavin berjalan menuju sofa yang memiliki jendela tadi lalu menutup tirainya. Sepertinya sih tadi Fera sudah menutup kacanya karena cewek itu menghidupkan Ac.

"Fer, bangun Fer. Disuruh makan malam sama mama lo" ucap Cavin membangunkn Fera setelah ia menutup tirai tadi.

"Euhm" geliat Fera karena merasa ada yang menganggu aktifitas terenaknya.

"Bangun Fer, sudah jam 7 malem lho" ucap Cavin lagi sambil mengguncangkan badan Fera sehingga perlahan-lahan Fera membuka matanya perlahan.

"CAVIN?! LO NGAPAIN DISISNI? LO GA NGAPA-NGAPAIN GUE KAN?!" jerit Fera histeris.

Cavin memutar bola matanya malas, "sehat lo? Gue cuma banginin elo aelah, dipanggil tante Oslyn disuruh makan malam" jujur Cavin.

Fera menghela nafasnya sambil menyengir malu. Efek Cavin bangun tidur memang terkadang ngaco. Apa lagi ketika melihat orang asing atau orang yang bukan keluarganya ada disaat dia membuka matanya.

Fera turun dari kasurnya lalu menuju kamar mandi di kamarnya yang ada didalam walk in closet. Ia ingin cuci muka karena tadi ia baru saja tidur.

Setelah selesai di kamar mandi, Fera ke kamarnya. Ia masih melihat Cavin ada di kamarnya. Lalu Fera mengajak Cavin untuk segera turun menuju ke ruang makan.

"Mom, dad" sapa Fera yang baru turun dari lantai dua.

Cavin dan Fera bergabung di meja makan. Oslyn mengambilkan mereka berdua nasi serta sayur dan lauknya. Mereka makan bersama. Sekarang hanya ada bunyu dentingan sendok saja.

Ditengah kesibukan mereka, "Tante- om, Cavin tidur disini boleh?" izin Cavin pada Oslyn dan Alfero. Fera tersedak mendengar itu dan segera meminum minumannya.

"Kamu sudah izin sama papa dan mama kamu?" tanya Alfero. Cavin hanya mengangguk membalasnya.

"Baiklah boleh" ucap Alfero menyetujui Cavin.

"Terima kasih om, tante" balasnya lalu melanjutkan makanannya tadi.

Gue harus ngejaga Fera lebih ketat sekarang.

***

Fera beruntung banget huhuhu.
Iri aku tuhhh

TERIMA KASIH TELAH MEMBACA CERITA INI.
DIHARAPKAN VOMMENTNYA DARI KALIAN :)

Instagram
[cia_aicia]

-Cia yang sekarang sering
typo kalau ngetik

22 April 2018

Who Knows?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang