4

1K 115 26
                                    

Selamat membaca... 😘





Mark menutup matanya perlahan, menarik nafsnya dalam-dalam dan menghembuskannya kasar.

"Youngjae..." ucapnya perlahan "dia tidak pernah bahagia" lanjutnya lagi.

Seo jong menatap tidak mengerti. "Apa maksudmu?" Tanya-nya.

Mark menatap kesal pada pria paruh baya itu. "Ck... jangan pura-pura bodoh, aku tahu kau mengetahui sifat buruk mantan istrimu!" Ucap nya mulai meninggi.

Seo jong mengerti. "Jadi dia menyiksa anakku".

Mendengar itu Mark menunduk dengan air mata berlinang.

Seo jong bangkit dari tempat duduknya. "Aku ingin melihat Youngjae" ucapnya meninggalkan Mark.

"Tuan Im... saat ini dia sedang ti-" ucapnya sambil berlari menghampiri Seo jong.

Brak

Namun terlambat, Seo jong sudah membuka pintu kamar. Mark dapat melihat Youngjae terbangun dari tidurnya karena suara bantingan pintu.

Masih mengucek mata-nya. Tiba-tiba Seo jong memeluk erat tubuh kecil Youngjae. Membuat Youngjae tersentak kaget.

"Apa yang kau lakukan?!" Bentak Youngjae berusaha melepaskan pelukan Seo jong.

"Maaf... aku terlambat..." ucap Seo jong lirih.

"Apa maksudmu?!" Bentak Youngjae yang masih bersikeras menjauhkan dirinya dengan Seo jong.

"Aku bersalah karena berpura-pura tidak tahu penderitaan yang kau alami selama ini" ucap lirih Seo jong, air matanya berhasil lolos membasahi pipinya.

Youngjae tertegun, Youngjae melihat kearah Mark.

Keduanya saling menatap.

Namun tidak berlangsung lama karena Mark memutuskan pandangannya.

"Hyung.." panggil lirih Youngjae.

Namun, Mark pergi meninggalkan Youngjae dengan menutup pintu kamar dan berdiri didepan pintu, menyederkan tubuh lemahnya ditembok kokoh itu sambil menundukkan kepala.

Bayangan Youngjae yang terlintas di pikirannya saat ini.

"Tuan Mark" panggil pak Lee.

Mark mengangkat kepala menatap sedih ke arah pak Lee.

"Bisakah aku mempercayai satu orang lagi? Bisakah aku bersikap egois sekali lagi? Maafkan aku yang tidak bisa melindunginya sendirian..." ucap lirih Mark.

Pak Lee mengusap lembut surai pirang itu.

"Kau bisa bersikap egois... kau tidak melakukan sesuatu yang salah..." ucap penuh tenang ala Pak Lee.

"Aku... hanya ingin membuatnya merasa utuh... melihat wajah sendunya membuatku ingin menyiksa diriku sendiri" ucap Mark lagi masih dengan nada bergetar.

Pak Lee mengambil tubuh Mark, memeluk erat tubuh lemah itu.

"Kau selalu membuatnya merasa utuh, jadi apa yang kau putuskan kali ini adalah hal yang membuat dirinya bahagia dimasa depan" ucapnya sambil menepuk-nepuk pungguh lusuh itu.

Mendengar itu Mark mengeratkan pelukannya dengan Pak Lee. Menenggelamkan wajahnya dibahu pria tua itu. Ia menahan dirinya untuk tidak menangis.

Dikamar Youngjae.

Setelah lama memeluk, Seo jong melepaskan tubuh mungil itu, menatap lekat-lekat wajah Youngjae.

"Apa Mark hyung memberitahukan sesuatu padamu?" Tanya Youngjae.

Seo jong menggeleng. "Sejak awal aku tahu ibumu tidak akan bersikap baik padamu setelah apa yang aku perbuat padanya... maafkan aku"

"Kau tidak salah... aku sudah memaafkanmu... kau merawatku dengan baik walau dari kejauhan" jawab Youngjae santai.

Seo jong mengeratkan genggaman tangannya denga tangan lembut Youngjae.

"Aku berjanji akan memghapus kenangan buruk tentang ibumu. Aku akan selalu menyayangimu dan kakakmu juga akan menjagamu" ucap Seo jong penuh keyakinan.

Youngjae membulatkan matanya sempurna. "Kakakku?" Tanya penuh keraguan.

"Ia nak, kakakmu dia sangat menyayangi orang yang ia sayangi, memang dia selalu bersikap dingin tapi dia diam-doam peduli" jelas Seo jong bersemangat membuat Youngjae menatap kwatir.

🎹

Ditempat lain.

"Ibu... aku datang" ucap Jb sambil menguap lembut lemari kaca itu.

"Terakhir aku bersamamu saat aku berumur tiga tahun, sudah lama bukan?"

"Aku rindu dekapanmu, aku rindu belaianmu, aku rindu masakanmu dan... aku rindu suara lembutmu" ucap lirih Jb namun berusaha tersenyum.

Jinyoung hanya diam mendengarkan monolog Jb sendirian.

"Kenapa? Kenapa kau sudah lama meninggalkan diriku selama ini, kenapa kau benar-benar menghilang dari hadapanku? Ibu... aku masih belum ucup besar untuk merasakan kesendirian" ucapnya dengan nada bergetar.

"Dan sekarang... kau meninggalkan orang yang akan aku benci karena... dirimu" ucap Jb dengan nada dingin.

Jinyoung menoleh menatap pasrah kearah punggung tegar Jb. Aura Jb sudah penuh dengan kegelapan.

Apa kau akan benar-benar membencinya, Jb? Kau bodoh. Keluh Jinyoung dalam hati.





Tbc-

Terimakasih sudah membaca Close Eyes 😄

Maaf typo yang bertebaran 😅

VotMent ditunggu 😂

Love you all 😚

Love you all 😚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Close Eyes {Tamat}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang