Mereka segera memarkirkan sepeda motornya masing-masing di parkiran sokolah itu. Banyak yang melihat mereka karena merasa bingung dengan seragan yang dipakai. Seragamnya terlihat beda dari yang lain. Tapi banyak juga yang kagum melihat seorang cowok yang pesonanya dikenal banyak sekolahan.
"Itu Cavin kan?"
"Cavin mana?"
"Cavin anak Alfa School!"
"Iya, gila ganteng banget"
"Riko juga ganteng tuh!"
"Ngapain para cogan Alfa kesini?"
"Nyari jodoh mungkin"
"Ah gue aja, ga dapet Cavin sama Riko gapapa tapi sama rombongan cogan itu"
"Mereka cari Darga mungkin"
"Kapan ya gue direbutin mereka?"
"Cavin, Darga, Riko. Fix! Cowok idaman"
"Gue juga kali"
"Jijik lo mah cowok aneh bukan idaman"
Ya kira-kira seperti itulah bisik-bisik para cewek-cewek disekolah itu. Ya, memang geng Cavin itu isinya para cogan-cogan. Jadi, tidak heran jika banyak yang berbicara seperti itu.
Mereka naik ke atas, karena mereka tahu dimana letak kelas Darga. Mereka memasuki kelas XI MIPA 2 Majestic School.
"Dimana Darga?" tanyanya pada salah satu murid di dalam kelas itu. Mereka semua menatap kehadiran geng Alfa School.
"Di-di--Rooftop kak" balas seorang cowok. Tanpa mengucapkan terimakasih, mereka segera menuju rooftop sekolah itu.
Mereka menaiki tangga dengan tergesa-gesa. Banyak yang melihat mereka bingung. Banyak juga yang memberikan jalan karena melihat wajah mereka seperti menahan amarah.
"APA MAKSUD LO HAH?!" tanya Cavin setelah sampai di rooftop sekolah itu.
Darga yang melihat kedatangan Cavin tersenyum seperti mengejeknya. Ia berjalan mendekati Cavin yang ada di dekat pintu lalu berkata, "Gue tahu lo bakal datang"
Bugh!
Tinjuan itu berasal dari Cavin. Ia sangat kesal pada Darga. Ia langsung saja meninju Darga seperti itu. Darga yang mendapatkan serangan mendadak tersenyum sinis. Seperti artinya meremehkan Cavin.
Bugh!
Tinjuan itu kali ini berasal dari Darga. Ia membalas Cavin tidak kalah kuatnya. Ia juga kesal pada Cavin.
"APA MAKSUD LO NGAJAK GUE DUEL?!" tanya Cavin emosi.
"GUE KESAL SAMA LO, BUKANNYA GUE BODOH. GUE TAHU KEMARIN LO MEMPERMALUKAN SEPUPU ALIAS CEWEK GUE. MIKIR PAKAI OTAK! DIA ITU CEWEK BUKAN COWOK!" balas Darga tidak kalah emosi. Semua orang disitu hanya menyaksikan pertunjukan yang tidak harus dilihat tetapi sayang dilewatkan.
Bugh! Bugh! Bugh!
Mereka saling meninju satu sama lain. Tidak ada yang meleraikan karena takut mereka juga akan tergocoh karena mereka seperti orang 'kesetanan'.
"Stop!" teriak seseorang dari pintu rooftop itu.
Mereka semua menoleh ke arah sumber suara kecuali Darga dan Cavin yang masih belum berhenti bertengkar. Mereka seakan tuli dengan suara apapun.
"CAVIN, DARGA!" teriak guru BP Majestic School itu kepada kedua orang yang masih tidak menghiraukan suara apapun.
Dengan berkacak pinggang, guru itu menarik telinga kedua anak laki-laki yang sedang bertengkar itu. Akhirnya karena jeweran itu, mereka berhenti bertengkar walaupun masih menatap secara sinis satu sama lain.
"Kalian ya, bukannya sekolah malah berantem. Merasa hebat apa? Kalau ada masalah itu dibicarakan dengan baik-baik bukannya dengan kekuatan. Cowok hobi berantem itu, cupu! Bukannya keren!" ucap pak gilang---guru BP Majestic School---panjang lebar.
Mereka terdiam. Akhirnya guru itu menyuruh semua orang yang ada di rooftop untuk keruang BP Majestic School. Mereka hanya mengikuti saja. Terlihat di koridor sedang sepi berarti sekarang sudah mulai proses belajar mengajarnya.
***
"Kamu ya, Daddy kira ga bakal berantem lagi. Eh ternyata. Gara-gara apa hah kamu berantem? Malu-maluin papa aja. Disekolahan orang lagi" emosi Harry yang datang ke Majestic School setelah mendapat berita Cavin berantem disana.
Bayangkan saja, mau ditaruh dimana coba wajah Harry setelah tahu berita itu. Anaknya ini benar-benar nakal. Padahal, dulu waktu dia masih remaja dia jarang sekali berantem. Ya, memang terkadang iya tetapi tidak sering seperti Cavin.
Cavin yang mendengar ocehan ayahnya itu hanya diam. Dia masih kesal dengan Darga tadi. Pasti nanti waktu dia pulang, dia akan mendengar ocehan Vivi yang lebih panjang dari Harry. Itu sudah pasti, tidak ada lagi tawar-menawar.
Walaupun begitu, Cavin tahu pasti kedua orangtuannya itu sayang sama dia. Ah, Cavin lupa. Cavin lupa pada Fera. Apa Fera tahu tentang kabar ini? Apa Fera mengkhawatirkannya? Apa Fera tetap fokus belajar setelah mendengarkan berita ini?
***
Huehehe bener kan Cavin itu Badboy kalem ahaha. Badboy tapi sangant sayang sama orangtuanya 😂😂. Sasa lagi ulangan nih :(((
Minta Vommentnya dung eheheheh ^^
Instagram:
[at]cia_aicia
[at]axe.machaa-Cia
14 Maret 2018
![](https://img.wattpad.com/cover/139700980-288-k622471.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Knows?
Teen Fiction{Judul Lama: My (BAD) Boyfriend} Kehidupan remaja Alfera sama seperti gadis seusianya. Iya, ga jauh-jauh dari kata 'cinta'. Fera jatuh cinta dengan sahabatnya sendiri. Tetapi bukan itu saja yang menghiasi kehidupan remajanya. Ia diteror musuh sahaba...