Part 5

633 44 0
                                    


Aulia fokus baca-baca artikel di depan laptopnya. Fitri dan Rina yang memang sekamar mendiamkan saja hal itu. Mereka tahu sejak tadi Aulia lagi cari-cari berita tentang Nassar.

Rani mendekat, "Sini deh kita ngobrol." Rina menuntun Aulia agar duduk di tempat tidur mereka bersama.

"Kak Nassar itu kabarnya jadi bahan settingan perusahaan lho, Aul! Denger-denger dari senior yang udah debut biasanya agensi sendiri yang meminta Nassar buat bikin hubungan 'boongan' buat bantu artis baru biar cepet terkenal."

"Terus sekarang Aulia gitu yang bakal jadi target Agensi?" tanya Aulia.

"Kamu akhirnya sadar juga perhatian Kak Nassar sama kamu beda." Tanggap Putri dan mulai ikut kedalam pembicaraan dan melepaskan HP yang dipegangnya.

"Mungkin aja sih! Kamu kan cantik suara bagus mungkin agensi pengen kamu cepet terkenal biar mereka juga bisa dapat keuntungan." Ujar Rina lagi.

"Kenapa harus Aulia?" tanya Aulia lagi.

Fitri dan Rina saling berpandangan sedikit iba. "Mana kita tahu, kita cuman bisa bilang kalo itu pilihan kamu. Mau ikut settingan biar cepat terkenal atau cara susah mulai dari bawah."

"Jangan BAPER aja, cuek aja kalo Kak Nassar mulai hubungin kamu. Aku percaya kamu ga akan ikut cara settingan biar terkenal." Kata Fitri sambil memegang bahu Aulia.

Aulia mengangguk.

"Terus Chakra ma Ifan gimana?" tanya Rina.

"Mereka kenapa memangnya." Aulia balik nanya.

Fitri dan Rina langsung ngeguling ke kasur karena sadar penyakit ga sensitif sahabatnya masih sama. "Bisa ya kamu sadar sama gelagat beda Kak Nassar tapi ga sadar sama hal lainnya." Fitri ngakak sambil membenarkan posisi bantal di kepalanya.

Aulia acuh dan ikut rebahan di kasur.

@ @ @

Tiga hari berlalu. Begitu sampai bandara Nassar langsung cuz jalan ke agensi dan meninggalkan Iqbal dengan segunung barang-barangnya.

"Gila loe ya!" Protes Iqbal sedangkan Nassar lari keluar bandara sambil cekikikan.

"Mas, ke Fly Entertainment Agency!" ujar Nassar pada supir taksi.

Nassar sempet berhenti di pertengahan jalan buat beli bunga. Selama ini dia selalu meminta kurir pengiriman dan kali ini ia bertekad menyerahkan sendiri bunga itu. Nassar juga sudah menyiapkan oleh-oleh dari tempat dia Off air.

Begitu sampai agensi, Nassar minta Pak Imran buat panggilin Aulia. "Pak, panggilin Aulia dong minta dia ke parkiran jalur R ya!"

"Ga masuk aja, mas? Cari sendiri?"

"Please ya pak?"

Pak Imran menurut, dia lalu masuk ke dalam gedung sedangkan Nassar langsung menuju parkiran. Sebelum pergi ke luar kota, Nassar menyimpan mobilnya di agensi, karena dari rumah menuju agensi dia bawa mobil sendiri dan begitu sampai di agensi, mobil perusahaan yang anterin dia ke bandara. Nassar masuk mobil dan merapihkan tampilannya. Beberapa menit kemudian Aulia datang dan celingak-celinguk mencari orang yang manggil dia. Nassar langsung nyalain klakson dan lampu mobilnya. Aulia sadar dan mulai mendekat.

Nassar segera keluar mobil. "Aulia!" Panggil Nassar sambil tersenyum lebar ada rona rindu di wajahnya.

Aulia kaget tak menyangka kalo yang nyariin adalah Nassar. Ia berusaha senyum dan mendekati Nassar. "Kakak udah pulang?" tanya Aulia begitu jarak mereka sudah dekat.

"Kok kamu kayaknya ga seneng? Lagi bete ya?"

Aulia menggeleng pelan.

Nassar masuk ke mobil lagi buat bawa buket bunga sama oleh-oleh yang dia beli khusus buat Aulia.

"Buat kamu."

Aulia menerima buket bunga itu, ekspresi Aulia sulit diterjemahkan.

"Kamu kenapa sih? Aku bela-belain lho dari bandara langsung ke sini ga pake istirahat." Nassar mencoba berseloroh untuk mencairkan suasana.

"Kak, kenapa harus Aulia?" tanya Aulia sambil memandang lurus pada Nassar.

"Maksudnya?"

"Aulia tahu apa maksud Kak Nassar."

Nassar gugup, dia sebenernya belum siap untuk mengungkapkan isi hatinya. "Aku ga mau beratin kamu kok, jangan dipikirin yaa."

"Ini suruhan agensi kan? Besok-besok bakal ada foto Aulia sama Kak Nassar. Jadi bahan gosip dan Aulia jadi terkenal dalam satu malam."

Nassar kaget mendengat penuturan Aulia. "Gimana maksudnya?"

"Kak Nassar sengaja kan perlakuin Aulia kayak gini? Bantuin anak baru buat terkenal? Aulia tahu kok! Udah banyak gosip dari senior dan udah banyak artikel tentang berita kencan kakak."

Nassar sadar Aulia salah menanggapi dirinya.

"Aulia mohon, kak! Aulia ga mau terkenal hanya karena settingan agensi. Aulia pengen dikenal karena kualitas Aulia. Suara Aulia bukan gosip yang akan mudah terlupakan."

"Aulia . . . kamu salah, dek." Nassar mulai menanggapi kata-kata Aulia.

"Bunga ini Aulia terima, tapi tolong jangan begini lagi ya, kak! Aulia harap kakak paham apa keinginan Aulia.

Aulia berjalan meninggalkan Nassar. Nassar bergerak cepat dan menahan tangan Aulia agar berhenti.

bersambung . . .

Jangan lupa vote n komennya biar semangat! kritik dan saran juga boleh . . maaf kalo flow ceritanya agak lambat karena memang mau bikin sedikit panjang . . makasih . .^^

Beautiful LoveWhere stories live. Discover now