Episode 17

6.2K 440 70
                                    

Sehari setelah misi pencarian Udin...

Kelima sekawan itu berkumpul di shelter samping lapangan basket. Setelah satu semester terpisah, untuk pertama kalinya mereka berkumpul lengkap.

"Jhon, gimana kalau kita balik aja ke kontrakan lama ?" kata Mustofa mengawali pembicaraan.

"Iya nih, mending kita kumpul bareng lagi sama kayak dulu. Kos gue sekarang nggak karuan. Tiap malem mesti ada penghuni yang bawa cewek. Lu tau sendiri gue jomblo kekal. Sue banget mereka," Uji malah curhat.

"Kos baru gue juga. Tiap malem kerjaannya pada pokeran dan minum-minum. Gue takut tergoda jhon," tambah Bopila.

"Kalau kos gue tiap malem mesti PSan. Udah pasti ketebak gue akan ikutan lah," kata Mahmud yang mengakui dosanya.

"Yaudah kalau gitu fiks kita kembali ke kontrakan lama ya," kata Mustofa menyimpulkan keluhan dari yang lainnya.

Sore harinya mereka sudah membawa barang-barang dan kembali ke kontrakan tercinta. Sampai di depan pintu, mereka terkejut saat melihat kontrakan yang begitu bersih dan tertata rapi.

"Jhon, sepertinya udah ada yang nempatin nih kontrakannya," celetuk Udin.

"Iya nih. Bisa bersih kayak gini. Nggak seperti waktu kita di sini dulu," tambah Uji.

Beberapa saat kemudian ada seorang gadis yang masih memakai seragam SMA keluar dari kontrakan. Dia begitu terkejut melihat lima cowok dari dunia ghaib yang membawa tas koper besar.

"Eh, ada apa ya mas ?"

"Oh, di sini kontrakannya sudah ditempati ya mbak ? Mbaknya penghuni kontrakan ini ?" tanya Mustofa.

"Bukan mas. Saya anak dari pemilik kontrakan ini. kebetulan bapak baru ngurus pembangunan kos baru di depan kampus dan minta tolong saya buat bersih-bersih kontrakan ini. maklum sudah enam bulan nggak ada yang nempatin mas," jawab gadis SMA itu.

"Kebetulan kalau gitu. Kami mau ngontrak di sini lagi mbak. Nanti untuk pembayarannya biar kami yang hubungi beliau. Kami masih punya kontak beliau kok," Mustofa menambahkan.

"Oh ini mas-masnya yang huni kontrakan di sini enam bulan yang lalu ya ? Kalau gitu saya bilang ke bapak. Nanti malam mas-mas ini nggak ada acara kan ? Kalau bisa nanti bapak mau ketemu sama mas-mas ini di sini. Yaudah mas silakan langsung aja ditempati kamar-kamarnya. Sudah saya bersihin kok," kata gadis SMA itu dengan senyum tipisnya.

"Wah, terima kasih banyak mbak. Nanti malem kami di kontrakan terus kok mbak," kata Mustofa mengakhiri pembicaraan itu.

Anak pemilik kontrakan itu langsung pergi menggunakan motor maticnya.

"Wah, apa bapak pemilik kontrakannya mau jodohin gue ke anaknya tadi ya ? Gue rela deh walau dia masih SMA. Akan kutunggu lulusmu dek," kata Uji berbinar-binar.

"Wah nih orang mulai berimajinasi liar," sahut Udin.

"Udah biarin, mending kita langsung ke kamar masing-masing aja. Pegel tangan gue bawa barang segini," kata Bopila sambil menunjukkan barang bawaannya sekoper besar.

"Anaknya rajin banget ya. Gila bisa rapi gini kontrakannya," lanjut Bopila.

"Calon istri idaman. Bisa ngurus rumah," sahut Mustofa.

"Mus ?" kata Udin, Uji, Bopila, dan Mahmud.

"Apaan ? Kalian bisa kompak gitu manggil gue ?"

Catatan Kuliah Si UdinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang