2

1.3K 137 3
                                    

Haloha.... Selamat membaca guys... 😙


Sepulang dari kediaman Choi, Seo Jong menghempaskan dirinya diatas tempat tidur hotel.

Sebenarnya ia ingin membawa anak bungsunya itu untuk menyiram abu disungai, tapi anaknya bilang ia mengantuk.

"Tuan... saatnya menyiram abu..." ucap seseorang diambang pintu hotel.

"Biarkan aku beristirahat 10 menit" ucapnya masih dengan keadaan tiduran.

"Baik tuan" setelah kepergiannya.

Tak lama kemudian, dering ponsel milik Seo Jong berdering.

"Halo"

"Halo? Ayah dimana?" Tanya pemuda disebrang sana pada ayahnya.

"Aku sedang dijepang" jawabnya.

"Apa ada urusan bisnis?" Tanyanya lagi.

"Tidak, sebenarnya... hari ini ibumu dimakamkan" ucapnya sedikit menjeda ragu.

"Ibuku? Dia sudah tiada..." ucapnya lirih terdengar ditelingah Seo Jong membuat dia menyesal membicarakan ini.

"Ia nak"

"Sudah lama aku tidak pernah mendengar kabarnya, sekarang ayah bilang ibu sudah tiada?" Suaranya anak sulungnya yang semakin lirih membuat Seo Jong mengusap wajahnya kasar.

"Maafkan ayah, saat ini ayah sedang bersama keluarga ingin menyiram abunya dan ayah akan membujuk adikmu untuk tinggal bersama kita" ucapnya menenangkan anaknya.

"Adik? Adik siapa?" Tanyanya bingung.

"Adikmu, saat ini dia mengurunglan dirinya dikamar ayah akan membawanya kekorea"

"Hahaha.. aku tidak pernah tahu bahwa aku memiliki adik, dan sekarang ayah bilang dia adikku? Apa dia anak selingkuhan ibu atau ayah?" Tanyanya dengan nada meremehkan.

"Jaga omonganmu Jaebum! Ayah tidak pernah mengajarkanmu untuk bicara sekasar itu! Dia adikmu! Adik kandungmu! Ayah akan menjelaskan semuanya setelah kembali dari jepang, sudah... ayah tutup dulu. Aku menyayangimu nak"

"Ck.. aku juga" jawabnya singkat.

Tut-
Tutupnya sepihak, Jaebumlah yang menutup sebelum ayahnya bicara lagi.

"Anak ini" keluhnya sambil melihat layar ponselnya.

Setelah itu, ia pergi keluar dari kamar hotelnya.






🎹







Jb menggigit kukunya memikirkan sesuatu.

"Paman Park" panggil Jb.

Lelaki paruh baya yang sedikit lebih muda dari ayahnya pun datang mengahampirinya.

"Pesan jadwal penerbangan ke jepang untuk besok jam tujuh pagi! Dua tiket untukku dan aku ingin Jinyoung menemaniku" titahnya.

"Baik tuan muda"

"Satu lagi, jangan beritahu ayah"

"Baik" setelah itu, tuan Park meninggalkan Jb sendiri diruang tamu besar milik kediaman Im.

Beberapa Jam Jb terus termenung disofa.

Ia mendengar langkah kaki seseorang berjalan mengahampirinya tanpa mengetahui seseorang itu berjalan menghampirinya sambil membawa dua gelas coklat panas.

"Tuan muda" panggil orang itu.

Mengetahui pemilik suara yang memanggilnya, Jb langsung menatal heran pada orang itu.

"Kenapa tuan muda ingin saya bersamamu kejepang? Apa ada sesuatu yang mendesak tentang pekerjaan?" Tanyanya dengan wajah panik sambil menaruh dua cangkir itu perlahan.

"Tidak... aku ingin bertemu dengan ibuku" ucapnya dengan wajah sendu.

"Ibumu? Jadi selama ini ibumu tinggal dijepang?" Tanya Jinyoung, yap orang itu Jinyoung sahabat kecil Jb.

"Ia... dia meninggal hari ini" ucap Jb sontak membuat Jinyoung terkejut.

Ia mengusap punggung lusuh itu pelan.

"Jb..." ucapnya sedikit bergetar menahan tangis.
"Akh... Aduh! Sakit Jb!" Pekik Jinyoung larena tiba-tiba  Jb mencubit pipi chuby milik Jinyoung.

"Aku baru pertama mendengar kau memanggilku 'tuan muda' saat dirumah itupun tidak sampai beberapa menit, terus sekarang kau memanggiku 'Jb' lagi!" Omelnya masih setia mencubit pipi itu namun ia mencubi sedikit pelan.

"Aduuhh... aku pikir kau mengajakku untuk bekerja, kau tahu aku masih banyak dokumen yang harus kukerjakan karena ulahmu... jadi niatnya aku minta kau membatalkannya... ternyata kau ingin bertemu dengan ibumu... aku baru ingin mengasihanimu tapi kau malah membuat aku kesal melihatmu" omel Jinyoung memalingkan wajah sambil mengusap pipinya yang sakit karena perbuatan Jb.

Jb sedikit terkikik dengan ucapan Jinyoung. Namun wajahnya kembali serius.

"Ada satu hal yang akan membuatmu terkejut lagi Jie..." Jinyoung langsung menoleh kearah Jb yang sedang menundukan kepala.

"Apa itu?" Tanyanya.

"Aku memilik adik" ucapnya dengan nada pelan.

"Adik?" Tanya Jinyoung lagi, memastikan indra oendengarannya masih berfunsi atau tidak.

Jb mengangguk sebagai jawabannya dan Jinyoung tersenyum.

"Baguslah, seharusnya kamu senang" ucap Jinyoung girang.

"Tidak" jawab singkat dari Jb.

"Kenapa?" Tanya Jinyoung bingung.

"Karena dia sudah mendapatkan banyak kasih sayang dari seorang ibu" lanjutnya dengan nada yang terdengar menakutkan ditelingah Jinyoung.









Tbc-

Terimakasih sudah membaca Close Eyes 😄

VotMent ditunggu yah....  😅

Love you all 😚

Close Eyes {Tamat}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang