Part 17

718 47 20
                                    

Aulia melihat pantulan dirinya di cermin lagi dan lagi.

"Udah cantik." Ujar Rina yang ikut ngeliatin pantulan Aulia di cermin.

"Cie, yang man nge-date." Fitri ngegodain ikut menimpali.

Aulia membenarkan riasannya yang memang sekedarnya. Ia tidak ingin terlalu berlebihan dan lebih memilih menggunakan make up yang natural.

A Nassar Calling . .

'Dek, aku udah di luar asrama. Aku tunggu ya.'

'Oke, A. Aku keluar sekarang.'

"Semangat ya, Aul. Jangan pikirin apapun. Happy aja." Rina memeluk sahabatnya itu.

"Oleh-olehnya jangan lupa." Seloroh Fitri jahil sambil ikut memeluk Aul.

"Memangnya Aul mau ke medan perang ya?" Aul terkekeh melihat kelakuan ke dua sahabatnya yang memeluknya seperti bakal ditinggal lama.

"Perang, perang hati dan cinta." Jawab Fitri lagi santai.

"Ngaco! Aul pergi." Aul melepaskan pelukan kedua sahabatnya sambil berlalu meninggalkan mereka.

Aul medapati wajah sumringah Nassar, ada sorot kebahagian yang jelas terlihat di raut wajahnya.

"Cantik banget." Puji A Nassar.

"Apaan sih, A." kata Aul jadi sedikit malu.

Nassar segera membukakan pintu mobilnya untuk Aul, "silahkan naik tuan puteri." Aul segera naik ke mobil Nassar. Nassar memegang ujung atas mobil menjaga agar Aul ngga terantuk dengan langit-langit.

Aul tersenyum senang mendapat perlakuan istimewa.

Nassar segera masuk mobil dan memakai sabuk pengamannya. "Sabuknya, dek!" Nassar mengingatkan Aul. Aul menarik sabuknya dan Nassar dengan sigap mengunci sabuk itu. 'KLIK'.

"Oke, berangkat. Bismillah."

"Kita mau kemana sih, a?"

"Makan aja. Kamu jangan ada beban. Santai aja cuman refreshing."

Nassar menekan tombol musik di mobilnya. Ia memutar knop volume agar lebih terdengar. "Kali ini bukan lagu kamu ya." Jelas Nassar.

"Iya Aa gak papa."

Lagu mellow terdengar dan Nassar juga ikut bersenandung. "Aku tak akan berhenti, menemani dan menyayangimu hingga mata hari tak terbit lagi. Bahkan bila aku mati. Ku kan berdoa pada Illahi tuk satukan kami di surga nanti."

Nassar lirik-lirik ke wajah Aulia lewat spion depan, dan Aulia cuman cuek aja sambil menggerak-gerakkan kepalanya menikmati alunan musik. (Dasar si ngga peka, wkwkwk... pdhal udah dikodein si Aa)

@ @ @

"Kok sepi banget ya, A? Perasaan tadi di lantai satu rame."

Nassar senyum kalem, sambil memberi arahan pada petugas yang berdiri siap menunggu Nassar.

"Iya kenapa sepi ya?" tanya Nassar balik, pura-pura ga ngerti.

Nassar menggeser kursi mempersilahkan Aul duduk, Aul sedikit salah tingkah mendapat manner dari pria dihadapannya. Ruangan sedikit temaram. Hanya lilin di meja mereka dan lampu kelap kelip di dinding yang menambah suasana romantis di restoran itu.

Petugas menghidangkan makanan, padahal mereka belum memesan apapun.

"A, Aul kan belum pesen apapun?"

"Aku udah pesenin kok. Semoga kamu suka. Yuk makan."

Mereka lalu melahap makan malam mereka. Nassar mengobrol santai dengan Aulia. Mencari tahu asal dan keluarga Aulia. Nassar juga menceritakan keluarga dan perjalanan dia sampai bisa survive di dunia keartisan sampai saat ini. Setelah selesai makan makanan penutup tiba-tiba lampu menyala ke sudut ruangan. Ada gitar dan piano disana.

Nassar berdiri dan bergerak menuju cahaya tersebut. Nassar memasangkan gitar di bahunya dan mulai bersenandung.

Senyumlah untuk semua orang

Tapi hatimu jangan

Jujur ku berkata dihati betapa

Aku cinta kepadamu

Aku sayang padamu (Nassar menujuk ke arah Aulia sambil tersenyum)

Senyumlah untuk semua orang

Tapi hatimu jangan

Rindu dan cemburu menggoda hatiku

Apabila kau jauh

Bawa aku kasih kemana kau pergi

Tak mau ku sendiri

Ingin aku miliki seutuhnya

Cinta kasihmu untuk selamanya

Nassar menyelesaikan lirik lagunya, ia kembali ke posisi Aulia. Mengeluarkan sebuah kotak cincin dan bersimpuh di hadapan gadis pujaannya tersebut.

"Aku tahu kamu sudah pernah menolakku. Tapi aku tak pernah ragu untuk kembali mengutarakan isi hatiku. Aulia maukah kamu menemani hari-hari aku untuk saat ini sampai selamanya?"

Aulia bingung, dia sampai meneteskan air mata karena terharu dengan kesungguhan Nassar.

"Kenapa nangis? Aku salah ya?" Nassar kaget dan ikut bingung harus gimana.

"Aa kenapa Aa baik banget sama Aul. Aul kan bukan siapa-siapa. Aa udah jadi bintang di langit sedangkan Aul masih rumput di tanah."

"Kata siapa kamu rumput aku bintang? Kamu bulan yang indah yang selalu ingin aku gapai dan kupegang."

"Aa, Aa belum kenal Aul. Aa cuman baru ketemu Aul beberapa kali, Aa belum tahu sifat Aul gimana, keluarga Aul gimana. Keluarga Aul sederhaan sekali, A. Ga cocok sama keluarga Aa yang terpandang."

"Jangan lihat keluarga aku, lihat aku saja. Aku juga banyak kekurangan, dek. Kamu sempurna di mata aku. Aku yang punya segudang kekurangan bukan kamu."

Aul segera menghentikan perkataan Nassar dengan meletakkan jarinya di bibir Nassar. "Aa ga ada kekurangan. Aa tampan, baik hati, perhatian." (Ah ingat momen itu . . >,<)

"Jadi kamu mau terima aku? Kita saling melengkapi kekurangan masing-masing dek. Aku serius sama kamu. Kamu mau terima aku?"

Aul terdiam sejenak, matanya masih basah karena haru.

bersambung . . .

Note: 

Haduh mimin lagi sedih lagi nih, yang ditakutin mimin terjadi. Awalnya mimin pikir Aul mau main-main kemana asal Aanya bertahan sama perasaannya, kisah mereka bisa jadi bakal Happy ending tapi pas lihat aa hapus foto Aul di IGnya, mimin jadi pesimis. 

But, dunia nyata biarlah di dunia nyata. Mimin sekarang mau bikin kisah mereka Happy end di dunia halu (FF) ini. 

Makasih buat semua yang selalu memberi semangat lewat komentar dan votenya, ga bosen-bosen mimin ingetin jangan lupa follow ig mimin juga untuk update terbaru : @beauty_rainbow18, dan blog mimin di https://shipperworldbeautyrainbow.blogspot.com/

Makasih readers . . . ^^

Beautiful LoveWhere stories live. Discover now