Episode 5

9.2K 593 46
                                    

Mustofa dan kelima pemain bersiap-siap di lapangan. Ratusan mata tertuju pada lapangan futsal yang berada tepat di tengah-tengah gedung fakultas Pertanian. Sayu-sayu terdengar dukungan untuk Agribisnis. Namun dukungan itu kalah jumlah dengan dukungan untuk Mustofa. Setiap tahun selalu ada event seperti ini. Biasanya bukan hanya sekali, tetapi saat dies natalis fakultas selalu menjadi yang terbesar dan termeriah. Hampir semua jurusan ikut serta dalam lomba ini. tahun ini hampir sama dengan tahun sebelumnya, setiap jurusan hanya mewakilkan satu tim walau ada beberapa yang mewakilkan dua tim. Kebetulan tahun ini angkatan Mustofa yang mewakili Agribisnis lagi. Maklum, laki-laki di angkatan ini memang paling kompak di antara angkatan yang lain.

"Gilaa, rame bener, lagi ada diskon besar-besaran ya ?" celetuk Udin.

"Nggak Din, mereka heran aja. Ada kebo mau main futsal," jawab Uji sekenanya.

"Mana kebonya Ji ?" Udin polos.

"Nah, masa kebo nyariin kebo," Bopila menepuk bahu Udin dari belakang.

"Gapapa lah kebo ini main futsal. Kita lihat seberapa hebatnya kebo ini," Udin serius.

"Jangan baper Din. Elu mah kayak ibu-ibu yang gagal dapet barang diskonan. Langsung nangis gulung-gulung," kata Uji.

"Elu jadi cadangan dulu ya Din. Nanti kalau kalah banyak elu main deh," tambah Mustofa.

"Siap Mus. Gue semangat banget hari ini," Udin dengan tatapan serius yang malah terlihat menyeramkan.

Kedua tim sudah memasuki lapangan. Perwakilan Agribisnis di sudut merah menantang Agroteknologi di sudut biru sebagai juara bertahan tahun lalu. (Komentator yang selalu setia menemani lomba tiap tahunnya. Biasanya sih komentarnya ngeselin banget. Apalagi yang satunya.)

"Woooy ini futsal...FUTSAAAL bukan TINJUUU !" Udin berteriak dari bangku cadangan.

Oh itu tukang urut tim Agribisnis teriak-teriak ngapain. Medis tolongin, tuh orang kayaknya lagi ayan. Cepet tolongin sebelum dipanggil olehNya.

"Sueee lu, awas aja kalau udah selesai pertandingan," Udin kembali berteriak.

Saya sepertinya diancam bung. Panitia tolong laporkan ke KPK

"Capek gue ngomong sama lu Tor," Udin dengan muka keselnya.

Seisi penonton pun tertawa geli mendengar percakapan dua makhluk aneh ini.

Pertandingan berat harus dilalui Agribisnis yang harus melawan sang juara bertahan. Bola pertama sudah bergulir. Tim Agroteknologi dengan lihai memainkan bola dari kaki ke kaki. Tim Agribisnis pun kocar-kacir mengejar bola yang hampir 90% dikuasai tim lawan.

Masih bersama saya bang Teka, dan komentator kita bang Teki. Kami adalah teka-teki. Calon kandidat komentator terbaik sepanjang masa yang berpeluang besar meraih baloon D'or dari FIFA abad ini. Oh iya bung Teki, bagaimana menurut anda pertandingan kali ini ?

Oh iya bung Teka, menurut saya sangat tidak seimbang ya. Bisa dilihat dari sang juara bertahan begitu nyaman memainkan bola. Ini kayak kita main bola dengan anak kecil. bola sepenuhnya bisa kita kuasai. Tinggal menunggu saja terjadinya gol.

Bola digiring mendekati gawang tim Agribisnis. Dengan tendangan keras bola itu melesat masuk ke gawang yang dijaga Uji. Bisa ditebak, pertandingan babak pertama berlangsung sangat tidak seimbang. Hanya sesekali tim Agribisnis mendapatkan bola. Hasil babak pertama pun 3-0.

"Gilaaa, permainan mereka susah banget ditebak, kayak ibu-ibu yang lagi naik motor lalu sen ke kiri. Hanya dia dan Tuhan yang tahu dia beneran belok kiri atau malah sebaliknya," kata Uji terengah-engah.

Catatan Kuliah Si UdinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang