Semua terdiam menunggu kalimat yang akan keluar dari bibir Aulia. Nassar meminum teh yang tadi disuguhkan.
"Ma, Pa. . . Kalo menurut kalian. Kalau Aulia menikah kalian akan merestui?"
Mama Ida dan Pak Abdullah saling berpandangan. "Aulia sudah memutuskan, nak?" tanya Pak Abdullah.
"Aulia percaya sama A Nassar. A Nassar bilang jika setelah menikah kita juga akan tinggal terpisah untuk sementara."
"Gimana maksunya?" Mama Ida penasaran.
"Kita sepakat untuk tinggal terpisah sampai Aulia lulus kuliah. Biar Aulia bisa konsentrasi selama menjadi mahasiswa."
"Kalau begitu kalian bisa menikah nanti saja setelah kamu lulus." Saran Pak Abdullah.
"Saya sudah yakin dengan Aulia, Pak. Bagi saya semakin cepat saya menikahi Aulia maka semakin baik. Saya pikir di Jakarta Aulia butuh seseorang untuk menjaga dia. Jika status saya sebagai 'pacar' mungkin saya bisa menjaga namun kembali pada alasan awal saya. Pacaran hanya membuang waktu dan mendatangkan dosa. Jika sudah yakin kenapa tidak langsung diresmikan saja. Agar tidak ada lagi dosa tapi pahala."
Pak Abdullah mengangguk-ngangguk.
"Aulia awalnya ragu bahkan mau menolak permintaan a Nassar untuk menikah. Namun setelah istikharah Aulia yakin dengan Aa. Dan percaya kalau Aa adalah imam yang baik buat Aulia. Kita berkomitmen untuk saling dukung. Aa juga bilang kalau dia tidak akan menghalangi cita-cita Aulia."
Mama Ida menghembuskan nafas seperti agak keberatan.
"Saya akan jaga Aulia, Bu. Tolong percaya saya."
"Ibu hanya takut kalau keputusan kalian terlalu cepat. Kalian kenal kan belum lama. Bagaimana jika ternyata ada ketidakcocokan. Pernikahan itu sangat sakral nak. Dilakukan hanya sekali dalam hidup."
"Saya sudah yakin dengan Aulia. Percekcokan mungkin terjadi tapi itu bumbu dalam sebuah rumah tangga. Saya sudah yakin untuk menjadi pendamping Aulia sehidup dan sesurga."
Mama Ida cukup tercengang dengan kata-kata Nassar. "Nak Nassar percaya diri tak akan membuat putri saya menangis?" tanya Mama Ida sambil berlinang air mata.
"Saya janji. Jika ada air mata yang keluar dari matanya maka hanya ada air mata kebahagiaan." jawab Nassar mantap.
"Kalau kalian sudah sama-sama yakin Mama dan Papa memberikan restu untuk kalian."
"Alhamdulillah." Nassar mengucap hamdallah sambil mengusap muka dengan kedua tangannya.
@ @ @
Proses selanjutnya tidak lama. Seminggu kemudian Nassar mengajak serta keluarga untuk melamar secara resmi dan merencanakan pernikahan dalam dua bulan kedepan.
Aulia dan Nassar sibuk mempersiapkan pernikahan mereka. Tawaran wawancara dan mengisi acara ngobrolpun terus mengalir. Tawaran untuk mengkomersilkan pernikahan mereka juga datang dari beberapa tempat.
Beberapa teman menyayangkan keputusan Aulia menikah cepat padahal dia masih meniti karirnya yang baru seumur jagung. Namun kedua sahabat Aulia yaitu Rina dan Fitri mendukung penuh keputusan sahabatnya itu. Beberapa infotaiment mengabarkan berita miring demi mendapat perhatian penonton. Menggosipkan hamil duluan sampai niat Aulia yang menikah dengan Nassar demi panjat sosial. Nassar tidak berdiam diri ia pasang badan dan membantah semua kabar tersebut. Ia tidak segan memperkarakan berita-berita HOAX yang tersebar.
Tidak terasa waktu cepat berlalu. Resepsi pernikahan Nassar dan Aulia digelar meriah dengan menggabungkan adat Sunda, pontianak dan sedikit Arab. Nassar menyumbangkan sebuah lagu dipernikahannya sendiri untuk Aulia. Para tamu bertepuk tangan dan menggoda Aulia yang tersipu malu.
@ @ @
Mereka tidak melakukan bulan madu, dan menginap di hotel terdekat setelah resepsi. Nassar membuktikan komitmennya mereka tinggal di ruangan yang sama namun di tampat tidur yang terpisah.
"Kita fokus aja saling mengenal dulu. Puas-puasin pacaran. Tapi halal." Nassar tersenyum.
Aulia mengangguk.
"Kamu udah putusin mau tinggal dimana dek?"
"Menurut aa gimana?"
"Kamu kan sudah jadi istri Aa sekarang, jadi kewajiban Aa untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal juga."
"Aulia masih bingung."
"Aa ada apartemen kosong kalau kamu mau tinggal sendiri. Mau ikut nge-kos bareng Rina ma Fitri juga boleh. Kalo Aa sih rekomendasiin kamu tinggal bareng Aa di rumah."
"Aulia langsung mendelik galak."
"Ya ampun dek, jangan berpikiran negatif. Rumah aa lumayan besar lho. Aa cuman tinggal sendiri sama ada yang bantu dua orang. Kamar di rumah Aa banyak. Kamu bisa pilih kamar yang kamu suka."
"Ide bagus tuh A."
"Lebih enak tinggal serumah biar Aa juga gampang ngawasinnya. Anter-anter juga kan lebih gampang."
"Iya deh A. Tinggal sama Aa aja."
Nassar mengusap lembut kepala Aulia dan mencium kening wanita yang dicintainya itu. "Nah kalo pacaran kan dosa kalo sekarang jadi pahala."
"Iya iya tahu."
"Yaudah kita shalat isya habis itu kita tidur.Besok kita bakal capek ngurus pindahan rumah. Harus beres besok karena lusa Aa udah ada job keluar kota."
@ @ @
Jam sudah menunjukkan pukul 11 siang. Nassar sudah mengutus orang untuk menyewa kurir pindahan rumah dan mengantarkan barang-barang Aulia kerumah mereka. Aulia masih terkantuk-kantuk di kursi penumpang sedangkan Nassar sudah full sadar karena ia harus konsentrasi menyetir.
Telepon Nassar berdering. Ia tak lama segera mengangkat karena khawatir suaranya mengganggu Aulia.
"Hallo, Assalamualaikum . . ."
'Waalaikumsalam, Ssar hari ini bisa mampir ke agensi sebentar?'
"Kenapa pak?"
'Nanti saya jelaskannya. Saya tunggu di kantor jam4 sore ya. Bawa istrimu juga.'
"Siap pak."
"Siapa A?" tanya Aulia.
"Keganggu ya tidurnya dek? maaf."
"Gak papa, maaf Aul malah ketiduran."
"Kamu kan capek, tidur lagi aja gak papa."
"Barusan siapa?"
"Pak Seno. Direktur pemasaran di kantor. Kita disuruh kesana nanti jam 4."
"Lho? Aulia juga? Ada apa katanya A?"
"Gak tau juga disuruh kesana dulu katanya."
"Oh."
"Tadi Aa sempet mampir ke restoran fast food. Makan dulu biar ga masuk angin." Nassar mengambil bungkusan makanan dan menyerahkan pada Aulia.
Aulia lalu membuka dan memakannya sambil sesekali memotong makanan itu dan menyuapi Nassar yang masih sibuk dengan kemudinya.
to be continued . . .
NB: kayaknya beautiful love ini bakal mimin tamatin dalam 2-3 Chapter lagi. Jadi ikutin terus ya . . . yang lagi pada nungguin between sabar, seperti biasa mimin up nya ganti-gantian. ^^
Oh iya VOMEN jangan lupa . . .
YOU ARE READING
Beautiful Love
FanfictionNassar seorang artis yang terkenal playboy, bukan tanpa alasan dia bisa di cap seperti itu. Sebuah kisah cinta di masa lalu yang telah membuatnya kecewa dan tidak percaya lagi akan adanya cinta sejati. Aulia, seorang siswa di akademi menyanyi. Dia...