Part 2: Masa Lalu

695 54 0
                                    

"Maksudnya pasangan duet." Potong Iqbal. Nassar memandang sinis tanda menyanggah kata-kata Iqbal.

"Ooh, kalau saya sih mau banget bisa duet sama Mister Nassar." Jawab Aulia antusias.

"Lho kok panggil Mister? Kalian semua kan satu agensi sama aku panggilnya kakak aja." Balas Nassar.

Aulia mengangguk. Fitri dan Rina saling pandang mencium situasi tidak biasa. Chakra dan Ifan memandang Nassar seperti saingan.

"Ikut bentar." Bisik Iqbal memaksa Nassar untuk bangkit dari duduknya.

"Bentar ya." Pinta Nassar dan mengikuti langkah Iqbal ke luar ruangan.

"Loe kebiasaan udah gue bilangin jangan godain anak baru!" Iqbal mengerutkan kening tanda sedikit marah.

"Kok, sewot. Yang ini beda bro!"

"Anak baru loe mainin ntar kalo tahu loe cuman main-main sama hatinya ntar patah hati dan ga mau debut jadi artis."

"Siapa yang bilang aku bakal patahin hati dia?"

"Gue, gue yang bilang! Udah berapa banyak wanita yang loe kecewain! Sadar dong, ssar!"

"Emang gue ngapain?"

"Dasar playboy! Loe boleh ga percaya lagi sama cinta tapi ya ga usah jadi mainin hati orang dong! Cuman karena masa lalu . . ." Iqbal menyadari kesalah bicaranya buru-buru dia menghentikan arah pembicaraan. "Sorry gue kelepasan. Gue udah janji ga akan ngungkit masalah itu lagi."

Nassar terdiam, ada sorot mata yang sendu di wajahnya.

Flash back ON . . .

"Loe yakin mau publikasiin hubungan lho sama Manda?"

"Aku cinta sama dia. Aku mau nikah langsung aja." Jawab Nassar yakin.

"Loe gila yaa.. Karir loe di industri belum ajeg. Duit loe juga belum banyak-banyak amat. Loe malah mau bikin skandal."

"Kok skandal? Gue mau nikah! Sunnah Rosul." Sanggah Nassar.

Iqbal menghembuskan nafas mencoba mengeluarkan beban berat di dadanya, "Ssar, pikirin lagi. Manda itu beberapa tahun lebih tua dia juga orang biasa. Pernikahan gakan bikin karir loe naik. Mending Loe ajeg dulu di industri. Kumpulin duit yang banyak. Loe lagi banyak tawaran recording masa loe tolak karena mau nikah."

"Aku tetep sama pendirianku." Kata Nassar sambil berlalu dari pandangan Iqbal.

Iqbal hanya geleng-geleng kepala mendengar perkataan Nassar.

"Dimana sayang? Oh, mau aku jemput?"

"Ga usah, ini udah mau pulang!"

"Yaudah aku samperin. Tunggu bentar yaa!"

"Lain kali aja kan kamu lagi sibuk."

"Ga kok, ini baru selesai meeting sama manager. Tungguin yaa."

Percakapan mereka terhenti. Nassar segera masuk ke dalam mobilnya. Mobil avanza hitam yang baru saja bisa ia beli.

"Mulai hari ini, punyaku juga jadi punyamu." Nassar menyerahkan atm dan kunci mobil pada Manda. "Pin atmnya udah aku ganti jadi tanggal lahir kamu."

"Lho? Terus nanti kalo mas butuh uang gimana?"

"Uang? Yaa aku ada satu atm lagi. Nominalnya ga terlalu banyak kalo dibanding yang ini tapi aku udah yakin buat ngasih yang ini sama kamu."

"Kalo mobil?"

"Aku bisa pake mobil agensi, mobilnya kamu pake aja biar enak kalo pergi-pergi."

Manda tersenyum bahagia, "Makasih ya, mas!"

"Semua untuk kamu sayang."

Setelah pertemuan terakhir itu, seminggu Manda tidak ada kabar. Sebulan tidak ada kabar. Nassar kocar kacir mencari keberadaan Manda. Namun, bagai petir di siang bolong. Sahabat Manda yang bernama Sinta akhirnya datang pada Nassar dan mengatakan semua kebenaran. Sinta berujar jika Manda telah pergi ke luar negeri dengan semua tabungan Nassar. Mobilpun telah ia jual. Menurut pengakuan Sinta, Manda memang sengaja mendekati Nassar karena Nassar terlihat polos dan mudah untuk ditipu. Manda sebenarnya sudah memiliki pacar yang tinggal di luar negeri.

Nassar geram mendengar semua itu, "Lantas kenapa kamu mengatakan semua itu?"

"Aku kasian sama kamu, aku juga terganggu tiap hari kamu nanyain Manda sama aku!"

"Kemana dia pergi? Aku ga akan percaya sama kamu."

"Maaf aku ga bisa bilang dia pergi kemana. Sampai disini aja ya... mulai sekarang jangan ganggu aku lagi buat tanyain keberadaan Manda."

Nassar terpuruk, setelah kejadian itu Nassar hampir kehilangan akal. Berita pernikahannya tersebar bahkan berita jika ia ditinggal pengantin perempuannya juga jadi buah bibir masyarakat. Nassar enggan melanjutkan karirnya di industri hiburan.

"Terus kamu maunya apa?" tanya Iqbal.

"aku jadi orang biasa aja!"

"Kerja apa? Duit bisa dicari lagi. Gue udah bilang fokus sama karir loe dulu."

Nassar menunduk, sadar akan kesalahannya.

"Loe liat ini dan dengerin musiknya. Ada musisi terkenal yang ngasih loe lagu. Ini masih demo tapi cobain didenger. Gue rasa lagunya cocok buat loe. Kabarin gue secepatnya."

Nassar terdiam setelah ditinggalkan Iqbal, ia melirik sebuah CD dan tulisan lirik disana. Ia mulai membaca liriknya dan menangis. 'Mulai sekarang aku ga akan lagi jatuh cinta! Biarkan cewek-cewek yang ngejar aku. Aku ga akan pernah peduli lagi!' niatnya dalam hati.

Flashback OFF

"Inget niat loe dari awal! Seperti loe yang ga mau dimainin cewek. Cewek juga akan sama terlukanya kalo loe mainin!"

DEG, kata-kata iqbal berhasil menusuk dadanya.

@ @ @

Coaching berjalan lancar. Kelima anak yang akan diorbitkan sharing rasa takutnya masuk industri hiburan. Nassar sebagai senior mendengarkannya dengan antusias. Mereka juga menceritakan kehidupan pribadi mereka masing-masing. Lagi-lagi Nassar terpesona saat mendengar penuturan kisah dari Aulia. Wajahnya tak bisa ia kendalikan, ia memandang lembut wanita di depannya itu.

"Kamu udah punya pacar?" tanya Nassar.

"Wooo..." Goda Fitri dan Rina mendengar pertanyaan Nassra pada Aulia.

"Memangnya kenapa, kak?"

"Ngga cuman tanya aja." Jawab Nassar santai. Iqbal menyikut punggung Nassar agar ia sadar.

"Harus jawab?" tanya Aulia lagi.

"Kamu ga mau jawab?" Nassar balik bertanya.

"Belum ada sih kak, aku mau fokus sama karir dan ingin membanggakan kedua orangtua."

Nassar tersenyum sumringah. Fitri ketawa geli melihat wajah Nassar. Sedangkan Aulia flat aja ga sadar

apapun.

@ @ @

"Cie yang disukain sama artis!" goda Fitri pada Aulia saat makan siang.

"Emang siapa yang disukain? Rina?" Aulia nanya polos.

"Polos banget sih kamu, aku juga jadi suka." Canda Fitri sambil meletakkan kepalanya di bahu Aulia.

"Dia sih bukan polos tapi ga nyadar." Rina datang sambil membawa piring makan siangnya.

"Ga sadar apaan sih?" Aulia semakin bingung.

"Pantes dua arjuna yang diributin di Sosmed karena ganteng walau belum debut juga ga dapet perhatian dia. Iya ngga, Fit?"

"Bener banget!"

"Apaan sih ga ngerti. Udah ah Aulia mau makan aja!" Aulia menyendokkan makan siangnya dan mengunyah dengan asik.

Fitri dan Rina hanya geleng-geleng kepala sama kepolosan sahabatnya itu.

Bersambung . . .

Beautiful LoveWhere stories live. Discover now