Part 10

649 38 3
                                    

"Nassar!" Bos fly entertainment menyambut kedatangan dengan senyuman.

"Kenapa panggil saya pak?"

"Duduk dulu."

Nassar menurut dan duduk di depan meja Bos-nya.

"Kamu sekarang udah berani main sendiri ya?"

"Maksudnya pak?" Nassar tak mengerti.

"Sebelum saya suruh buat sandiwara, kamu sudah bikin skenario sendiri. Luar biasa, benar-benar anak emas ku."

Nassar mengerutkan kening.

"Lho? Kok kamu yang bingung. Itu kejadian semalam. Artis kita yang baru sampai terkenal dalam semalam. Semua karena kamu memberikan sandiwara yang indah untuk para penonton."

"Maaf pak ini salah paham."

"Salah paham?" kini giliran Big Bos yang heran.

"Saya tidak melakukan untuk sandiwara. Saya serius suka sama Aulia." Jawab Nassar mantap.

"Kamu? Seorang Nassar bisa jatuh cinta?"

"Saya yakin pak!"

"Hahahah . ." Pak Indra yang merupakan bos fly entertainment tertawa keras.

Nassar ikut tersenyum. "Bapak setuju kan?" tanya Nassar sedikit ragu.

"Jadi serius?" Pak Indra menghentikan tawanya seketika.

"Iya pak, kali ini saya serius. Dan saya mohon izin untuk tidak terlibat lagi dalam hal gimik dan settingan cerita perusahaan."

"Biarkan saya berpikir sebentar. Kamu suka sama artis baru?"

"Namanya Aulia."

"Saya tak mengizinkan artis baru punya pacar. Mereka wajib ikut cerita kita."

"Karena itu saya mohon izin sekarang."

"Benar-benar harus dia?"

"Tidak ada yang lain pak, saya menemukan kebahagian saya di dirinya. Walau sekarang kami belum menjadi pasangan tapi saya masih akan berjuang. Jika nanti ada takdirnya saya bisa bersama Aulia, saya mohon bapak merestuinya."

Pak Indra mengangguk-ngangguk, "setelah banyak yang kau lakukan demi perusahaan, aku tidak bisa berkata lagi. Aku akan menuruti kemauanmu. Terimakasih sudah bekerjasama mengikuti alur cerita yang dibuat perusahaan selama ini."

@ @ @

"Jadi?" Chakra tidak sabar menunggu jawaban Aulia.

"Aku sama kak Nassar baik-baik aja. Kita ga jadian. Hubungan kita kakak sama adek sekaligus rekan kerja."

"Alhamdulillah." Ujar Ifan.

Aulia dibuat bingung.

"Aku mau tanya serius diantara aku sama Ifan, kalo kita nembak kamu , kamu mau pilih siapa?"

"Hah?" Aulia heran.

"Kamu pilih aku kan?" tanya Ifan.

Fitri dan Rina tambah cekikikan, kini mereka tertawa lepas.

"Kalian itu pada kenapa sih? Kalian itu sahabat Aulia. Aulia ga akan pilih siapa-siapa. Aneh aja deh pertanyaannya."

Chakra dan Ifan langsung menunduk lesu.

"Udah percuma kalian mau bilang apa juga, si dare ga akan ngeuh." Fitri mendekati Ifan dan Chakra dan menepuk bahu mereka.

"Pulang-pulang, kalian kan harus latihan di ruang cowok. Jangan hobi keluyuran di tempat latihan cewek." Suruh Rina.

Ifan dan Chakra lalu pergi dengan menunduk penuh kekecewaan.

"Kenapa sih mereka?" Aul bertanya pada Rina dan disambut cubitan Fitri di pipi Aulia, gemas.

@ @ @

Aulia terdiam di taman gedung latihan sambil melihat langit yang agak kelam malam itu. Ada perasaan aneh saat mendengar penuturan Nassar tempo hari. Aulia bingung menerjemahkan hatinya. Disatu sisi ia menyangka Nassar mengikuti alur cerita yang dilakukan perusahaan di sisi lain Aulia mulai percaya dengan kesungguhan Nassar. Ada sorot keyakinan di tatapan Nassar.

"Ngelamun?" Chakra menempelkan minuman kaleng ke pipi Aulia.

Aulia segera refleks menghindar karena kaleng yang dingin itu mengenai pipinya.

"Minum? Mau ngga?" Chakra memberikan minuman isotonic kepada Aulia.

Aulia menerimanya, "makasih!"

"Bentar." Chakra merebut kembali minuman kaleng itu dan membukakan dulu sebelum memberikan pada Aulia.

Aulia menerima dan langsung meminumnya.

"Mikirin apa?"

"Ngga, Aulia lagi ngadem aja. Seharian latihan capek."

"Udah ada job ya?"

"Jadi pengisi tambahan di konser dangdut senior." Jawab Aul.

"Keren."

"Alhamdulillah."

"Cape yak setelah debut jadi artis?"

"Ngga juga syukurin aja. Lelah itu berkah daripada sakit."

"Mau pinjem bahuku ngga buat nyender. Anggap aja bantal." Tawar Chakra.

"Iya deh mau, pinjem bantalnya ya." Aulia langsung nyender ke bahu Chakra. Chakra tersenyum senang. Ia lalu diam ketika Aulia terlelap di bahunya.

Dari kejauhan seorang pria membawa buket bunga baru saja turun dari mobilnya. Dia melihat pemandangan itu. Ada kecemburuan yang menguasai hatinya.

bersambung . . .

Oh my god ternyata udah beberapa hari ga update . . . maafkan karena kesibukan. . . Adakah yang menunggu? jangan lupa vote dan komentarnya yaa . . makasih . .

Beautiful LoveWhere stories live. Discover now