Nassar siap-siap di ruang make up, sesekali dia melihat ke arah pintu.
"Nyariin siapa? Nungguin siapa?" Iqbal menahan kepala Nassar agar fokus ke cermin di depannya.
"Pengisi tambahan ruangannya dimana?"
"Diatas semua, sempit-sempitin. Yaa, kirain bisa disebelah loe yang udah jadi artis senior."
"Aku bisa kesana ngga?"
"Ngapain sih loe? Nyariin Aulia lagi? Buat apa? Dia udah punya pacar kan?"
"Liat aja. Ga boleh?"
"Ntar loe susah move on. Udah deh fokus aja kenapa sih." Iqbal ketus dan memaksa Nassar untuk diam.
"Kalo . . ."
"He . ." Iqbal memotong kata-kata Nassar dengan lirikan tajam seorang pembunuh, dan membuat Nassar diam seketika.
@ @ @
Aul sesekali minum air putih yang sedari tadi dipegangnya. Fitri ikut menjadi pengisi acara bersama Aul. Sedangkan Rina datang menemani sahabatnya. Selain Rina, Chakra dan Ifan juga hadir sebagai penonton. Agensi menyuruh mereka untuk menonton sebagai referensi agar mereka bisa menjadi penyanyi yang handal.
"Kamu agak pucet deh." Rina memandangi pantulan wajah Aul di cermin.
"Masa?" Aul menepuk pipinya perlahan.
"Kamu gak papa?" Fitri yang tengah asik dengan riasan beralih memandangi Aulia.
"Ih kalian berlebihan, Aulia gak papa kok cuman kurang tidur aja kayaknya." Ujar Aul mencoba menenangkan kedua sahabatnya.
Rina ga menurut dan meletakkan telapak tangannya ke dahi Aul, "Masya Allah ini demam."
Fitri beringsut mendekat, "tangan kamu dingin banget."
"Ga usah perform ya, aku ke staff sekarang biar rundownnya berubah." Rina bersiap pergi ketika tangan Aul menahannya.
"Yang namanya penghibur jika kita sakit juga ga boleh keliatan di hadapan penonton. Aul gak papa kok. Aul minum air putih aja bentar lagi pasti enakan."
"Aku minta tolong Ifan atau Chakra deh beliin obat." Rina tetap keluar dari ruangan. Fitri mengeluarkan minyak kayu putih dari tas kecilnya dan menyerahkan pada Aul.
"Makasih." Aulia menerima sodoran Fitri.
"Kamu yakin bisa? Mending jangan dipaksain"
"Bisa kok, kalo segini aku masih kuat."
Fitri memijit-mijit bahu Aul berusah menghilangkan sedikit sakit atau memberikan kekuatan sebagai bentuk dukungan pada sahabatnya.
Tak lama kemudian, Ifan dan Chakra berebutan masuk ruangan. Rina yang awalnya jalan di depan kalah cepat dan hampir terjungkal karena mereka buru-buru nyerobot masuk.
"Ya Ampun, Aul kan aku udah bilang istirahat yang cukup." Ifan menyobek minuman jahe dan menyerahkan pada Aulia.
"Diminum, ini air anget." Chakra menyodorkan minuman botol yang masih hangat."
"Aul gak papa, kalian terlalu berlebihan deh." Aulia tetap berusaha tersenyum demi sahabat-sahabatnya.
"Pulang aja yuk, aku anterin ke asrama." Tawar Chakra.
"Kalian balik deh ke kursi penonton, kan disuruh agensi liatin pegelaran penyanyi senior."
"Yakin gak papa?" Ifan ragu untuk meninggalkan Aulia.
Aulia mengangguk meyakinkan.
Mereka lalu kembali ke kursi penonton dengan rasa khawatir.
"Aulia standby!" Perintah staff TV.
"Iya kak." Jawab Aulia.
Aulia pun berjalan dan sempoyongan hampir jatuh.
"Yakin bisa dilanjutin?" Rina menangkap lengan Aul.
"Aulia gak papa, ini mungkin karena bajunya berat."
"Kamu tuh ya, emang keras kepala. Aku anterin sampai belakang panggung." Rina setia memapah Aulia.
"Aku aja yang nemenin dia. Sekalian aku juga standby di belakang panggung, Kita cuman beda satu segmen." Tawar Fitri.
Rina lalu mengangguk dan menyerahkan tempatnya pada Fitri, "hati-hati ya kalian."
Aulia mengacungkan jempolnya pada Rina.
@ @ @
Aulia kebagian nyanyi lagu slow malam itu. Dia menyanyikan lagu penyanyi asli yang konser malam itu. Aulia menyanyi dengan penuh penghayatan, dia seperti biasa mampu membuat para penonton terkesima. Ketika lagu sudah selesai. Aulia berbalik dan bersiap untuk turun panggung ketika pandangannya kabur dan semua terasa gelap.
Ifan dan Chakra berdiri berbarengan, mereka siap naik panggung tanpa diminta. Para staff berlarian menuju posisi Aulia. Host langsung meng-cut tayangan untuk berpindah pada tayangan komersial. Begitu monitor sudah menunjukkan iklan, Chakra dan Ifan langsung berlari ke panggung.
"Angkat-angkat." Pinta staff pada staff lainnya.
Mereka mengerubungi Aulia yang pingsan, sebuah suara cukup nyaring terdengar.
"Minggir semua, aku aja yang angkat." Nassar menyeruak ke kerumunan dan langsung melingkarkan tangan Aulia kelehernya, ia dengan sigap mengangkat tubuh Aulia.
"Minggir-minggir!" Usir Nassar pada siapapun yang menghalangi jalannya termasuk Chakra dan Ifan yang sudah berada di sana.
"Ruangannya diatas Mas Nassar." Seru staff.
"Sembarangan banget kamu! Ke ruangan aku aja yang luas."
"Tapi mas Nassar harus standby bentar lagi nyanyi."
"Tau, minggir!"
Nassar buru-buru meminta Iqbal membentangkan baju-bajunya di sofa
"Tapi, ini baju buat perform besok."
"Udah geletakin aja, sofanya ga rata. Bawain minyak angin." Pinta Nassar. Iqbal langsung bergerak menuju kotak P3K.
Nassar mengeluarkan saputangan yang tersimpan rapi di jas yang dipakainya. Ia lalu mengucurkan air mineral dingin sehingga sapu tangannya basah. "Ya Allah, Aul kamu demam." Nassar meletakkan saputangan itu di dahi Aulia.
Iqbal datang bersama minyak angin. Nassar terburu-buru membukanya dan menggerakkan di sekitar penciuman Aulia.
Dokter datang bersama staff yang meminta Nassar untuk segera standby di belakang panggung.
bersambung . . .
Kangen NALIA ada di LIDA T,T *curcol
Jangan lupa vote dan komennya ya karena miminnya bakal tambah semangat . .
Kunjungin blog mimin tentang momen Nassar and aulia di LIDA di https://shipperworldbeautyrainbow.blogspot.com/
Jangan lupa follow ig mimin juga untuk update terbaru : @beauty_rainbow18
YOU ARE READING
Beautiful Love
FanfictionNassar seorang artis yang terkenal playboy, bukan tanpa alasan dia bisa di cap seperti itu. Sebuah kisah cinta di masa lalu yang telah membuatnya kecewa dan tidak percaya lagi akan adanya cinta sejati. Aulia, seorang siswa di akademi menyanyi. Dia...