Part 13

728 52 38
                                    


"Kak Nassar standby." Pinta staff lagi.

Nassar segera berdiri, "Lima menit please, aku ingin liat dia buka mata dulu."

Staff tersebut langsung bicara pada HT yang dia pegang.

Mata Aul bergerak perlahan. Nassar segera kembali bersimpuh untuk melihat Aulia lebih dekat. Dokter mengeluarkan alat tensi dan stetoskop dan memastikan semuanya baik-baik saja.

"Gimana, dok?" tanya Nassar.

"Dia demam, kecapean. Langsung ke RS aja butuh di infus."

"Telepon ambulans, bal!" pinta Nassar pada Iqbal.

Dokter memegang bahu Nassar sambil tersenyum, "tak usah buru-buru tidak apa-apa. Kondisinya baik-baik saja dia butuh infus tapi tidak harus saat ini juga. Untuk saat ini istirahat aja. Besok atau malam ini usahakan ke rumah sakit. Kalau ngga pulihnya bakal agak lama."

Nassar mengangguk, "pasti dok!"

Aulia mengerjap-ngerjap dan memandang sekeliling. "Ada apa ini?"

"Kamu pingsan dek." Nassar membantu Aulia untuk duduk. Tanpa ba bi bu, Nassar langsung menggulung jasnya dan menjadi penyangga agar Aul bisa tegak. Iqbal tepok jidat karena jas itu bakal dipake buat event besok.

"Aku ada dimana ini?"

"Ini ruangan Aa."

Rina menyeruak masuk, Fitri tidak hadir karena dia sedang stand by di belakang panggung. Staff tidak sabar menepuk bahu Nassar agar segera bersiap.

"Tolong jagain Aulia ya, Rin!" pinta Nassar sambil berlalu.

"Iya kak." Jawab Rina.

Ifan dan Chakra ragu-ragu masuk ruangan Nassar. Mereka berpapasan saat Nassar ke luar ruangan. Nassar yang tahu Chakra adalah pacar Aulia segera menyuruh Chakra masuk. "Masuk aja. Kenapa di luar?"

Chakra langsung berlari masuk ruangan di susul Ifan.

Nassar sedikit tidak konsen saat menyanyi, walau lagu nya beat dan ceria, Nassar tak mampu fokus. Pikirannya terus melayang pada kondisi Aulia. Dengan sikap profesional, Nassar berhasil menyelesaikan tugasnya menjadi pengisi malam itu. Menyanyikan tiga lagu sekaligus tanpa di jeda. Full satu segmen.

Keringat masih bercucuran ketika Nassar menuju belakang panggung. Sodoran tisu dan air mineral dari Iqbal tak digubris seperti biasanya. Nassar berlari menuju satu tujuan. Aulia.

Nassar sampai ke ruangannya, Aulia sudah duduk dan sedang bercanda dengan Rina, Chakra, Ifan, dan Fitri yang langsung ke sana begitu selesai perform. Fitri dan Rina langsung menyingkir ketika menyadari kehadiran Nassar, Chakra dan Ifan tak bergeming. Namun Fitri memegang bahu mereka agar menyingkir sejenak. Chakra dan Ifan berdiri dan mundur dengan sedikit tidak rela.

Nassar maju dan bersimpuh di lantai. Sehingga posisi Aulia lebih tinggi dari darinya. Nassar memegang tangan Aulia. "Masih dingin, dek. Tangan kamu dingin banget sedangkan kepala mu demam." Nassar menggosok tangan Aul dengan tangannya agar lebih hangat. Aul tersenyum, dia melepaskan pegangan Nassar dan mengambil beberapa lembar tisu yang tak jauh dari tempatnya. Tanpa ragu Aul mengusap keringat Nassar di dahinya, "Aa khawatir ya? Kenapa Aa khawatir sama Aul tapi Aa sendiri ga memperhatikan diri sendiri?"

"Ehm . ." Chakra berdehem. Membuat Nassar sadar jika banyak orang di ruangannya.

"Eh, maaf. Chakra sini! Jangan cemburu yaa. . . Aku cuman khawatir aja kok. Kamu pacar Aulia kan? Pasti kesel liat aku pegang tangan dia."

Beautiful LoveWhere stories live. Discover now