Part 35

691 50 20
                                    

Langkah Aulia semakin pelan dan akhirnya diam mematung. Nassar ikut diam karena wanita yang dituntunnya diam.

"Kenapa?"

"Mau masuk sini A?"

"Udah masuk dulu aja." Nassar menarik tangan Aulia agar tetap mengikutinya. Aulia mau tak mau mengikuti langkah Nassar.

"Selamat sore pak, ada yang bisa kami bantu?"

"Rekomendasiin yang baru dong mba, buat couple."

"Pacar atau istri?"

"Calon istri." Jawab Nassar.

"Yang ini sedang hitz dipasaran pak, dan kami memberikan servis istimewa dengan mengukir nama secara gratis."

"Gimana? Bagus?"

Aulia hanya diam.

"Ayo dicoba."

Nassar lalu memaksa Aulia untuk memakai cincin itu di jarinya. "Bagus kok. Ga suka?"

"A, ini apaan? Bukannya mahal?"

"Suka ngga? Mau coba yang lain?"

Pegawai toko lalu mengeluarkan dua model lain yang tak kalah bagus.

"Nah yang ini bagus."

"Aa, iih . . . ini apa maksudnya?"

"Nanti aja tanya maksad maksud. Kamu pilih dulu suka yang mana?"

Akhirnya Aulia memilih dari tiga model yang disodorkan. Nassar langsung memesannya.

"Kredit or cash pak?"

"Cash" Nassar lalu mengeluarkan kartu debitnya.

"Mau ditulis ukiran apa di cincinnya, pak? Silahkan tulis disini."

Nassar lalu menuliskan sebuah kata di form yang disediakan 'Nalia'.

"Untuk kedua cincinnya pak?"

"Iya, karena kita tak terpisahkan daripada harus nama masing-masing lebih baik nama kita berdua."

"Baik pak, kami mengerti."

@ @ @

"Sekarang Aulia udah boleh nanya apa maksud Aa beliin cincin tadi? Bukannya tadi itu berlian, A? Aul mana sanggup beli perhiasan kayak gitu."

Nassar tersenyum. Mereka berada di restoran setelah pulang dari Mall. Mereka melaksanakan shalat Maghrib di mesjid Mall dan melanjutkan dengan makan malam.

"Aul kita nikah yuk?"

'Uhuk' Aulia hampir memuntahkan semua minuman yang baru saja diminumnya.

"Apa A?" tanya Aulia tak percaya.

"Nikah, kita nikah aja."

"Aa, kan Aulia udah pernah bilang kalo Aulia belum mikir soal itu. Aulia masih banyak yang harus dipikirin. Aulia pengen kuliah dulu, pengen fokus karir dulu."

"Aa ngajak nikah bukan untuk batasin semua cita-cita kamu Aulia. Aa cuman ingin kalau hubungan kita ini halal tidak mendatangkan keburukan dan jauh dari tipu daya syetan. Aa tahu banget gimana dunia entertainment. Kalo Aa udah jadi suami Aulia, Aa bisa temenin Aulia, membela Aulia. Menjaga Aulia."

"Tapi ga mudah A. Rumah tangga itu butuh tanggung jawab dan Aul belum siap untuk itu."

"Kita pisah setelah menikah."

"Ha?" Aulia tak mengerti.

"Kita ngga tinggal serumah. Atau kalau tinggal serumah kita ngga tinggal sekamar. Setidaknya sampai Aulia lulus kuliah. Gimana?"

Beautiful LoveWhere stories live. Discover now