Iqbal memeluk Nassar sebagai sahabat. Ada raut kekecawaan di wajah Nassar.
"Sabar bro, dia ga nolak kok dia cuman minta waktu aja. Harapan masih besar. Jangan menyerah."
Nassar melepaskan pelukan manajer sekaligus sahabatnya itu, "ga akan aku ga akan nyerah. Semakin sulit mendapatkannya maka aku harus semakin semangat. Jadi kalau nanti aku berhasil mendapatkan hatinya aku akan sangat-sangat menghargainya seperti aku menghargai kerja kerasku saat ini."
"Gitu dong, bro!" Iqbal menawarkan sebotol air mineral dan langsung diteguk habis Nassar.
@ @ @
Fitri dan Rani memberikan pelukan hangat dan memuji penampilan Aulia.
"Keren, Aul!"
"Makasih ya, ini karena kalian juga ngajarin dan membantu pilihin lagu."
Rina mencubit pipi Aul gemas.
"Btw, cie. . ." Fitri menyenggol bahu Aul.
"Apa sih?"
"Gimana rasanya ditembak di hadapan ratusan penonton dan produser?"
Aulia terdiam sebentar, "Aulia malah jadi ragu." Ucap Aulia.
"Ragu?"
"Ini yang Aulia pikirkan, saat Kak Nassar ngasih perhatian tanpa sorot kamera Aulia berpikir mungkin Kak Nassar memang tulus sama Aulia. Tapi hari ini di depan banyak penonton apalagi ada produser dan sudah pasti bakal masuk berita. Aulia pikir ini hanya gimik aja. Skenario agensi kita."
Fitri mencerna kata-kata Aulia dan sesekali mengangguk mengiyakan.
"Terus kamu mau gimana selanjutnya?" tanya Fitri.
"Aku liat aja Kak Nassar gimana. Biasanya setelah ada kabar pacaran yang ter ekspos Kak Nassar yang akan jauhin."
"Kalo itu gimik kan? Kamu beneran ga ada percaya sama sekali sama Kak Nassar?"
"Bukan tidak percaya tapi Aulia masih bingung, karena banyak sekali berita simpang siur tentang Ka Nassar. Mau tidak mau Aulia juga terpengaruh." Sanggah Aulia.
Tok tok tok . .
Pintu ruang tunggu Aulia, Fitri, dan Rina diketuk seseorang.
Beberapa saat kemudian seseorang muncul.
"Kak Nassar?" ucap Rina seakan tak percaya.
"Hai adek semua. Lancar persiapannya? Tinggal satu lagu lagi kan ya?"
"Iya kak." Jawab Fitri.
"Aku bawain cemilan biar kalian ga gugup dan kelaparan." Nassar lalu memberikan bawaannya.
"Nganterin sendiri kak? Ngga minta asisten?" Goda Rina kemudia buru-buru berhenti berbicara karena takut berlebihan.
Nassar hanya tersenyum, "sebenernya pengen ketemu seseorang sih." Jujur Nassar dan disambut senyum cekikikan Fitri dan Rina.
Rina dan Fitri langsung ngerti posisi mereka, mereka keluar barengan dengan alasan ke toilet padahal mau ngasih kesempatan Nassar dan Aulia buat ngobrol berdua.
"Aku mau ngasih ini." Nassar memberikan kotak cincin warna merah sama Aulia.
"Tapi kan kak . ."
"Tau, kamu ga nerima aku kan? Anggap saja hadiah. Kalo nanti kita ada takdir bareng. Semoga akhirnya kamu bisa pakai cincin ini. Kalaupun tidak anggap sebagai hadiah dari penggemar. Mau kamu pakai alhamdulillah, mau kamu simpan atau dijual juga ga masalah. Pokoknya buat kamu."
Aulia agak ragu menerimanya.
"Aku ada permintaan sama kamu, khusus buat Aulia panggilnya jangan kakak ya? AA aja. A Nassar." pinta Nassar.
Aulia mengangguk.
"Aku pamit ya." Nassar hendak pergi.
"Kak . ." cegah Aulia dan membuat Nassar kembali berbalik.
"Ini gimik kan?"
Nassar mengerutkan kening, "Kenapa kamu pikir begitu?"
"Di depan semua penonton, dibawah jepretan puluhan kamera. Kakak disuruh sama agensi kan?"
"Kamu masih nyangka aku boongan ya? Aku melakukan ini agar bisa disaksikan sama semua orang kalo aku serius dan semua orang menjadi pengingat aku akan keseriusan aku sama kamu."
"Tapi dengan semua orang itu akan ada berita besok pasti tentang Aulia."
"Sekarang kamu cari artikel tentang aku, kapan pernah aku nembak cewek secara live? Kalo kamu nemu aku pernah nembak cewek di depan penonton baru kamu boleh bilang aku gimik"
Aulia bingung hendak menyanggah apa.
"Aku tulus Aulia." Nassar menepuk bahu Aulia dan pergi keluar ruangan meninggalkan Aulia yang sibuk dengan pikirannya.
@ @ @
Headline surat kabar dan berita infotainment semua membahas momen tadi malam. Nama Aulia langsung melesat menjadi orang yang paling dicari di mesin pencarian. Follower akun socmed Aulia langsung meningkat pesat. Aulia masih bingung dengan itu semua.
"Ini kali ya yang namanya pengaruh artis terkenal." Fitri melihat artikel di koran.
"Kamu kan ga menginginkan ini semua. Jadi ga usah merasa bersalah." Rina menenangkan.
"Tapi gara-gara momen semalam, artikel debut kita tenggelam. Semua hanya bahas masalah Aulia dan Kak Nassar." Aulia tetap merasa bersalah.
"Jangan dipikirin Aul. Kita akan berusaha lagi bersama kan? Lain kali yang jadi berita adalah prestasi kita."
Tak lama kemudia Ifan dan Chakra masuk buru-buru ke ruang latihan saking buru-burunya mereka hampir bertabrakan di pintu dan kesulitan masuk ruangan.
"Aul, kamu udah jadian sama Kak Nassar?" serobot Ifan yang sampai duluan di hadapan Aulia.
"Ngga kan ya? Ngga kan?" Chakra menimpali.
Fitri dan Rina cekikikan melihat dua cowok yang sudah dari dulu mereka sadari menaruh perhatian pada Aulia tapi tak pernah ditanggapin Aulia karena Aulia tak sadar.
"Duduk dulu napa? Aku buatin teh deh buat kalian." Rina menarik Ifan dan Chakra biar duduk di bangku.
Fitri duluan menuju dispenser buatin teh buat ke dua cowok itu.
"Kenapa sih kalian penasaran banget?" tanya Aulia.
"Itu . . . itu . . anu . . . sebenernya . . ." Chakra terbata.
"Kan kita sahabat kita mau yang terbaik buat kamu." Potong Ifan.
"Iya iya bener itu." Ujar Chakra lagi.
Rina nyamperin Fitri dan membantu dia menyuguhkan teh untuk Chakra dan Ifan.
@ @ @
"Ssar dipanggil big boss."
"Sekarang?"
"Tahun depan. Yaa sekarang lah."
besambung . . .
Jangan lupa vote dan komennya . .
Kunjungin blog mimin tentang keseharian Nassar and aulia di https://shipperworldbeautyrainbow.blogspot.com/
Jangan lupa follow ig mimin juga untuk update terbaru : @beauty_rainbow18
YOU ARE READING
Beautiful Love
FanfictionNassar seorang artis yang terkenal playboy, bukan tanpa alasan dia bisa di cap seperti itu. Sebuah kisah cinta di masa lalu yang telah membuatnya kecewa dan tidak percaya lagi akan adanya cinta sejati. Aulia, seorang siswa di akademi menyanyi. Dia...