Part 15

697 54 17
                                    

Nassar sudah pergi sekitar jam sembilan. Aulia membereskan barang-barangnya yang tidak begitu banyak dibantu Fitri yang menemaninya untuk mengurus proses keluar rumah sakit.

"Fit, biayanya gimana ya? Di Ruangan VIP gini ngga kebayang semalamnya berapa."

"Tenang aku bawa kartu kredit agensi, tadi udah diizinin sama Om Pras dipake aja dulu kalo-kalo kita ga mampu bayar."

"Haduh, honor manggung aku juga belum cair."

"Udah gak papa, aku juga ada tabungan. Kamu tunggu disini ya." Fitri lalu pergi ke bagian administrasi.

"Udah lunas, mba." Jawab petugas administrasi ketika Fitri menanyakan biayanya.

"Lho? Serius mba?" tanya Fitri lagi memastikan.

"Iya tadi pagi sebelum pergi yang jagain mba-nya bayarin."

Fitri manggut-manggut mengerti.

"Eh, mba... Artis bukan sih pacarnya si mba yang sakit? Mirip Nassar ya?" tanya petugas admin kepo. (Kira-kira ada petugas kayak gini ngga ya? Haha anggap aja ada.)

"Pacar?"

"Yang nungguin mba Aulia pacarnya kan ya?" tanya petugas lagi sambil membaca nama Aulia di monitor.

"Calon mba. Calon pacar eh apa calon suami ya?" Jawab Fitri sambil senyum.

"Jadi itu Nassar bukan mba?"

"Jawab jangan ya?" goda Fitri.

Si petugas menyerah dan tertawa sambil menyerahkan surat keluar rumah sakit yang sudah di capnya.

@ @ @

"Serius dibayarin A Nassar?"

"Iya." Jawab Fitri, "Perhatian banget ya Kak Nassar."

Aulia terdiam sejenak, "HP aku dimana ya, Fit?"

"Tuh!" Fitri menunjuk ponsel Aul yang berada di tumpukan bajunya.

Baru saja Aulia hendak menekan tombol panggilan. Sebuah panggilan masuk

Aa Nassar calling

'Assalamualaikum.' sapa Aulia

'Waalaikumsalam, dek. Kamu udah keluar dari RS?'

'Baru mau keluar , A. Ada Fitri nemenin. Ada mobil agensi juga.'

'Alhamdulillah, maaf aku ga bisa anterin ya. Ini aku lagi jalan ke Karawang.'

'Gak papa, Aa. A, Aa bayarin biaya rumah sakit ya?'

'Iya, kenapa memangnya?'

'Kan Aul yang sakit, masa Aa yang bayairin?'

'Gak apa apa anggap aja Aa traktir.' Nassar tertawa dengan tawa yang khas. 'Ada Fitri ngga di sana? Boleh Aa bicara sama Fitri?'

Aul langsung menyerahkan ponselnya pada Fitri. Percakapan Nassar dengan Fitri hanya sekejap dan Fitri hanya bilang iya, iya, dan siap. Ia lalu menyerahkan kembali pada Aulia.

'Kamu sehat-sehat ya, dek. Aku pulang sore dari Karawang. Tapi aku ga akan mampir ke asrama atau gedung latihan. Aku udah minta agensi sama minta tolong Fitri biar kamu fokus bed rest dulu buat hari ini.'

'Aa hati-hati ya.'

'Iya, besok aku mampir. Jangan kangen.'

'Eh Aa malah ngegodain.'

'Hati-hati pulangnya ya, Assalamualaikum.'

'Waalaikumsalam.'

Aul pun menutup teleponnya dengan wajah berseri-seri.

"Cie yang lagi kasmaran." Fitri ikut menggoda Aulia.

Aulia tersenyum saja ngga membalas godaan Fitri.

"Ayok cabut. Bisa jalan kan?"

"Aku sehat kok sekarang."

"Iya deh sehat karena udah teleponan sama pangerannya."

"Ih apaan sih."

Fitri lalu memegang tangan Aulia agar bisa berjalan menuju mobil agensi untuk kembali ke asrama.

@ @ @

"Aku kayaknya mau nembak dia lagi deh!"

"What? Gue ga salah denger?" Iqbal memeasukkan jarinya ke telinga untuk memastikan apa yang ia dengar tidak salah.

"Aku beneran suka sama Aulia. Kalo aku usahanya ga maksimal aku yakin banget dia bakal cepet diambil orang."

"Loe kan baru di tolak, masa secepat itu udah mau nembak lagi?"

"Aku tahu kalo Aulia ternyata belum punya pacar. Tapi itu tak menutup fakta kalo banyak orang yang menyukai dia. Mana ada cowok nawarin bahunya buat jadi bantal kalo dia ga ada feel sama ceweknya."

"Terus mau loe gimana? Loe yang jadi bantalnya."

"Iyalah, kalo bisa mah."

"Gila loe ya." Iqbal geleng-geleng kepala liat artisnya lagi kasmaran.

"Aku berlebihan ya?"

"Tuh sadar. Gue baru kali ini liat loe kayak gini. Dulu waktu sama Manda Gue ga tahu prosesnya."

"Itu masa lalu, aku udah lupa. Masa lalu biarlah masa lalu." Jawab Nassar dengan senandung.

"Ga usah pake lagu, jaga suara buat manggung."

"Iya pak manager."

"Loe kapan mau nembak dia lagi?"

"Besok. Kali ini aku gakan bawa orang lain. Aku pengen Aulia liat ketulusan aku tanpa kamera, tanpa orang TV tanpa bantuan orang lain."

"Gue bantu apa?"

"Sewain tempat yang romantis lah."

"Budgetnya berapa?"

"Harta mudah dicari, cinta hanya sekali." Jawab Nassar lagi dengan nyanyian yang memberi tanda jika ia tak masalah dengan uang. "Yang penting tempatnya private, romantis, dan enak makanannya.

"Kalo loe ditolak lagi gimana?"

"Maju terus, Seorang Nassar ga akan menyerah."

"Loe nyari yang susah, padahal yang udah pasti aja."

"Sayang ga bisa dipaksa. Aku juga ga bisa memilih kemana hati ini berlabuh."

"Sok puitis."

Nassar cuek sambil memutar lagu-lagu Aulia di ponselnya.

Bersambung . . .


Note:

NLV nyungseb lagi setiap malam, sabar-sabar. Aku juga agak males lanjutin tapi gak papa, di dunia nyata ga berjodoh di dunia halu dan FF kita bikin yang super baper. MAkasih buat yang nyempetin komen ya, aq tetap semangat.

Jangan lupa follow ig mimin juga untuk update terbaru : @beauty_rainbow18, dan blog mimin di https://shipperworldbeautyrainbow.blogspot.com/

Beautiful LoveWhere stories live. Discover now