Part 30

638 43 9
                                    

"Break?" Aulia tak percaya dengan apa yang didengarnya. Sendok eskrim yang sedari tadi dipegangnya jatuh ke meja sehingga menimbulkan suara dentingan cukup nyaring. Beberapa pasang mata yang duduk di restoran itu sedikit terganggu dengan suara yang ditimbulkan. Mereka melirik sebentar ke arah meja Aulia dan Nassar lalu kembali sibuk dengan dirinya masing-masing.

"Aku ragu Aulia." Nassar berbicara perlahan.

"Aa ragu sama apa?" tanya Aulia sambil menatap Nassar lekat.

"Aku ragu sama perasaan kamu."

"Bisa lebih jelas ngga, A? Aulia ga paham."

"Aku ragu sama perasaan kamu ke aku. Mungkin bukan suka atau cinta. Mungkin sekedar sayang pada seorang kakak atau senior yang dihormatin. Atau tak lebih rasa suka seorang fans pada idola." Nassar berbicara panjang lebar. Ia menatap Aulia dengan mata berkaca-kaca.

"Gimana aa yakin perasaan Aulia sama Aa bukan perasaan cinta?"

"Perhatian kamu sama Chakra. Aku bisa lihat saat kamu ninggalin aku di restoran itu. Kuharap kamu memikirkan perasaanmu padaku, pada Chakra. Bedakan yang mana rasa sayang saudra, sahabat, kekasih, senior, atau idola."

Aulia terdiam dan merenung, kata-kata Nassar terngiang ditelinganya.

"Kita break dulu aja ya? Kamu pikirkan baik-baik perasaan kamu." Nassar melihat jam tangannya. "Aku antar kamu pulang. Nanti lewat jam malam asrama kalo kita terlambat."

Aulia menurut ketika Nassar mengulurkan tangannya dan membantu Aulia untuk berdiri. "Aulia, kamu cuman perlu tahu. Jika memang hatimu bukan untuk aku. Aku akan tetap mendukungmu walaupun hanya sebagai senior pada junior atau seorang kakak pada adiknya." Nassar tersenyum dan membuat Aulia semakin sibuk dengan pikirannya sendiri.

@ @ @

Fitri dan Rina segera mendekati Aulia ketika melihatnya pulang dengan wajah yang sedih.

"Aul kenapa? Gimana? Ka Nassar baik-baik aja kan?" tanya Rina sambil ikut duduk di tempat tidur Aulia.

"Kak Nassar marah sama kamu, Aul? Fitri ikut menambahkan pertanyaan.

Aulia diam, kini ia menutupi mukanya dengan kedua telapak tangan. Menangis.

Fitri memandang heran pada Rina. Rina menggeleng sambil mengangkat kedua bahunya tidak mengerti.

Sebagai sahabat yang baik mereka memilih diam dan mengusap punggung Aulia lembut. Mereka kompak membiarkan Aulia bebas melepaskan bebannya dengan tangisan tanpa mencoba mengganggu itu semua.

Rina beranjak sebentar ketika Aulia sudah mulai melepas kedua tangan yang menutupi muka. Ia mengambil segelas air untuk sahabatnya itu.

Masih ada sisa isak Aulia, namun karena melihat Aulia sudah bisa menguasai dirinya. Fitri berani menanyakan apa yang terjadi dan Rina juga menyodorkan air agar Aulia bisa jauh lebih tenang.

"Break?!" Rina dan Fitri kompak bilang satu irama sambil memelototkan mata tak percaya.

"A Nassar raguin perasaan Aulia sama dia . . . " Aulia diam sejenak mengatur nafas karena masih tersenggal dengan sisa isaknya. "A Nassar bilang, mungkin perasaan Aulia sama Aa bukan cinta dan sayang sama kekasih, tapi tak lebih dari sekedar sayang fans sama idolanya."

"Terus kamu bilang apa?" Rina bertanya.

"Aulia bingung gimana jelasinnya.... Itu yang bikin Aulia kesel..... Kesel sama diri sendiri... Kenapa Aulia ga bisa bikin argumen untuk .... mematahkan prasangka A Nassar." Aulia masih berbicara terputus karena isaknya yang tak juga reda.

Beautiful LoveWhere stories live. Discover now