Episode 12

6.7K 474 52
                                    

Di sebuah villa yang cukup besar....

"Wiiih villa nya keren. Bisa nyenyak tidur nih di sini," celetuk Uji dan yang lainnya pun mengiyakannya.

"Iye nih, di belakang juga ada kolam renangnya," kata Mahmud yang berlarian dari belakang villa.

"Tapi sayang, pisah sih sama yang cewek," kata Bopila yang sedikit tidak setuju dengan keputusan Udin memisahkan villa mereka.

"Ya kita menghargai mereka lah Bop. Masa iya gue ngijinin kita kumpul kebo," kata Udin.

"Tumben Din pikiran lu bener ?" balas Bopila.

"Dia mah kalau masalah cewek pasti bener pikirannya," sahut Mustofa sesegera sebelum Udin menjawab nyeleneh dan mengawali berdebatan panjang tak berujung yang melelahkan.

"Udah ah, ayok mandi langsung kumpul di teras. Kan malam ini kita mau bakar-bakaran," kata Udin.

"Ih jijik. Gue mah ogah mandi bareng sama memedi kayak elu," jawab Uji spontan (red: memedi adalah kosakata bahasa jawa yang artinya hantu)

"Eh siapa juga yang mau mandi bareng sama monyet yang kena cinta monyet kayak elu."

"Bisa kena kutukan tujuh turunan gue mandi sama elu Din."

"Gue juga, bisa-bisa gue kena penyakit kulit gara-gara mandi sama elu."

"STOOOOP !" kata Mustofa.

"Perdebatan ini diakhiri dengan suit gunting batu kertas. Tiga kali kemenangan. Yang kalah harus ngasih sesuatu ke yang menang. Pertandingan dimulaaiiii," lanjut Mustofa seperti seorang wasit tinju.

Mereka berdua pun langsung memulai suit seperti saat di lapangan futsal beberapa waktu yang lalu. Hasilnya pun sama, mereka terus mengeluarkan suit yang sama. Skor 0-0 pun bertahan selama 15 menit. Bahkan Mahmud sampai selesai mandi mereka masih bertahan dengan suit tidak berfaedah itu.

Sementara itu di villa yang ditempati cewek-cewek...

"Waaaaah, villanya gedhe yaaa. Enak banget nih buat banyak orang. Mungkin sekelas cukup nih," celetuk Nayla.

"Iya Nay, gue setuju banget. Kalau dipikir-pikir berapa ya sewa dua villa kayak gini ?" jawab Arum.

"Pasti banyak lah Rum," jawab Nayla.

"Kalian belum tahu sih sejarahnya villa ini dengan keluarga Udin," celetuk Haura.

"Emang ada apa Ra ?" tanya Aisyah yang biasanya hanya diam, kali ini dia tertarik.

"Duh duh, tanggap banget responnya," goda Arum.

"Apaan sih Rum ? Kan nanya doang," Aisyah agak tersipu.

"Udah-udah, ayok langsung bersih-bersih aja yok. Nanti kan ke halaman depan villa yang cowok. Kamar mandinya ada banyak jadi tinggal milih," Sinta memotong pembicaraan keduanya.

"Okelah ayok," jawab Nayla dan Arum bersamaan.

Mereka pun segera mandi. Maklum mandinya cewek itu paling sebentar 1 jam. Belum ditambah dandan dan segala aktivitas mempercantik diri yang mereka eluh-eluhkan yang memakan waktu kurang lebih 1 jam juga.

Di halaman depan villa cowok...

Kelima sekawan itu sibuk mempersiapkan semua peralatan. Pertarungan sengit Udin dan Uji diakhiri dengan kemenangan Udin. Uji pun memberikan sebungkus mie instan yang sebenarnya stok terakhirnya di akhir bulan ini. Pak Ridwan pun ikut membantu mereka. Sebenarnya ini kejutan kecil yang disiapkan. Mereka sadar betul kalau kalau nunggu cewek mandi plus dandan itu kayak nunggu cewek milih baju saat belanja. Satu jam kemudian, semua perlengkapan sudah siap. Udin pun tersenyum lebar. Begitu juga dengan Mustofa dan lainnya yang terlihat puas dengan apa yang mereka persiapkan. Ya hasil tidak akan mengkhianati proses.

Catatan Kuliah Si UdinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang