"Gimana? Kamu mau terima ngga?" Nassar menyodorkan cincin yang sudah di pegangnya.
"Aul ga bisa, A."
Nassar langsung menyorotkan kekecewaan di wajahnya, "Apa ada orang lain di hati kamu?" tanya Nassar hati-hati.
Aulia menggeleng cepat, "Ngga ada, a."
"Apa kamu ga suka sama aku? Aku orangnya pemaksa ya?"
Lagi-lagi Aulia menggeleng, "bukan begitu."
"Terus kenapa?"
"Aul masih baru di dunia artis, A. Aulia ingin fokus tanpa terganggu masalah apapun. Karena dari awal Aul ke Jakarta bukan untuk mencari cinta atau jodoh. Aulia masih kecil, A."
"Aku tau kamu masih kecil, usia kamu baru mau 20 tahun. Tapi apakah kamu belum memiliki perasaan suka sama lawan jenis? Aku rasa ngga."
"Aul akan merepotkan Aa, dan Aa juga akan termanfaatkan kalo Aul terima aa."
"Termanfaatkan gimana?"
"Aul bakal terkenal karena dompleng nama besar Aa."
"Aku ga masalah sama itu. Astagfirullah . . . Kok aku jadi kayak maksa, maaf ya aku kesannya maksa sama kamu."
"Aa mau tunggu Aul?"
"Kamu mau ngasih jawaban yang sama kayak pas aku nembak pertama kali?"
"Aa kenal dulu sama Aul, Aul juga kenal dulu sama Aa. Kita jadi kakak adek dulu gimana?"
"Kakak adek? Kamu maunya gitu?"
Aul mengangguk sedikit meragu.
"Dek, ini aku udah beliin cincin. Aku ga tau cincin yang dulu cukup atau ngga. Sekarang aku beliin yang couple.kamu satu aku satu. Boleh cobain dulu ngga?" Nassar berusaha merubah topik.
Aulia mengambil cincin itu dan memasang di jari manisnya. "Pas, A. Kalo yang kemarin sedikit kebesaran." Kata Aulia jujur.
Nassar senyum, "Berarti kamu takdir aku."
"Apa A?"
"Ah, ngga kok. Sekarang aku tahu ukuran jarimu sama kayak ukuran kelingking aku."
Aulia menatap Nassar bingung.
"Gini aja Aul, mulai hari ini aku mau pakai cincin ini." Kata A Nassar. "Kamu lepas cincin itu dan simpen baik-baik. Kapanpun kamu lihat cincin ini masih aku pakai, berarti aku masih setia menunggu jawabanmu. Tapi kalo suatu hari aku ga pakai cincin ini lagi berarti aku sudah merelakanmu dan tak menunggu lagi."
Aulia mendengarkan penjelasan Nassar dengan teliti.
"Sedangkan cincinmu itu dek, selama kamu ga pakai. Aku akan menganggap kamu belum menerima cinta aku. Suatu saat jika kamu memakai cincin itu, aku akan menganggap kamu menerima cinta aku. Kamu pikirkan baik-baik dan jangan terpaksa. Kamu harus tahu, dek. Aku kalo berhubungan niatnya serius bukan buat main-main aja."
Aul mengangguk.
"Aku harap jika kamu ada waktunya memakai cincin itu. Aq belum melepas cincin yang aku pakai. Jangan sampai saat adek mau nerima aku. Aku sudah tak lagi berharap. Jangan terlalu lama ya dek. Aku juga bisa lelah."
Air mata Aul bercucuran melihat ketulusan pria di hadapannya.
"Jangan nangis. Aku ga papa, aku hormatin semua keputusan kamu." Nassar mengambil sapu tangan dari jasnya dan menyodorkan pada Aulia agar bisa menghapus air matanya.
@ @ @
Fitri dan Rina saling berpandangan, sepulang dari jalan sama Nassar. Aulia murung bahkan sekarang nangis sambil nutupin mukanya sama bantal.
"Aul, kenapa?" Fitri memberanikan diri mendekati Aulia.
Rina mengusap punggung sahabatnya itu.
Aulia diam beberapa saat, ia lalu melepas bantalnya dan terlihatlah wajahnya yang sembab.
"Aku sedih karena banyak ngecewain A Nassar."
"Kalo kamu juga sesakit ini melihat dia terluka, kenapa kamu ga terima aja." Ujar Rina seakan tahu Aul sudah menolak lagi Nassar.
"Aku udah janji sama diri aku sendiri, Aku mau mengesampingkan cinta sampai aku bisa berdiri tegak di industri ini."
"Tapi Aul, kalo kamu sedih sehabis nolak kak Nassar berarti kamu ada hati sama dia."
"Kamu jangan mikirin karir deh, peduli sama perasaanmu juga. Kalo kamu sama Kak Nassar aku rasa karirmu bakal cemerlang juga."
"Makanya itu, nanti aku disebutnya cuman dompleng nama A Nassar."
"Terus kamu ga mau disebut begitu?"
"Aul pengen terkenal karena usaha Aul sendiri."
"Kenapa kamu udah mikirin apa yang terjadi nanti sih, biar aja orang diluar ngomong apapun. Yang penting kamu punya kualitas dan kamu cinta sama Kak Nassar bukan berniat manfaatin dia." Fitri menimpali.
"Aku takut kamu menyesal belakangan, Aul. Kak Nassar mudah mencari wanita lain lho. Dia sampai seserius ini aja aku sampai kaget. Imejnya yang katanya playboy jadi kayak ngilang gitu aja liat perlakuan dia sama kamu." Rina panjang lebar menjelaskan.
Ting Tong . . *Chat masuk
A Nassar: Dek, kamu udah tidur?
Aulia: Belum, A
A Nassar: Ga usah jadi beban ya apa yang aku ungkapin malam ini. Kamu pokoknya semangat jalanin apa yang menurut kamu paling bener. Apapun yang terjadi aku bakal dukung kamu.
Aulia: Makasih A
A Nassar: Kamu mau kita sebagai adek kakak, rekan kerja pokoknya aku dukung kamu. Kalau kita memang ga ada jodohnya gak papa ayo kita tetap jaga silaturahim sebagai sesama artis di dunia hiburan.
Aulia: Maafin Aul ya, A. Selalu mengecewakan.
A Nassar: Gak papa, mungkin aku juga terburu-buru ngungkapin sayang aku. Kamu tidur ya, lupain semuanya jangan jadi beban. Ok?
Aulia: Makasih ya A.
A Nassar: Siip :) :) :)
Percakapan mereka pun terhenti. Aulia memandangi chatnya dengan A Nassar, ia mulai merasa sedih telah melukai hati Aa Nassar yang begitu bersih.
bersambung . . .
Note:
Sabar-sabar ya, proses mereka bakalan panjang kok.. Jadi maaf kalo belum hepi sama ceritanya... Makasih yang udah baca ga kerasa udah 2K aja yang baca, makasih makasih . .
Vote n Komen readers jadi semangat aq buat terus lanjut jadi jangan lupa tinggalin jejak, follow ig mimin juga untuk update terbaru : @beauty_rainbow18, dan kunjungi blog mimin di https://shipperworldbeautyrainbow.blogspot.com/
YOU ARE READING
Beautiful Love
FanfictionNassar seorang artis yang terkenal playboy, bukan tanpa alasan dia bisa di cap seperti itu. Sebuah kisah cinta di masa lalu yang telah membuatnya kecewa dan tidak percaya lagi akan adanya cinta sejati. Aulia, seorang siswa di akademi menyanyi. Dia...