Part 34

687 49 12
                                    

Udara panas kota Jakarta membuat Aulia merasa gerah luar biasa. Ia melihat sekeliling untuk mencari tempat berteduh dari udara panas. Mata Aulia langsung fokus pada sebuah café berdinding kayu. Ia lalu segera mendekati café itu. Biarlah nanti biar Fitri dan Rina yang mencarinya daripada dia harus berdiri ditengah cuaca panas yang sangat terik.

Aulia bergegas masuk ke dalam café, ketika matanya menangkap pemandangan yang tidak biasa. 'tunggu, itu bukannya A Nassar?' bisik hatinya. Aulia urung untuk masuk. Ia memilih memperhatikan dari kaca besar yang bisa ia lihat dari luar. Aulia sadar ada sosok lain yang sedang bersama Nassar, itu Manda. Aulia hapal betul wajah wanita itu karena ia sempat kepo pada masa lalu Nassar.

Hati Aulia langsung terasa panas ketika ia melihat Nassar memeluk wanita itu. Air matanya seakan tak sabar hendak melompat keluar. Ia bingung apa yang harus ia lakukan. Melabrak? Hanya akan mempermalukan dirinya sendiri. Diam? Tapi ia tak tahan dengan pemandangan itu. Akhirnya Aulia hanya terpaku di tempat.

Nassar melepas pelukannya dan mengusap bahu Manda, "Berbahagialah." Ujarnya dengan tulus.

Manda mengangguk, sambil mengusap setitik air diujung matanya. "Makasih, mas!"

"Aku duluan ya, ada yang harus aku kerjain. Kamu mau pesen yang lain? Biar sekalian aku bayar."

Manda menggeleng cepat, "Aku juga ga akan lama kok disini, aku cuman butuh diam sejenak dan makan semua ini." Ucap Manda sambil menunjuk chese cake yang belum disentuhnya.

"Oke, jaga diri kamu ya. Take care." Nassar lalu melenggang pergi.

Nassar berjalan cepat ketika sudah berada di luar café, namun matanya menangkap seorang sosok yang terdiam di tengah terik matahari yang begitu menyengat. Nassar sampai melepas kaca mata hitamnya untuk memastikan jika wanita itu adalah orang yang ia kenal. "Aulia?" Nassar langsung mendekati wanita itu.

"Aulia kenapa berdiri disini? Panas begini?" Nassar langsung mengusap keringat di kening Aulia yang tidak sedikit. Ia menggunakan ujung bajunya untuk menyekanya.

Begitu mendapati Nassar dihadapannya, air mata yang sedari tadi hanya di pelupuk mata tumpah ruah. Mengalir di pipinya. Nassar bingung.

"Aulia kenapa nangis?"

"Aa jahat." Jawab Aulia dan dia terus menangis.

"Cari tempat yang teduh ya. Bilang sama Aa kenapa?" Nassar lalu menuntun Aulia untuk mencari tempat yang nyaman untuk berbicara. Jika tidak ada Manda di café yang berada dekat dengan posisi mereka pasti Nassar sudah mengajaknya masuk.

@ @ @

Sebuah restoran fast food jadi pilihan Nassar karena memang tidak ada lagi tempat lain. Aulia masih menangis, Nassar semakin bingung.

Ponsel Nassar berdering, "Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, Kak Nassar lagi sama Aulia ngga?"

"Iya ini sama siapa ya?"

"Rina, kak! Tadi kita janjian tapi kok ga muncul-muncul Aulianya."

"Kalian ada jadwal?"

"Ngga kak, kita mau main aja sambil nyari kos-kosan. Soalnya kita bentar lagi harus keluar asrama."

"Aulia nya boleh dipinjem dulu?"

"Iya udah gak papa kak, kita cuman khawatir aja takut dia ada apa-apa. Ponselnya ga diangkat."

"Aman kok sama aku. Makasih ya udah izin-in Aul nya dipinjem dulu."

Beautiful LoveWhere stories live. Discover now