1. Tak Terlihat

840 43 4
                                    

REVISI✔
030918

____

Aku menatapnya kembali, kearah cowok itu yang lagi-lagi melepas senyum dibibir manisnya. Tatapannya fokus kebola lambung yang berusaha ditolak masuk daerah kedua team.

Terdengar suara riuh di sekitar kami. Bola jatuh daerah salah satu team membuat semua bersorak. Menambah gejolak semangat, baik dari pemain maupun penonton termasuk aku, terdiri dari satu kelas ini. Ia menarik nomer disampingnya, menujukan bila nilai team dikendalikan bertambah.

Ia kembali fokus ke bola, lalu mengulum senyum, melihat reaksi teman-teman kami heboh saat bola memasuki area mereka, memaki kebingungan agar bisa menangkal dengan kata kerjasama.

Sekian kalinya, ia tersenyum tipis tak terlihat bila tidak lamat diperhatikan, aku yakin ia tersenyum, karena sudut bibirnya menarik pelan kembali terukir.

Ia cowok manis yang pandai membaur.

Membuat dirinya tidak terlihat.

Sampai semua di sekitarnya seolah tidak menyadari. Salah satunya adalah ini, dimana ia tidak ikut menjadi pemain, diam-diam ia mendekat ke penarik score.

Padahal menurutku, ia sangat minat olahraga ini. Setiap jam kosong terkadang aku lihat ia suka bermain Volly di sini, bahkan ia masuk extra ini. 

Tidak ada yang memintanya mengganti posisinya.

Tidak ada yang memintanya ikut bermain.

Tidak ada yang ingin mengantikannya diposisi penarik score.

Karena semua tidak menyadarinya,

Dan ia merasa nyaman seperti ini.

Gerak tubuhnya menunjukan tenang, menikmati suasana, pandangannya seolah mengatakan all worth like this and I always comfortable in here.

Ee. Ya, kurasa.

Tentang kesadaran ini. Benar, mungkin hanya aku yang menyadarinya.

Mungkin,

Tapi ingat, ia nyaman seperti ini.

Tak terlihat, tapi baik-baik saja.

Aku jadi penasaran.

Tiba-tiba terlintas dipikiranku, seberapa besar, seorang Gamaliel Marisco mengenaliku? Kami berdua kenal sekilas dari kecil, memasuki sekolah berbeda sampai berakhir sama di sini, satu tahun lebih satu kelas, tetangga beda Kompleks tapi bisa terhitung jari, kami terlibat satu percakapan.

Kenyataan membuyarkan angganku, saat teriakan ajakan mengarah padaku.

"Dyra! Ayo masuk ikut main gantiin Talia, dia udah capek!" panggil Anya, sahabatku yang sudah bermandi peluh di team pembaur.

Aku duduk menelungkup kedua lutut di bawah pohon rindang ... berdiri, mengarah ke sana, semua teman bersorak heboh seolah aku menjadi penyelamat team untuk bisa menang.

Entahlah, aku tidak yakin untuk bisa menang dengan adanya diriku atau sebaliknya, aku hanya pengganti yang mendapat sanjungan manis.

Aku ikut bergabung lalu melangkah lurus masuk lapangan di jam Olahraga kosong ini, berawal dari semua temanku setuju mengisi waktu luang bermain Volly. Aku sudah tidak memperhatikan ia lagi, lebih melempar senyum semangat ke semua, menunjukan bila siap bertempur mencetak angka.

Ada rasa keyakinan dalam diri ini, bila ia balik memperhatikanku sekarang.

Benar, aku menyadari itu.

____

Ye! Terealisasikan pikiran yang tiba-tiba muncul di otakku ini. Awalnya pembuatan pengen tentang true story. Tapi berakhir gak ada hubungannya sama sekali wkwk, bertemakan sisi pendek cerita kurang lebih 500-600 kata di setiap part-nya, berbekal cover dadakan, dan fast update Oke fix!!

Jangan lupa vote dan komen ya, kritik dan saran sangat berharga bagi saya^^

See you soon. Xx.

Serendipity✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang