"Bro, bro, bro!"
"Apaan?" Brian menyahut.
"Sodara gue masuk sini! Keren, gak?! Uang jajan gue bisa irit nih,"
"HAH?! Derek maksud lo??" Tanya Brian yang sama kagetnya dengan Ray dan Damar.
"Nyoe!"
"Apaan keren-keren, palalo keren!" Celetuk Ray.
Sebenarnya Ray dan Brian mengkhawatirkan Damar, padahal Damar saat ini terlihat biasa-biasa saja, tidak terkejut maupun panik.
Dalam diam lelaki itu hanya memikirkan sesuatu. Tidak ingin terlihat khawatir, lelaki itu dapat menetralkan ekspresinya agar terlihat lebih tenang.
"Sekarang orangnya mana?" Akhirnya satu pertanyaan keluar dari mulut Damar.
Revan menggedikkan bahunya, "di kelasnya kali,"
"Kelasnya dimana?" Kali ini Ray yang bertanya.
"Dia masuk kelas dua belas IPS dua." Ujar Revan menjelaskan. "Lo pada kenapa deh? Demen sama Derek?"
"Amit-amit!" Celetuk Brian.
Damar beranjak dari kursinya, membuat Revan, Ray dan Brian kebingungan.
"Mau kemana?" Tanya Ray.
Tidak menjawab, Damar hanya kembali melanjutkan langkahnya keluar dari kantin.
Langkah cepatnya membuat Damar mendapatkan banyak perhatian dari para siswi yang dilewatinya. Damar tidak peduli itu. Dia terus berjalan hingga ia sampai di kelas sepuluh IPS II. Damar masuk, membuat seluruh siswi yang ada di kelas itu terpekik kaget. Ada yang langsung membenarkan rambut, berkaca sampai membereskan buku-buku dan alat tulis yang ada di mejanya.
Tapi itu semua tidak mengalihkan pandangan Damar dari Denada dan Kanaya yang sedang mengerjakan sebuah tugas dari buku paketnya.
"Dena!" Panggil Damar.
Denada menoleh mendengar namanya dipanggil. "Kenapa?"
"Tadi ada yang nyamperin lo kesini gak?"
"Ada, kenapa?"
Damar membulatkan matanya. "Siapa?! Dia ngapain?"
"Boni, nitipin tugas ke Denisa soalnya besok dia gak masuk."
Damar menghela napasnya.
"Kenapa emang?"
"Gak apa-apa. Nanti lo sama Kanaya pulang sama gue! Tunggunya di kantin kayak biasa," ucap Damar, karena ia tahu pasti setiap pulang sekolah teman-temannya akan mampir ke kantin lebih dulu sebelum pulang.
"Lo kenapa sih, kak?!" Tanya Denada semakin kepo karena sang kakak yang terlihat sangat khawatir.
Ia baru menyadari bahwa dari kemarin Damar sangat mengkhawatirkannya. Seperti sekarang, perlu dipertanyakan.
"Nanti pulang sekolah gue jelasin. Yaudah gue balik dulu."
Damar keluar dari kelas Denada membuat para siswi mendesah kecewa.
Derek selalu mengejar adiknya saat di London. Yang Damar tahu, lelaki itu menyukai Denada walaupun dia membenci kakaknya.
Meskipun Damar belum tahu apakah Derek terlibat dalam pencuriannya waktu itu, tetapi tetap saja Damar harus mewanti-wanti dan menjaga sang adik.
***
"Woi bro! Apa kabar nih? Lama gak ketemu, ya! Inget gue kan? Inget lah!"

KAMU SEDANG MEMBACA
unforgettable [COMPLETED]
Novela Juvenil"Tell me how to forget someone loved" ~ UNFORGETTABLE by. itsmefadhlh [COMPLETED] ● RANK ● #289 in Teen Fiction (05/07/18)