SELAMAT MEMBACA CERITA INI!
DIMOHON JEJAKNYA BERUPA VOMMENT TERIMA KASIH!***
Seorang anak laki-laki berjalan dengan santai menuju ke kelasnya. Ia terlihat seperti orang cuek karena ia tidak membalas sapaan dari orang-orang yang memanggilnya dari tadi. Ia sedang tidak mood. Bagaimana mungkin mobil dan motornya sekarang disita. Tadi pagi saja dia diantar supir dan nanti akan dijemput supir lagi.
Bosan. Mungkin kata-kata itu yang cocok untuk menggambarkan keadaannya sekarang. Ia bosan karena tidak bebas lagi. Ah rasanya ia malas sekolah. Enak dia dirumah lalu tidur-tiduran.
"Woi Cavin!" merasa kenal dengan suara itu, akhirnya ia menolehkan kepalanya dan melihat Arlie yang sekarang sedang berjalan mendekatinya.
Arlie tersenyum karena ia tahu mengapa Cavin terlihat lesu. Arlie melingkarkan kepalanya di leher Cavin. Cavin menurunkan tangan Arlie tetapi Arlie tetap menaikannya lagi. Berulang kali mereka melakukan itu. Tetapi segera berakhir karena Cavin yang mengalah.Mereka berdua berjalan menuju kelas bersama.
Cavin terdiam ditempatnya. Ia melihat seorang siswi yang selama ini ia cari. Yang selama ini meninggalinya. Yang selama ini membuat Cavin merasa bersalah. Gadis itu kembali. Gadis itu datang lagi di hadapan Cavin.
Apa benar itu Lashonde Kyranzel ? Gadis yang merasa ada yang melihatnya segera melihat kearah orang itu. Sama halnya seperti ekspresi orang itu. Gadis juga terkejut. Sekian banyak sekolah di kota ini, dan sekarang ia satu sekolah dengan cowok itu? Gadis membuang tatapannya ke arah lain. Ingin rasanya ia pergi sekarang tapi tidak bisa karena dihadapannya ini adalah guru yang akan menjelaskan dimana kelasnya.
Arlie bingung mengapa Cavin terdiam melihat murid baru itu. Apa Cavin jatuh cinta pada cewek itu? Apa Cavin sebelumnya kenal dengan cewek itu? Berbagai pertanyaan yang ada dibenak kepala Arlie sekarang.
"Woi! Kenapa sih? Suka? Atau kenal?" tanya Arlie sembari menunjuk seorang siswi murid baru itu. Cavin yang mulai tersadar menengokkan kepalanya ke Arlie. Ia tidak membalas ucapan Arlie. Ia kembali melihat kearah tadi dan tidak ada orang lagi.
Apa dia benar-benar orang itu? Apa mereka hanya mirip? Ah, semoga dia benar-benar orang itu
Cavin melanjutkan langkahnya. Ia meninggalkan Arlie yang masih di tempatnya karena bingung dengan perubahan sikap Cavin. Cavin terlihat tidak perduli pada Arlie.
"Enak banget sih Fer dapet paketan novel dari kak Riko. Berarti dia ikutan PO penulis itu ya?" tanya seorang cewek yang sedang berbicara dengan lawan bicaranya.
Deg!
Jangan-jangan yang dibilang 'Fer' itu artinya Fera? Cavin bersembunyi dibalik tembok ingin mendengar ucapan yang lainnya dari obrolan siswi-siswi itu.
"Ya, mungkinlah. Tapi, gimana ya waktu kak Riko pesen bukunya. Gue lagi bayangin itu tapi ga kebayang-bayang" kekeh seseorang lagi.
Cavin yakin itu pasti Fera. Karena mereka juga menyebutkan nama Riko! Iya, cewek yang sedang dekat dengan Riko sekarang adalah Fera. Tapi, mengapa Riko membelikan Fera novel lewat PO? Apa itu termasuk perjuangan Riko untuk dapatin hati Fera?
"Kan kan, kak Riko itu baik Fer. Kayaknya nih ya, itu semacam perjuangan dia buat dapetin hati lo deh. Ih romantis banget ya kak--"
"Iya, gue romantis" sahut seorang laki-laki.
Kedua cewek itu menoleh kesumber suara. Mereka terkejut dengan datangnya orang yang dari tadi mereka bicarakan. Apa orang itu mendengarkan mereka? Atau orang itu hanya mendengarkan sebagian saja?
"Kenapa? Kalian tuh ya, ga sadar apa kalau ada yang nguping?" tanya cowok itu.
Deg!
Cavin ketakutan. Sangat. Apa dia ketahuan? Kalau ketahuan kan malu. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Dia harus kabur? Kalau kabur juga akan tetap kelihatan pasti.
Kedua cewek itu menggeleng. Ya, dari tadi mereka tidak merasakan ada yang menguping. Akhirnya seorang laki-laki tadi mengajak mereka untuk menuju kebalik tembok dengan secara pelan-pelan. Mereka berjalan bersama. Lalu...
"KAK CAVIN!" teriak salah seorang siswi itu dengan suara toanya. Cavin memejamkan matanya karena ia merasa sedikit malu.
Ia membuka matanya lagi dan melihat salah satu siswi lain dengan ekspresi yang datar. Terkesan seperti tidak perduli. Sedangkan yang si cowok seperti ingin menertawakan karena Cavin ketahuan menguping. Cavin meringis malu lalu izin dengan embel-embel ingin ke toilet.
***
Cavin tercyduck 😂😂
Sabar cavTERIMA KASIH TELAH MEMBACA CERITA INI
DIMOHON UNTUK VOMMENTNYA
[at]cia_aicia
[at]axe.machaa-Cia
7 April 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Knows?
Genç Kurgu{Judul Lama: My (BAD) Boyfriend} Kehidupan remaja Alfera sama seperti gadis seusianya. Iya, ga jauh-jauh dari kata 'cinta'. Fera jatuh cinta dengan sahabatnya sendiri. Tetapi bukan itu saja yang menghiasi kehidupan remajanya. Ia diteror musuh sahaba...