{Judul Lama: My (BAD) Boyfriend}
Kehidupan remaja Alfera sama seperti gadis seusianya. Iya, ga jauh-jauh dari kata 'cinta'. Fera jatuh cinta dengan sahabatnya sendiri. Tetapi bukan itu saja yang menghiasi kehidupan remajanya. Ia diteror musuh sahaba...
Bi Siti-----pembantu di rumah Fera dari Fera belum lahir sampai sekarang-----berjalan menuju dapur.
"Iya, kenapa mahmud?" ucap bi Siti setelah sampai di dapur. Ya, bi Siti memiliki panggilan khusus untuk Oslyn yaitu mahmud.
"Mas Fero sudah bangun bi? Cavin sama Fera juga sudah bangun?" tanya Oslyn sambil mengaduk sop yang ia masak sekarang.
"Tuan Fero tadi sudah bangun, kalau Cavin sama Fera..." bi Siti menggantungkan ucapannya lalu, "kayanya belum deh" lanjutnya.
"Tolong bilang sama mas Fero ya bi, bilang kabarin Vivi sama kak Harry buat berangkat kesini sekarang" Bi siti mengangguk lalu melangkah menuju ruang kerja Alfero. Tetapi sebelum itu, Oslyn berpesan lagi.
"Oh iya bi, sekalian bangunin Cavin sama Fera ya bi" bi Siti menunjukkan jempolnya tanda 'oke' pada Oslyn lalu melangkah menuju lantai dua.
Ruang kerja Alfero diujung sebelah kamar Zane yang sekarang ditempati oleh Cavin. Setelah sampai, bi Siti mengetuk pintu terlebih dahulu lalu setelah mendengar ucapan Fero yang nembolehkannya masuk, bi Siti membuka pintu dan masuk.
"Tuan, kata mahmud tolong kabarin non Vivi sama tuan Harry suruh kesini sekarang" ucap bi Siti menyampaikan pesan Oslyn tadi.
"Baik, bi terima kasih" balas Alfero.
Bi Siti keluar dari ruang kerja Alfero lalu menuju kamar Fera terlebih dahulu. Ia mengetuk untuk memastikan apakah Fera sudah bangun atau belum dan ternyata Fera belum bangun karena gadis itu tidak membalas ketukan bi Siti.
"Non Fera, bangung ayo! Itu dipanggil mahmud" ucap bibi membangukan Fera dengan menggoyangkan tubuh Fera.
Fera menggeliat sebentar karena merasa tidak nyaman lalu membuka matanya saat bi Siti membuka tirai sehingga cahaya mengenai mata Fera.
"Eh, bibi. Cavin udah bangun bi?" tanya Fera yang baru sadar ada bi Siti disitu.
"Belum non, non aja banguninnya. Bibi beresin kamar non ya" ucap bi Siti lalu dibalas anggukan oleh Fera.
Fera berdiri dari tidurnya, ia menuju ke kamar mandi. Ia mencuci wajahnya serta sikat gigi. Setelah semua selesai, Fera keluar dari kamar mandi dan juga keluar dari kamarnya menuju kamar Zane.
Sebenarnya Fera masih lesu dan ngantuk. Tetapi kalau ia tidak bangun segera, Vivi akan menjewernya memaksa Fera untuk bangun. Begitulah cara Vivi memaksa Fera bangun.
Fera sampai didepan kamar Zane. Ia masuk ke kamar itu lalu menghampiri tangga menuju kasur yang ada diatas.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bukannya membangunkan Cavin, Fera menaiki tangga itu. Setelah diatas, Fera segera membaringkan badannya di kasur atas. Kasur atas memang jarang dipakai, tetapi setiap hari selalu dibersihkan oleh bi Siti sehingga Fera tidak takut kotor.
Ia menutup matanya kembali karena masih merasa ngantuk. Tidak tahu berapa lama ia tidur tiba-tiba saja ada--.
"Ya Allah, Cavin! Fera! Bangun!!!" teriak Oslyn yang dari tadi menunggu Fera dan Cavin datang tetapi tidak datang-datang.
Cavin terkejut. Ia segera berubah posisi dari tiduran sekarang duduk dengan mata terbuka. Sedangkan Fera? Ia masih setia memejamkan matanya rapat tanpa terganggu dengan teriakan Oslyn tadi.
"Cavin sana ke kamar mandi. Mama sama papa kamu udah dateng. Nanti langsung ke bawah ya!" pesan Oslyn sedangkan Cavin mengangguk sambil berjalan menuju kamar mandi di luar kamar.
Oslyn dan Fera masih di kamar Zane. Ia berkacak pinggang. Sepertinya Fera harus dikasih pelajaran dahulu. Ia naik menuju kasur atas, lalu dengan merangkak pelan, ia menghampiri Fera.
1
2
3
"Feraaaa bangun!!" teriak Oslyn sambil menjewer telinga kiri Fera. Fera yang merasa ada yang aneh segera bangun. Ekspresi yang sama seperti Cavin tadi.
Fera terkejut dengan kehadiran Oslyn lalu dia melihat arah tangan Oslyn. Gotcha! Ia menemukan jari lentik Oslyn sedang menjewer telinga kesayangannya. Baru saja diucapkan, malah sekarang terjadi.
"Mama, sakittt" lirih Fera. Oslyn tersenyum. Perlahan-lahan jari lentiknya melepaskan jeweran itu. Setelah terlepas, Fera segera menggesekan tangannya pada telinga malang yang berubah warna menjadi merah.
"Kamu ya, disuruh bangunin Cavin malah tidur lagi. Bangun! Sana ke bawah susul Cavin! Kamu turun duluan baru mama" perintah Oslyn.
Fera segera melaksanakan apa yang disuruh oleh Oslyn. Karena ia masih sayang dengan telinganya. Ia turun menuju lantai satu. Disana sudah banyak berkumpul. Ada Vivi, Harry, Alfero, pak Ahmad, pak Raden, bi Siti, Cavin, dan terakhir Zane.
***
Mahmud atuh bahasanya 😂 Oslyn mahmud tapi ganass ahahaha
TERIMA KASIH TELAH MEMBACA CERITA INI! DIMOHON VOMMENTNYA DARI KALIAN YANG BERHATI MULIA ^^