Part 3

682 43 0
                                    

Chakra ragu untuk masuk ruang latihan. Aulia sudah dari pagi ada di ruangan latihan bernyanyi. Pelatih yang suka ngiringin latihan belum datang jadi Aulia main keyboard sendiri sambil pemanasan.

"Udah dateng?" sapa Chakra akhirnya masuk ruang latihan.

"Iya, di asrama suntuk langsung aja kesini. Kamu juga ada latihan pagi?"

"Sengaja sih datang pagi."

"Untuk?"

"Mau ngasih kamu ini." Chakra mengeluarkan sekuntum mawar merah yang diikat pita pink cantik.

"Hoo, ada acara apa nih pake bawa bunga segala?"

"Sebenernya aku sengaja dateng pagi buat bilang kalo aku sa . . ."

Tok tok tok..

"Permisi, mba mas ada yang ngirimin ini kesini. Katanya buat mba Aulia." Ujar security perusahaan yang langsung berbicara setelah mengetuk pintu.

Aulia mendekati dan melihat Security membawa sebuket bunga besar mawar, "Untuk saya, pak?" tanya Aulia sedikit bingung. Ia berpikir sejenak kira-kira siapa yang mengirimkannya bunga sebesar itu. Keluarganya jelas tak mungkin karena ia lahir di keluarga sederhana jadi tidak mungkin menghamburkan uang untuk membeli buket bunga sebesar itu.

"Kurang tau juga, mba. Tadi yang nganterin kesini juga kurir. Itu ada kartunya mungkin disitu ada nama pengirimnya."

"Ngga salah kan, pak? Beneran buat saya?"

"Iya mba, tadi kurirnya bilang berkali-kali AULIA sampai dia nulis sendiri di notes biar ga salah penerima."

Aulia menerima buket bunga itu, "Makasih ya, pak."

"Iya, mba." Security itu langsung pergi ketika merasa tugasnya sudah selesai.

"Dari siapa?" tanya Chakra mendekati Aulia.

"Ga tau. Bentar aku buka kartu ucapannya."

'Untuk Queen Aulia, Semangat latihannya yaa.' –Nassar-

"Dari kak Nassar."

"Hah? Dari Kak Nassar? Kok dia ngirimin kamu bunga?"

"Ga tau juga, mungkin maksudnya buat semua tapi kak Nassar ga inget nama yang lain jadi nulisnya nama aku." Jawab Aulia polos seperti biasa.

"Masa? Disini ditulis Queen berarti memang buat kamu, bukan Aulia dan kawan-kawan."

"Mungkin buru-buru nulisnya. Eh tadi kamu mau bilang apa?"

"Ga jadi. Aku balik deh ke asrama."

"Lho?"

Chakra langsung pergi keluar ruangan dengan langkah kesal. Aulia memandang dengan tatapn heran.

@ @ @

"Loe kemana keluar pagi-pagi?"

"Ngirimin bunga buat seseorang."

Iqbal langsung duduk tegak mendengar kata-kata Nassar, padahal tadi dia lagi gelayutan manja di sofa rumah Nassar. Iqbal nginap di rumah Nassar karena jadwal Nassar tadi malam sampai tengah malam.

"Loe, mainin cewek lagi? Cewek mana sekarang yang loe PHP-in?"

"Aku ga suka kalo kamu ngomong PHP."

"Cewek mana?" tanya Iqbal lagi.

"Aulia." Jawab Nassar cuek.

"Loe mah udah gue bilangin jangan mainin anak baru yang masih polos."

"Siapa yang bilang mainin."

"Nah ntu lho sampai kirim bunga, berarti loe mau bikin cewek ke ge-er an lagi kan?"

"Emang sejak kapan gue ngasih bunga sama cewek?"

Iqbal terdiam sejenak, ia berpikir cewek mana yang sempat Nassar kasih bunga. Dia berpikir dan akhirnya menyerah. Memang sampai saat ini, Nassar tidak pernah memberikan bunga pada wanita, Beberapa cewek yang dekat dengannya malah yang suka memberikan Nassar hadiah. Sedangkan Nassar hanya bersikap baik selaku pria kalo diajak makan malam.

"Loe sampai ngasih bunga, jangan-jangan loe . . ."

"Aku ga tau gimana tapi hati aku berdebar kalo liat dia. Senyum dia selalu ada di pikiranku. Aku ga tau kenapa."

"Loe kan baru sekali ketemu. Jangan bilang loe jatuh cinta? Setelah sekian lama."

"Aku ga tau. Tapi aku pengen ketemu dia lagi. Sebelum jadwal hari ini atau sehabis jadwal hari ini aku mau mampir ke agensi mau liat dia."

Iqbal mendekati Nassar dan menempelkan tangannya di jidat Nassar, "ga anget padahal."

"Ih apaan sih." Nassar menepis tangan Iqbal.

"Loe serius akhirnya bisa jatuh cinta lagi?"

"Ntah, aku mau pastiin dulu perasaan aku."

@ @ @

"Ehm . . ehm . ." Rina terbatuk-batuk dipaksakan sambil memandangi Aulia.

Aulia cuek aja sambil memperhatikan Fitri yang sedang latihan koreo.

"Ehm . ehm . ." Rina batuk lagi dan kali ini berhasil mengambil perhatian Aulia.

"Kenapa Rin? Sakit ya? Masuk angin? Mau aku ambilin air anget ngga?"

Gubraks, Rina menepuk jidatnya. Rina lalu beringsut ngesot mendekati posisi Aulia. "Aul dapat kiriman bunga dari kak Nassar ya?"

"Itu bunga kayaknya buat kita semua deh biar semangat!"

"Polos banget sih. Aul kamu ga sadar sesuatu gitu?"

"Apa?"

"Kayaknya kak Nassar suka deh sama kamu."

"Ha?" Aulia mengernyitkan kening. "Hush jangan sembarangan. Ntar di denger orang malu."

"kamu ga sensitif sie Aul. Kemarin Kak Nassar banyak tanya-tanya sama kamu lho!"

"Ah perasaan kamu aja, kemarin kan kita lagi coaching mungkin Kak Nassar kebetulan fokus sama aku."

"Eh, tapi mending jangan ditanggepin deng. Kamu tahu ngga? Kak Nassar banyak gosipnya. Beberapa cewek yang digosipin deket biasanya jadi terkenal lho. Takutnya kamu jadi korban berikutnya. Cowok-cowok PHP gitu."

Aulia tersenyum, "Lagian mikir kejauhan, mana mungkin Kak Nassar suka sama Aulia." Kata Aulia sambil berdiri karena sudah tiba gilirannya untuk latihan.

bersambung . . .

Beautiful LoveWhere stories live. Discover now