#36 》cemburu.

4.7K 241 7
                                    

Menikmati libur hanya satu hari menurutnya tidak cukup. Tapi apa boleh buat, sekolah bukan milik Kanaya dan sebagai pelajar ia harus mengikuti kegiatan belajar di sekolah.

Kini gadis itu sudah rapih dengan seragam khas Alaska High School yang dijadikan untuk seragam hari rabu. Entah kenapa semangatnya muncul kembali setelah mengingat-ingat hari ulang tahunnya kemarin.

"Hari ini gue yang nganter atau gimana?"

Kanaya menoleh dan mendapati kakaknya yang sedang menuruni anak tangga dengan cepat. Dilihatnya penampilan Rezky seperti baru bangun dengan kaos oblong dan celana pendeknya yang biasa ia gunakan untuk tidur.

"Bareng sama Kak Damar," jawab Kanaya.

"Oh Damar mau kesini?"

"He'em."

Berbarengan dengan itu, suara klakson mobil berbunyi. Mereka berdua yakin bahwa itu adalah lelaki yang baru saja mereka sebut namanya.

Benar saja, pintu depan terbuka dan suara seseorang terdengar sampai ruang makan.

"Assalamualaikum.."

"Waalaikumsalam," jawab Kanaya dan Rezky yang langsung berjalan menghampiri lelaki itu.

"Udah siap?" Tanya-nya.

Kanaya mengangguk. "Yuk,"

Damar menoleh ke arah Rezky, "Jalan dulu, kak."

"Iya, hati-hati, Mar."

🍁🍁🍁

"Makin deket aje, lu berdua!"

Damar terkekeh mendengar sahutan temannya itu. "Berisik lo," balasnya.

"Galak," desis Ray.

"Kok yang sering berangkat bareng sama lo jadi Kanaya, Mar, bukan Denada?" Kali ini Brian yang bertanya.

"Denada duluan, bareng sama papa." Jawabnya.

"Kak Damar, gue ke kantin dulu," ucap Kanaya tiba-tiba.

"Gue anterin," sahut Damar yang langsung berdiri.

"Gak usah, temen-temen lo masih mau ngobrol juga." Tolak Kanaya.

"Ogah gue bosen sama dua kunyuk ini," celetuk Damar dan langsung mendapatkan pelototan dari kedua sahabatnya.

"Samlekum wahai ahli kubur!" Teriak seseorang yang tiba-tiba datang ke hadapan mereka ber-empat.

Tidak meladeni kedatangan Revan, Damar langsung menarik tangan Kanaya meninggalkan koridor kelas.

"Anjir gue baru dateng, lo berdua mau kemane?" Tanya Revan.

"Kepo." Jawab Damar dan langsung melanjutkan langkahnya.

Setelah sampai kantin, Kanaya berhenti seperti orang yang sedang ragu. Kebiasaannya adalah selalu ingin jajan di kantin tetapi setelah sudah berada di kantin, dirinya bingung harus membeli apa.

Dan itu semua membuat Damar bingung karena gadisnya itu tiba-tiba berhenti di tengah orang yang berlalu lalang.

"Kok berhenti?" Tanya lelaki itu.

"Bingung,"

Damar berdecak lalu menarik ujung rambut Kanaya pelan. "Tadi mau ke kantin, sampe kantin bingung, gimana sih?"

unforgettable [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang