Happy Reading!
.
.
.
.
.Kanaya melangkahkan kakinya cepat karena gerbang akan ditutup. Ya, pagi ini dia telat bangun karena terlalu memikirkan kejadian kemarin, ditambah lagi ia lupa karena ada tugas ekonomi yang belum ia kerjakan dan akan dikumpulkan besok.
Oh shit, kelasnya sudah tertutup rapat. Gadis itu mengintip dari jendela dan melihat seorang guru sedang mengabsen muridnya. Pak Jito adalah guru ekonomi yang bisa dibilang sangat on time, bahkan melebihi on time!
Kanaya menghirup udara sedalam-dalamnya dan membuangnya perlahan. Mau tidak mau Kanaya harus masuk ke dalam, karena kalau guru piket melihatnya masih ada di luar kelas, pasti guru itu akan menghukumnya membersihkan toilet. Ewh, Kanaya sangat tidak suka dengan hukuman yang satu itu. Apalagi toilet di sekolahnya amat sangat tidak wajar untuk dikatakan bersih.
Gadis itu mengetuk dan membuka pintu kelas sangat lambat. Entah kenapa, kini dia menjadi pusat perhatian beberapa murid yang sudah duduk di bangkunya masing-masing.
"Kanaya! kenapa telat?" ujar guru berkacamata itu.
"sebenarnya saya gak telat pak, saya on time. Bapak aja yang datangnya kepagian," tutur Kanaya mengungkapkan isi hatinya.
"kamu sekolah disini sudah berapa lama? kamu diajar oleh saya sudah berapa kali? tidak tahu kebiasaan saya mengajar, eh?"
"ya udah, saya boleh duduk kan?"
"enak saja! sekarang kamu lari lima putaran lapangan basket" suruh Pak Jito.
"tapi ada yang lagi olahraga tadi pak,"
"saya tidak peduli, cepat sekarang! nanti kamu kehabisan pelajaran saya"
"yaudah nanti aja pak kalau gitu" elak Kanaya memohon. Kalau kalian ingin tahu, ia sangat benci hal ini.
"iya pak, lagian Kanaya telatnya gak sampe sepuluh menit" bela gadis yang duduk di barisan ke tiga dari depan dan disusul oleh murid lainnya. Dia Alya, teman sebangku Kanaya.
"tidak ada nanti-nanti, tidak ada bela-belaan! cepat Kanaya, atau saya tambahkan poin kamu" sahut guru itu.
Dengan berat hati gadis itu keluar dari kelasnya. Kanaya belum sarapan malah disuruh lari, mungkin lain kali ia tidak usah masuk jika tahu kalau ia telat di pelajaran Pak Jito.
Gadis itu berlari di pinggir lapangan basket, lima putaran yang menurutnya itu akan membuat dirinya dehidrasi. Lagi-lagi ia menjadi pusat perhatian anak-anak yang sedang bermain basket. Malu sebenarnya, tapi apa boleh buat. Kanaya terus menjalankan hukumannya.
"Kanaya! dihukum Pak Jito, ya?" sahut salah satu laki-laki yang sedang men-dribble bola basket di luar garis lapangan.
Kanaya hanya mengangguk, ekspresinya datar tidak berubah sama sekali.
"sabar, ya. Doi emang kejam" balasnya lagi.
"iya" ucap Kanaya tanpa menoleh sedikit pun ke arah orang itu.
"EH AWAS!" Teriak seseorang dari belakang.
Kanaya menoleh.
BRUKK.
Pandangannya gelap, Kanaya pingsan.
***
"maafin gue" gumam seseorang setelah melihat gadis itu mengerjapkan matanya.
Gadis itu memegangi kepalanya yang masih terasa pening karena lemparan bola basket tadi.
"kak Damar?" gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
unforgettable [COMPLETED]
Teen Fiction"Tell me how to forget someone loved" ~ UNFORGETTABLE by. itsmefadhlh [COMPLETED] ● RANK ● #289 in Teen Fiction (05/07/18)