Part 11

643 45 15
                                    

Nassar tercengang melihat pemandangan di depannya. Ia langsung melemparkan buket bunga itu ke tong sampah yang berada tidak jauh dari tempatnya dan pergi masuk kembali ke mobil dengan perasaan kesal. Nassar memacukan mobil pribadinya dengan kecepatan tinggi, ia kemudian beristighfar dan menurunkan kecepatan mobilnya.

Aulia mengucek matanya pelan, "Maaf ketiduran, kayaknya Aul terlalu lelah."

"Gapapa lanjut aja padahal."

"Berapa lama Aul tidur?"

Chakra melihat jam ditangannya, "sekitar 20 menit kayaknya."

"Maaf ya."

"Gapapa, aku seneng kok."

"Ha?"

"Iya seneng aja bisa jadi bantal." Jawab Chakra sekenanya.

"Dasar."

"Mau aku anter pulang ke asrama ngga?" tawar Chakra.

"Aku mau masuk lagi ke tempat latihan, hari ini Fitri take vocal sampai malem. Aku pulang bareng dia."

"Oh yaudah. Aku pulang duluan ya?"

Aul mengangguk. Chakra lalu pulang duluan dengan memakai motor yang terparkir tak jauh darisana. Aul berjalan menuju ruang latihan ketika sebuah pemandangan memaksanya untuk mendekat. Aul melihat sebuah buket bunga teronggok di tempat sampah. Aul bisa melihat ada kartu ucapan disana. Aul menjangkau kartu ucapan itu dan apa yang dipikirkannya terbukti. Kartu dan bunga dari A Nassar. Aul celingak celinguk melihat ke kiri dan kanan tapi tak menemukan A Nassar. Aul heran kenapa bunga itu ada di tong sampah. Aul akhirnya hanya mengambil kartu ucapannya dan melanjutkan langkahnya ke ruang latihan.

@ @ @

Pagi-pagi buta, waktu menujukkan pukul 6 pagi. Aulia sudah menuju tempat latihan, kebetulan hari itu dia kebagian piket dan dia juga sudah janjian sama pelatih untuk mempersiapkan lagu yang akan dia bawakan di konser senior dangdut. Aul berjalan sedikit malas karena masih ngantuk, tadi malam dia menemani Fitri sampai jam 11 malam dan dia harus bangun pagi sekitar jam 4 pagi. Dia tidak fokus dan tidak menyadari jika seseorang tengah menunggunya dari tadi.

Pria yang menunggunya itu bersandar di mobil fortunernya sambil sesekali meihat jam.

"Aul!" sapa pria itu.

Aul melirik ke arah suara, "A Nassar? Sepagi ini kenapa disini? Ada yang ketinggalan di gedung?"

Nassar tersenyum, "alhamdulillah aku tadinya mampir aja berharap ketemu sama kamu. Kamu belum punya manajer jadi aku bingung mau nanya jadwal kamu sama siapa. Mau nanya langsung ke kamu takut ganggu istirahat."

"A nassar mau ketemu Aul?"

Nassar mengangguk, "masuk yuk!" Nassar menggerakkan kepalanya ke arah mobil meminta Aul untuk masuk.

Aul masuk ke dalam mobil mengikuti permintaan Nassar.

"Belum sarapan kan? Aku beli ini tadi di jalan. Maaf ya yang simpel aku beliin fast food jadinya." Nassar menyerahkan kantong kertas berisi makanan pada Aulia. Roti beserta kopi dengan merk terkenal. (Pasti tau lah merk apa yang suka dikasih ke Aul.)

"Boleh dimakan sekarang, A?"

"Ngga boleh harus tahun depan." Jawab Nassar jahil.

Aulia tersenyum kecil dan segera melahap makanannya.

"A Nassar tadi malem mampir ya?"

"Kok tau?"

"Aku liat bunga tapi udah di tong sampah. Kenapa bisa ada di tong sampah ya?"

"Aku rasa itu bakal jadi bunga terakhir."

"Lho?"

"Maaf ya Aulia, aku ga tau kalo kamu udah punya pacar jadi aku ngedeketin kamu. Kalau dari awal aku tau kamu udah punya pacar aku gakan mungkin ngedeketin kayak gini."

Aul mengerutkan kening.

"Bilang sama pacar kamu, aku minta maaf. Aku terima kalah."

"Kan Aul dah bilang waktu itu Aul ga punya pacar." Sanggah Aul.

"Aku tau kenapa kamu bilangnya begitu. Kamu backstreet kan sama dia? Aku juga tau banget artis baru ga boleh ada skandal selain yang udah di set sama agensi."

"A . . . sebenernya . ."

Nassar buru-buru melihat jam di mobilnya, "Aku ada jadwal jam 7 pagi tadi sengaja mampir sebenernya ga berhaarp banyak bisa ketemu sama kamu."

"Oh gitu yaudah Aul keluar."

Saat Aul keluar mobil, Nassar juga ikut keluar mobil. Dia menghampiri Aul dam memeluknya tiba-tiba.

"Sebentar aja kayak gini." Ujar Nassar pelan.

Aul diam saja ketika Nassar memeluknya. Nassar melepaskan pelukannya dan memegang bahu Aulia. "Aku akan mendoakan yang terbaik buatmu. Selamanya aku akan mendukungmu. Aku pergi."

Nassar masuk mobil dan melajukan mobilnya. Aul melihat mobil Nassar sampai menghilang dari pandangannya.

Ada semburat perasaan sedih di hati Aulia, "kenapa aa ga mau denger penjelasan Aul sih." Bisik hati Aulia pelan. Aulia masuk ke gedung dengan perasaan galau dan sedih.

@ @ @

"Sabar. . . sabar . . . udah move on aja kemarin c Zahra juga masih keliatan suka sama loe." Ujar Iqbal.

Nassar hanya diam.

"Loe mau ga jadi pengisi acara di konser dangdut senior? Satu bintang tamu ngundurin diri. Bisa dibilang jadwal dadakan. Kebetulan juga loe ga ada jadwal tanggal segitu. Lumayan fee nya mereka ngasih lebih karena ini jadwal dadakan." Iqbal menyerahkan proposal. Nassar membalik-balik halaman dan matanya tiba-tiba tertuju pada sebuah nama.

"Aulia ngisi juga?"

"Dia jadi pengisi tambahan buat nambah-nambah durasi."

"Sembarangan kalo bilang, suara dia bagus."

"Iya tau, tapi buat artis baru ya sebutannya mau gimana lagi."

"Approve aja kalo memang aku ga ada jadwal."

"Karena ga ada jadwal atau karena ada Aulia?" goda Iqbal.

Nassar siap memukulkan tangannya tapi Iqbal keburu kabur sambil bawa ponsel.

Dia tak bisa menafikkan kalo ia rindu dengan Aulia. Nassar kini sudah beberapa hari tidak main ke studio latihan. Ia sadar diri jika keberadaannya bisa membahayakan hubungan orang lain. Ia berusaha menyibukkan diri dengan kerjaan agar Aulia tidak mengganggu pikirannya namun sia-sia. Ia rindu, ia sangat ingin bertemu dengan wajah teduh itu. Ia ingin melihatnya dan menatapnya.

bersambung . .

Vote n komentarnya jangan lupa yaa, biar mimin tambah semangat . . . makasih all NLV ^^

Beautiful LoveWhere stories live. Discover now