Senyuman tak hilang dari wajah Nassar. Begitupun Aulia. Sejak tadi Nassar terus memegang tangan mungil itu dalam genggamannya.
"Gak akan dilepas?" tanya Aulia ketika ia bingung karena Nassar tidak melepas tangannya walau ia sudah akan kembali mengendarai mobil.
"Jalan kaki aja yuk ke asrama kamu nya. Ya?" pinta Nassar.
Aulia melirik jamnya masih ada 30 menit sebelum gerbang asrama ditutup. Ia berpikir sejenak lalu mangangguk setuju.
"Yes!" Nassar sumringah.
Mereka lalu melanjutkan perjalanan mereka dengan berjalan kaki. Lokasi café dengan asrama Aulia memang tak begitu jauh jika berjalan kaki melewati beberapa jalan pintas cukup 10 menit saja. Nassar menggenggam tangan Aulia enggan melepasnya sama sekali.
"Kamu ada rencana keluar dari asrama?" tanya Nassar.
"Bulan depan memang agensi bilang kita harus cari tempat sendiri, A. Asrama mau dipakai anak baru yang bakal jadi trainee agensi."
"Udah dapet tempat?"
"Aulia lagi nyari dan kebetulan Aulia juga minggu ini ada tes masuk kampus. Walau telat dua tahun sejak lulus SMA. Aulia tetep pengen kuliah."
Nassar menghentikan langkahnya. Karena ia memegang tangan Aulia maka Aulia juga ikut menghentikan langkahnya.
"Nanti di kampus ketemu orang keren gimana? Orang kaya? Ganteng?" Nassar memandang Aulia cemburu.
"Aa cemburu?" tanya Aulia tak percaya.
Nassar mengangguk sambil menunjukkan wajah yang cute.
Aulia tertawa, "Aa mah aneh masa cemburu sama orang yang belum ada."
"Belum!" Nassar protes karena Aulia mengatakan kata belum daripada kata tidak. "Berati di masa depan bakal ada ya?"
"Segitu ga percayanya Aa sama Aulia?" Aulia ikutan protes.
"Aku percaya sama kamu tapi ga percaya sama orang lain."
"Maksudnya?"
"Kamu cantik sih." Nassar protes.
"Terus?"
"Kamunya bakal dikerubutin cowok dimana-mana. Gimana kalo nanti ada satu yang kamu suka?"
"Terus Aulia tinggalin Aa gitu?" Aulia balik nanya.
"Iya."
"Aa sendiri tiap manggung dikelilingin sama perempuan."
"Aa mah beda orangnya setia. Kalo udah memantapkan hati tak akan mudah berpindah."
"Buktinya?"
"aa ga pernah punya pacar setelah putus sama Manda." Bela Nassar.
"Apalagi Aulia belum pernah punya pacar selama di Jakarta."
"Jadi waktu di Pontianak pernah?"
"Jawab ga ya?" Aulia memilih tak menjawab dan menarik tangan Nassar agar segera melanjutkan perjalanan mereka.
@ @ @
Manda menggunakan baju tercantiknya untuk bertemu Nassar. Ia juga sempat mampir ke salon dan salon perawatan demi bertemu Nassar. Tiba-tiba saja Nassar minta bertemu. Manda memiliki banyak harapan semoga pertemuannya dengan Nassar bisa membuat hari-harinya kembali seperti beberapa tahun silam.
Ketika Manda memasuki café Nassar sudah terlihat dari kejauhan. Sosok Nassar memang terlihat agak berbeda dengan pengunjung yang lain sehingga Manda bisa tahu dengan sekali lihat. Nassar menggunakan blazer hijau kotak, rambutnya di tata ke atas dan ia menggunakan kacamata hitam. Begitu Manda duduk di depannya, Nassar segera melepas kacamatanya.
"Udah lama nunggunya, mas?"
"Ngga kok, baru sekitar 5 menit."
"Oh."
Pramusaji menyuguhkan dua gelas minuman yang sama dan dua potong cheese cake yang terlihat lezat.
"Maaf ya aku minta ketemuan. Kamu sibuk ya?" tanya Nassar.
"Ngga kok, kebetulan kantorku fleksibel yang penting jam kantor 8 jam dan bisa digeser sesuka kita."
Nassar mengangguk-ngangguk.
"Mas mau bicarain apa?" kini Manda yang bertanya tanpa basa basi.
Nassar merogoh saku dalam blazernya dan menyerahkan kartu debit yang beberapa hari yang lalu diserahkan Manda.
"Maksud ini apa mas?"
"Manda aku sudah ikhlaskan semua uang yang pernah aku keluarkan untukmu. Anggap saja aku mendukungmu dalam berperang melawan penyakit selama beberapa tahun ini."
Manda terdiam ia mulai merasakan jika harapan yang ia pegang selama ini sepertinya tak akan pernah tercapai. "Aku mau bayar hutang aku mas."
"Ngga, aku udah anggap kamu ga ada hutang sama aku. Kalo kamu tetap merasa ga enak dan ingin bayar, aku sarankan untuk membantu yayasan yang membiayai penderita penyakit yang sama denganmu. Itu lebih bermanfaat."
Manda menunduk, ada tangis yang berusaha ia tahan.
Nassar mengeluarkan ponselnya. Ia segera menyalakan layar ponselnya itu. Ia lalu menyodorkannya pada Manda.
Manda melirik ponsel Nassar. Ia bisa melihat apa yang sesungguhnya ingin diperlihatkan Nassar.
"Namanya Aulia. Dia wanita yang aku cintai sekarang. Aku tak akan bisa berpaling darinya. Kamu jelas tahu bagaimana sikap aku jika aku sudah mencintai seseorang. Ia akan kokoh berada disini tanpa tergoyahkan." Nassar meletakkan tangan di jantungnya.
Manda tetap diam.
"Aku harap ini menjadi pertemuan terakhir kita. Kita tak perlu menjadi orang asing jika bertemu di jalan tapi untuk memiliki pertemuan secara private di kemudian hari aku rasa itu tak akan terjadi. Fokuslah pada kesehatanmu. Temukan pria baik diluar sana, dan ingat jujurlah pada semua keadaanmu. Kamu tak harus memendam kesedihan sendiri demi pasanganmu. Ketika kau memilih jujur maka pasanganmu akan merasa terhargai," Nassar mencoba mengingatkan agar Manda tak melakukan kesalahan yang sama seperti yang dilakukan kepadanya.
"Aku mengerti mas. Terimakasih atas masa lalu yang sudah kau berikan."
"Tak usah menyesal dan meratapi apa yang terjadi di masa lalu. Aku, kamu, Kita harus bahagia dengan cara kita masing-masing."
Manda mengangguk. Nassar berdiri dan pamit. Manda ikut berdiri.
"Mas?"
"Iya?"
"Boleh aku peluk mas untuk terakhir kali? Pelukan perpisahan? Biar aku juga bisa melepasmu dengan cara yang baik."
Nassar diam sejenak. Ia urung memakai kacamata yang sudah ia pegang. Ia lalu menyelipkannya ke saku kameja dan merentangkan tangannya sebagai tanda setuju.
Manda menghambur ke pelukan Nassar. Air mata yang sedari tadi ditahan tak mampu lagi terbendung. Ia menangis dipelukan Nassar. Nassar menepuk-nepuk bahu Manda dan membiarkannya menangis sampai puas di bahunya.
Diam-diam di luar café, sepasang mata memperhatikan mereka dengan tatapan berkaca-kaca.
bersambung . . .
Hehe, mimin update Nalia nih.. kayaknya untuk judul yang ini bakal mimin tamatin dalam beberapa chapter/part kedepan. Mungkin 2-4 chapter lagi. Oke buat NLV, ALV, Nassarholic dan semua yang udah ngedukung mimin selama ini makasih banget yaa . . .
Dukung terus mimin untuk terus berkarya dengan, read, vote, n komen . . . follow juga akun WP dan IG mimin (@beauty_rainbow18) makasih semuanya . . .
YOU ARE READING
Beautiful Love
FanfictionNassar seorang artis yang terkenal playboy, bukan tanpa alasan dia bisa di cap seperti itu. Sebuah kisah cinta di masa lalu yang telah membuatnya kecewa dan tidak percaya lagi akan adanya cinta sejati. Aulia, seorang siswa di akademi menyanyi. Dia...