Episode 23

5.4K 404 78
                                    

Drrrrrtt....Drrrrtt...

Tepat jam 3 pagi suara getar alarm ponsel berbunyi. Hampir bersamaan dari ponsel ke lima orang dalam kontrakan itu. Suara alarm seperti membentuk harmoni luar biasa melalui lagu yang berbeda-beda. Mahmud dengan nada lagunya Blackpink. Bopila dan Uji dengan lagu opening anime Naruto. Mustofa masih konsisten dengan lagu Noah karena dia sahabat Noah banget. Lalu nada yang paling keras dari Udin dengan lagu dangdut koplo. Jadi, ketika keempat lagu itu berbunyi bersamaan seperti mendengarkan lagu Blankpink, soundtrack Naruto, dan lagu Noah yang dikemas dengan iringan dangdut koplo. Kreatif kan ?

Mustofa adalah orang yang pertama bangun. Dia lalu membangunkan Mahmud. Lalu, Mahmud membangunkan Uji dan Bopila. Keempat orang itu berusaha membangunkan Udin. Alarm dangdut koplo dengan volume maksimal ditambah teriakan dari empat orang itu belum sanggup membangunkan Udin.

"Udah biarin aja. Kalau belum saatnya bangun dia tidak bisa bangun," kata Uji dengan raut wajah menyerah.

Lainnya hanya mengangguk mengiyakan. Mereka segera mengemasi barang yang akan dibawa saat berangkat KKN. Masing-masing membawa satu koper dan satu ransel yang siap dibawa. Mereka lalu sholat subuh bersama dan bersih-bersih diri.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Sayup-sayup suara mahasiswa saling bercengkrama di depat gedung rektorat. Suasana pagi yang indah. Mengingatkan Mustofa saat pertama kali masuk kampus ini. Saat Ospek, wajah-wajah polos mewarnai satu lapangan rektorat saat itu. Jiwa-jiwa bersemangat dan raut wajah tegang tergambar jelas. Waktu berjalan begitu cepat. Hanya sekejap dia sekarang sudah akhir semester 6. Artinya, sudah tiga tahun dia kuliah. Banyak hal yang dilalui dan entah mengapa dia jadi takut semua ini akan berakhir ketika dia selesai kuliah. Hari ini, dia melihat wajah-wajah lepas penuh canda. Banyak kenangan yang sayang untuk disimpan sendiri. Ingin hati berbagi dan saling cerita dengan sahabatnya. Sayang juga beberapa langkah yang harus dilalui kedepannya hanya terlewat begitu saja. Dia berjanji dengan dirinya sendiri, akan membuat KKN ini begitu berarti untuknya dan sahabatnya. Tatapan Mustofa dan pikirannya melayang ke angkasa seperti harapannya yang sudah membumbung tinggi. Tak disadari Mustofa, Putri memperhatikannya sedari tadi. Putri seperti tahu apa yang dipikirkan Mustofa. Dia pun akan berusaha keras untuk mewujudkan harapan Mustofa itu.

Terlihat panitia sibuk mempersiapkan keperluan upacara pelepasan mahasiswa KKN. Semua perangkat pengeras suara terpasang. Salah satu panitia mencoba mengetes suara dari microphone di depan mimbar. Sontak, suara tersebut otomatis membuat semua mahasiswa di depan rektorat memfokuskan perhatian ke mimbar. Mahasiswa perwakilan untuk penyematan oleh Rektor bersiap di samping. Terlihat beberapa petinggi kampus dan semua dosen pembimbing lapangan sekaligus koordinator kabupaten sudah mulai berjajar rapi.

Upacara berlangsung khidmat. Semua peserta mendengarkan dengan baik apa yang disampaikan oleh Rektor. Pesan dan doa dari pak Rektor merasuk ke hati. Beberapa dari mahasiswa ada yang menitikkan air mata. Akhirnya, upacara tersebut diakhiri doa bersama sampai sebagian besar mahasiswa menangis karena begitu khidmat upacara di pagi itu. Setelah upacara selesai, satu per satu mahasiswa masuk ke dalam bus untuk mengantar ke tempat KKN masing-masing. Di antara kerumunan mahasiswa itu, Unin terlihat kebungungan. Seperti mencari sesuatu atau seseorang. Padahal sebentar lagi bus ke Wonogiri akan berangkat.

"Nin, kamu nyari apa ?" kata Putri yang penasaran melihat tingkah Unin.

"Sepertinya ada yang ketinggalan mbak. Yasudah, mbak Putri tolong bilangin ke pak Jhoni kalau aku mau ambil barang dan nanti dianter sama bapak ya mbak ?"

"Kamu yakin Nin ?" tanya Putri.

"Yakin mbak. Unin pulang ke rumah dulu yaa," jawab Unin tergesa-gesa.

Catatan Kuliah Si UdinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang