Part 37

1K 38 13
                                    

Album Nalia meledak begitu keluar dipasaran. Masyarakat agaknya terbawa perasaan karena kedua penyanyi tersebut. Ditambah lagi doa-doa positif yang selalu mengalir dari para penggemar mereka.

Nassar membuka pintu dengan kunci yang ia miliki. Belakangan ini ia sangat sibuk, selain harus mengurusi promo album, dia juga memiliki jadwal off air sendiri yang memang sudah disetejui beberapa bulan sebelumnya. Jadi demi profesionalisme, walau Nassar harus melakukan promo sesuai kontrak dia juga harus memenuhi undangan menyanyi.

Biasanya setelah off air, Nassar tak buru-buru pulang ke rumah karena dia bisa menginap di hotel terdekat. Tapi berbeda kali ini, rumah adalah tempat yang begitu menenangkan dan menjadi tujuan Nassar entah darimanapun dia kembali. Karena ada Aulia di sana. Melihatnya saja sudah menjadi vitamin yang luar biasa besar bagi Nassar.

Ruang tengah temaram, namun Nassar bisa melihat cahaya TV LED nya yang masih menyala sehingga memantul-mantul disekitar ruangan tersebut. Aulia terlelap di sofa sambil menggenggam remote di tangannya. Nassar tak mau mengganggu Aulia dalam lelapnya, ia mencium kening Aulia dan mengangkat tubuh Aulia ke dalam pangkuannya.

Aulia kaget, namun langsung menyamankan posisinya di pangkuan Nassar ketika tahu yang mengangkatnya adalah suaminya sendiri.

"Udah pulang A?" tanya aulia masih dengan mata tertutup dan menyamankan posisi kepalanya di dada Nassar.

"Udah, kan ini lagi angkat badan kamu sayang."

Aulia senyum, tapi matanya masih saja ia biarkan terpejam. Aulia tidak banyak bicara karena ia kembali terlelap dalam tidurnya.

NAssar meletakkan tubuh Aulia perlahan di kamarnya. Nassar menyelimuti Aulia, mengatur suhu AC, dan keluar kamar setelah mendaratkan ciuman selamat malam. "Mimpi indah sayangku." ujarnya pelan.

@ @ @

Setelah shalat shubuh, Nassar kembali memanjakan dirinya dengan tidur. Ia sangat lelah karena off air padat langsung di tiga tempat di hari yang sama. Untungnya lokasi tidak terlalu jauh, tapi cukup membuat badan Nassar protes minta istirahat.

"A . . .Aa." suara lembut terdengar di telinga Nassar.

Cahaya matahari sudah masuk melalui celah kamarnya. Nasar mengucek mata untuk menemukan sang pemilik suara.

"Lho sayang? Kenapa ke sini?"

"Aulia bawaain aa makan. Aa kayaknya tadi malem pulangnya telat banget ya. Pasti Aa cape." Aulia menyodorkan air putih. Nassar segera duduk dan meneguk habis air yang diberikan Aulia.

"Nah sekarang Aa makan."

Nassar menurut dan melahap bubur dan sup yang dihidangkan Aulia.

"Kamu yang masak, sayang?" tanya Nassar.

"Iya."

"Lho, Aa kan udah bilang jangan capek-capek. Biarin aja masalah dapur kan udah ada bibi."

"Aa udah bertindak sebagai suami yang baik yang selalu jagain Aul, bahkan memastikan Aul tidur nyenyak kayak semalam. Masa Aul ga boleh jadi istri yang baik, sesekali aja masakin buat Aa."

"Bukan gitu, Aa seneng kok kalo kamu masakin tapi takut kamu capek dek."

"Ini kan hari Sabtu A, Aul ngga kuliah dan jadwal cuman nanti sore aja promo di radio sama Aa. Jadi ga papa lah masak."

"Aa sih seneng, banget malah." Nassar menyeruput Sup dari mangkuknya hingga habis.

Aulia senang karena sepertinya masakan yang ia buat sesuai dengan selera Nassar.

Beautiful LoveWhere stories live. Discover now