#4 》teman lama

9.4K 504 6
                                    

"Hi bro! Long time no see."

Cowok yang sedang fokus ke gitarnya itu menoleh dan tersenyum. "Ray!"

Mereka pun ber-high five dan kembali duduk di salah satu kursi yang ada di ruang musik.

"How are you?" tanya Ray.

"Baik, lo gimana?"

"Baik."

Ray memandang laki-laki yang sedang melatih jari-jarinya dengan memetik senar gitar.

"Gila Damar, masih jago aja lo mainin nih alat musik." Ray tersenyum mendengar petikan gitar Damar yang sangat indah.

Laki-laki itu hanya menoleh dan terkekeh.

"Kok pindah lagi? Gak betah di London?"

Damar lagi-lagi terkekeh dengan apa yang dikatakan temannya. "Bokap gue pindah, jadi gue ikut pindah."

Ray hanya mengangguk sambil ber-oh ria.

"Lo tau dari mana gue pindah?"

"Denger dari rumpian chibi-chibi hahaha!" jawab Ray.

Damar mengangkat sebelah alisnya. "Chibi-chibi?"

Ray mengangguk.

"Cewek cewek alay yang sukanya ngejar dan ngerumpiin cogan."

"Gue dirumpiin?" Damar tertawa kecil, "berarti gue cogan?"

"Pake nanya! Katanya 'ada anak baru, ganteng, pindahan dari London di kelas IPA II'." Ray mencibir.

"Gue udah firasat kalo itu lo dan pas gue cari tau, ternyata bener deh, teman lama gue kembali," lanjutnya kemudian menyengir menunjukkan gigi depannya.

Damar tertawa mendengar cerita dari teman lamanya itu.

"Lo masuk IPA? Kenapa gak nerusin teknik kayak disana?"

Damar menggeleng, "IPA lebih gampang, gak ribet."

Laki-laki beralmameter OSIS itu memutar bola matanya malas. Memang temannya itu bisa masuk di bidang apapun, secara otaknya sangat mudah untuk menelaah pelajaran apapun yang ingin ia pelajari.

Menurut Ray, kalau saja laki-laki itu masuk di SMA Alaska dari awal, mungkin dia yang akan jadi ketua OSIS di sekolah ini.

"Denada apa kabar? Ikut ke Indo juga gak?"

Damar mengangkat bahunya, "Nggak, dia nyusul. Bulan depan mungkin."

"Yah princess gue sendirian dong di sana?" tanya Ray.

"Alay lo, dia aja yang disana sendiri biasa aja!" balas Damar terkekeh.

"Lo gak ikut OSIS Mar?" tanya Ray lagi.

Damar menoleh.

"Lo kan pinter," tambahnya terkekeh.

"Emang kapan test nya?"

"Minggu depan kayaknya," jawab Ray.

"Gimana sih ketua OSIS, pake 'kayaknya'?"

Ray mengerutkan dahinya, "lo kok tau gue ketua OSIS?"

"Iyalah—,"

"Oh iya! Gue lupa, kan lo anaknya Pak Fernan. Kepsek baru plus pemilik ini sekolah," potong Ray yang menepuk pelan keningnya sambil tertawa.

Damar terkekeh, "apaan sih!"

"Lunch?" Ajak Ray.

"Gaya banget 'lunch-lunch'! Tapi boleh deh, yuk!"

unforgettable [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang