TUJUH-Gagal

93 9 0
                                    

Akhirnya Cavin memilih mengikuti apa yang dikatakan oleh Fera. Sebenarnya ia tidak ingin egois. Jadi, dia berjanji akan mengajak Fera lagi untuk nonton film kesukaan Fera yang sedang tayang di bioskop.

"Mau mampir, Cav?" tanya Fera pada Cavin. Cavin menjawabnya hanya menggelengkan kepalanya.

Cavin kembali melajukan mobilnya menuju ke arah rumahnya tanpa berpamitan pada Fera. Sepertinya mengajak Cavin pulang adalah pilihan yang tepat dan tidak. Mengapa? Karena pilihan tepatnya setelah melihat Cavin yang sepertinya masih emosi. Fera menghela nafas gusar. Dia takut ketika Cavin nanti pulang, Cavin akan marah dirumahnya seperti cerita-cerita yang Fera baca di wattpad.

Menurut kalian apakah perbuatan Cavin itu lebay? Hanya karena Dinda mengejek Fera 'cabe busuk' Cavin langsung semarah itu? Mungkin begitu tapi, Cavin itu orangnya emosian. Apalagi kalau ada orang yang mengejek keluarga atau orang-oramg yang sangat dekat dengannya, Cavin akan berubah menjadi cewek yang lagi PMS.

Fera mulai memasuki rumahnya dengan lambat. Ia masih mengkhawatirkan Cavin si anak emosian itu. Saat Fera membuka pintu, ia melihat ada Oslyn dan Alfero duduk di ruang keluarga.

"Fera udah pulang? Kok tumben cepet banget pulanganya, berantem sama Cavin? Biasanya kan bisa sampe sore" Oslyn menyambut Fera dengan kata-kata panjangnya.

Fera duduk di salah satu kursi ruang keluarga itu juga untuk bergabung dengan ibu dan ayahnya. Ia menarik nafas sebanyak mungkin, lalu menghembuskannya secara pelan-pelan. Ia bingung harus menjawab apa. Sepertinya kali ini agar masalahnya cepat selesai, ia harus berbohong.

"Ah enggak, Fera ngantuk jadi minta sama Cavin buat pulang aja. Capek Fera" alibinya.

Oslyn hanya meng-iyakan ucapa Fera. Ia tahu sepertinya gadis itu berbohong. Tapi, ia juga melihat kelelahan di mata Fera. Jadi dia hanya percaya saja agar Fera cepat istirahat untuk menenangkan fikirannya.

"Yaudah, kamu istirahat aja. Capek kan?" ucap Oslyn. Fera mengangguk lalu ia pamit dan pergi ke atas kamarnya.

***

Cavin menghela nafasnya gusar. Kesal? Tentu! Rasanya kalau Dinda itu bukan cewek, ia akan menghabiskan Dinda saat itu juga. Masa bodo dengan malu ataupun diusir, yang penting ia ingin memberikan Dinda pelajaran. Dia tahu bahwa Dinda akan membuat kerusuhan saat Dinda tadi memanggilnya.

"AKH!" teriak Cavin sambil meninju tembok kamarnya.

Ia frustasi. Sepertinya ia mengecewakan Fera karena membatalkan janji untuk jalan dengannya. Mungkin juga ia membuat Fera ketakutan saat di mall tadi. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Apa nanti Fera akan membencinya? Atau Fera akan menjauhinya? Ah, itu tidak boleh terjadi! Besok, ia akan meminta maaf pada Fera. Ia hari ini tidak akan mengganggu Fera. Karena ia tahu Fera pasti kembali istirahat.

"Cavin! Papa Harry manggil tuh!" teriak Vivi dari bawah.

Vivi Sally Mercher adalah ibunya Cavin. Ia orangnya sangat cantik sama seperti Oslyn. Ia dan Oslyn sangat dekat karena mereka sama-sama berteman saat masih muda serta saat jadi model. Menurut Harry, Vivi itu istri idaman serta ibu idaman. Ia sangat sulit saat mendapatkan Vivi. Waktu itu, Vivi sedang berpacaran dengan seorang pemgusaha muda juga. Jadi disaat ia mendengar Vivi putus dengan pengusaha itu, dia sangat senang. Sejak saat itu Harry berusaha mengejar Vivi walaupun Vivi selalu menolak Harry. Sehingga, hati Vivi goyah dan jatuh cinta juga pada Harry.

"Yes, mom bentar" teriak Cavin membalas ucapan ibunya. Ia segera mengganti pakaian lalu turun ke bawah.

Cavin melihat Harry sudah duduk di meja makan bersama Vivi yang tersenyum melihat putra tunggalnya turun dari tangga. Senakal-nakalnya Cavin, ia selalu menuruti apa yang diucapkan oleh Vivi serta Harry.

"Why dad?" tanya Cavin ketika sampai di meja makan dan ikyt duduk berasama kedua orangtuanya.

"Kenapa kamu marah-marah di mall?" tanya Harry to the point. Harry memang tidak suka berbasa-basi.

"Oh c'mon dad, jangan bahas masalah itu. Cavin malas, nanti aja ya?" mohon Cavin karena benar ia malas membalas itu.

"Udah-udah, kamu makan dulu aja baru jelasin ya" bukan Harry yang berbicara lagi tetapi Vivi. Vivi segera menuangkan nasi ke piring Harry, Cavin, lalu terakhir dirinya.

***

Coba deh bayangi Harry ngejer-ngejer Vivi waktu muda 😂😂. Kok aku pengen ngakak ya waktu nulisnya? Ahaha

Alfera Allison (?)Dia tuh cantik bangett menurut aku sih cocok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alfera Allison (?)
Dia tuh cantik bangett menurut aku sih cocok

Jangan lupa tinggalkan vommentnya!!

Instagram:
[at]cia_aicia
[at]axe.machaa

-cia

13 Maret 2018

Who Knows?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang