Hari ini Cavin dan Fera kembali keseharian mereka. Ya betul, sekolah. Hal yang selalu dianggap neraka bagi sebagian murid. Tetapi ada yang semangat untuk pergi kesekolah. Entah apa alasannya, tetapi semua orang memiliki pandangan yang berbeda bukan?
"Cavin, buka musik ya" Fera meminta izin menghidupkan musik di mobilnya. Sedangkan Cavin hanya menganggukan kepalanya.
Fera menyambungkan sambungan dari handphonenya ke bluetooth yang ada dimobil Cavin. Fera mulai membuka beberapa lagu untuk menambah semangatnya dipagi hari ini. Fera bernyanyi sedangkan Cavin hanya bersenandung sedikit.
"Udah sampe, Fer" ucap Cavin.
"Ah iya" Fera keluar terlebih dahulu lalu Cavin menyusulnya.
Dua sejoli itu berjalan menuju ruang
kelas X MIPA 4. Cavin seperti biasa memilih untuk mengantarkan Fera dahulu ke ruang kelas Fera."Fer" panggil Ridho si ketua kelas Fera.
"Kenapa, dho?" tanya Fera.
"Nih, ada titipan untuk lo" Ridho menyodorkan sebuket bunga yang berisi mawar merah.
Cavin yang dari tadi hanya diam saja, sekarang malah bingung. Ditambah lagi sepertinya Fera tidak tidak tahu siapa yang mengirimnya bunga.
Fera mengerutkan dahinya tanda ia bingung. Darimana buket bunga ini? Kenapa sepagi ini sudah ada yang mengirimnya bunga?
"Dari siapa, dho?" setelah beberapa lama Fera berdiam diri tanpa menerima buket itu akhirnya
bersuara juga."Gue kurang tahu Fer, tadi pak Ucok nitipin ini ke gue. Dia bilang dari seseorang yang ga mau disebutin namanya" Ridho menjelaskan secara rinci kejadian tadi.
"Sini gue lihat" ucap Cavin mengambil buket bunga itu dari Ridho.
Ia mencari sesuatu dari buket itu. Mencari apakah ada surat atau tidak. Kalau ada surat, pasti ada nama pengirim.
Ahirnya Cavin melihat secarik kertas yang terselip diantara mawar-mawar itu. Cavin mengambil itu dan membukanya. Tetapi setelah dibuka, hanya ada nama inisial orang itu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Knows?
Jugendliteratur{Judul Lama: My (BAD) Boyfriend} Kehidupan remaja Alfera sama seperti gadis seusianya. Iya, ga jauh-jauh dari kata 'cinta'. Fera jatuh cinta dengan sahabatnya sendiri. Tetapi bukan itu saja yang menghiasi kehidupan remajanya. Ia diteror musuh sahaba...