#8 Rencana

5.4K 570 20
                                    

Vote Comment jgn lupa~

Like A Prince

Author POV

Setelah Taehyung mendengar semua percakapan, Jisoo dan Taeyong, dia pergi dari taman belakang. Dan seolah olah ia tidak mendengar apapun. Dilihatnya Jisoo masuk kelas, Jennie memanggil Jisoo.

"Jis!" Panggil Jennie yang langsung duduk disebelah Jisoo.

"Hm? Kenapa?" Jawab Jisoo yang masih fokus dengan Novel kesayangannya itu.

"Kamu marah sama aku? Jis, jangan gitu dong" Melas Jennie.

"Marah? Buat apa?" Tanya Jisoo.

"Yaa, marah karna aku nggak sengaja tinggalin kamu, ke toilet"

"Sampe kamu disiran air, sama Irene" Lanjut Jennie menjelaskan.

"Oh, Nggak aku nggak marah" Kata Jisoo, tanpa menoleh Jennie.

"Oke aku salah, tapi jangan diem diem an gini dong"

"Aku nggak bisa Jis, aku minta maaf oke?" Kata Jennie.

"Yaampun Jennie, aku sama sekali nggak marah"

"Mana mungkin, aku bisa marah sama kamu, You only ma bestfriend"Kata Jisoo yang langsung memeluk Jennie.

"Aku kira kamu marah, aku janji aku nggak bakalan ninggalin kamu lagi" Jawab Jennie yang juga memeluk Jisoo.

"Jadi gue nggak dianggap bestfriend gitu?" Tanya Taeyong tiba tiba datang, yang sudah duduk di depan Jisoo.

"Taeyong, lo apa apaan sih, alay deh"

"Ini kan urusan cewek, ikut ikut aja lo" Sambung Jennie yang sudah melepas pelukan Jisoo.

"Yaelah, gue kan juga bestfriend nya Jisoo, kok lo yang sewot?" Tanya Taeyong yang membuat Jennie sebal.

"Udah udah, kalian apaan sih, kayak anak kecil tau" Jawab Jisoo yang membuat Mereka tertawa.

"Oh ya, Jis inget yaa, nanti malem" 

"Aku tunggu" Jawab Taeyong mengacak acak rambut hitam Jisoo, dan pergi keluar kelas.

"Nanti malem? Emang ada apaan Jis?"

"Ehm, itu Taeyong ngajakin ketemuan" Kata Jisoo.

"Ohh, aku kira apaan, yaudah aku ke kelas dulu ya" Jawab Jennie pergi meninggalkan kelas Jisoo, karna mereka berbeda kelas.

Like A Prince

Taehyung POV

"Aku masih tidak mengerti, kenapa aku ini? Aku harus tetap membencinya, aku hanya ingin membalas dendam" Gumam ku dalam hati.

"Sebentar lagi, aku akan menyelesaikan permainan itu"

"Cepat atau lambat, kau akan merasakan apa yang kakakku rasakan, Jisoo" Kataku yang sudah berada di dalam kelas.

"Hai Jis, apa kau sudah bicara dengan Taeyong?" Kata ku yang duduk disampingnya.

"Sudah"

"Kau membuatku menunggu, bicara apa saja dia?" Tanyaku yang membuat dia khawatir.

"Kau kenapa Jisoo? Kau sakit?" Cemasku.

"T-tidak Taehyung, aku tidak apa apa"

"Baiklah, apa ada yang menyakitimu? Irene lagi? atau mungkin Taeyong?" Kataku meyakinkan.

"Tidak, Taeyong tidak pernah menyakitiku" Jawab Jisoo membela.

"Oh ya? Atau mungkin kau menyembunyikan sesuatu dariku?" Kata ku yang membuat dia berdiri ingin meninggalkan kelas. Tapi aku mencegatnya saat di koridor sekolah.

"Cukup Taehyung! Aku ingin ke toilet, bisakah kau biarkan aku pergi?" Tanya dia ketakutan.

"Tunggu, tidak biasanya kau seperti ini Jis" Jawabku cepat.

"Taehyung, aku tidak ingin bicara denganmu saat ini" 

"Tapi kenapa? Bukankah, pasangan kekasih harus saling mengenal lebih dekat" Kataku menjelaskan.

"Tapi kita bukan kekasih" Jawabnya yang membuat amarahku memuncak, tapi aku masih sabar.

"Kenapa? Aku adalah pacarmu, dan kau sebaliknya" Jawabku.

"Taehyung, aku ingin berhenti dari sandiwara ini, kau tau? aku lelah dengan semuanya"

"Tidak, itu tidak mungkin"

"Tapi kenapa? lagi pula, aku tidak mencintaimu"

"Dan kau tidak mencintaiku Taehyung!" Bentaknya yang membuat aku marah.

"Berani beraninya dia membentakku? Aku tidak akan memaafkanmu Jisoo, apalagi mencintaimu" Gumamku dalam hati.

"Kau salah, aku sudah mencintaimu Jisoo, saat kita masih kecil" Kataku bohong.

"Mungkin kau, belum mencintaiku, tapi perlahan kau pasti merasakan apa yang kurasakan Jisoo" lanjut ku yang membuat dia kaget.

"Taehyung, aku bilang cukup"

"Hentikan, permainan yang kau buat ini"

"Aku tidak ingin, jatuh lebih dalam" Jawabnya yang membuat aku sedikit tersenyum.

"Apa dia sudah masuk dalam permainanku? Itu bagus, akan mudah untuk membalaskan dendamku" Gumamku dalam hati.

"Tapi kenapa Jis? Bisakah kita seperti ini, lebih lama? Aku tidak ingin tunangan dengan Irene"

"Hanya kau lah, yang bisa membantuku" Lanjutku, yang membuat dia dilema.

"Taehyung, maaf tapi aku tidak bisa"

"Mungkin selama ini, aku hanya diam, dan mengikuti mu"

"Aku diam karna aku membantumu saat itu, tapi tidak untuk seterusnya Taehyung"

"Aku hanya bisa membantumu, sampai disini"

"Cukup sampai disini Taehyung" Katanya yang menguji kesabaranku. Dan Jisoo pergi meninggalkan ku sendiri di koridor sekolah.

"Jisoo, kau boleh menolakku sekarang, tapi tidak untuk nanti Jisoo, aku sangat mencintaimu, lihat apa yang akan aku buat"

"Ku pastikan, kau tidak akan menolaknya setelah itu" kata ku yang sudah membuat dia pergi jauh.

"Lihat, dan dengarkan,aku akan melakukan tahap berikutnya"

"Ini, baru awalan Jisoo" Lanjutku yang langsung pergi.

Tbc.

Sejauh ini menurut kalian gimana?

Ngebosenin ya? Pasti iya deh.

Like A Prince

Makasih, untuk yang udah Vote comment.

Tolong dong, kalo baca setidaknya vote juga, supaya aku nambah semangat nulis ceritanya.

Aku bukan ngemis vote, tapi setidaknya tolong hargai aku menulis ceritanya ini.

Karna menulis juga, butuh dukungan, dan inspirasi.

#Vsoo

See~

-Shivrann.



Like A Prince | kth kjsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang