Chapter 33

790 115 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 7, dan sekarang setelah bermain VR tadi Daniel dan Sejeong sudah siap untuk pulang lagi ke Seoul, karena mereka harus bekerja hari ini. Seperti malam kemarin, Daniel dan Sejeong satu mobil dengan Somi, namun sekarang yg membuat Daniel dingin dan malas adalah Ibunya menyuruh Joy untuk satu mobil dengannya.

Dia benar-benar malas sekarang, dan suasana berubah menjadi sangat canggung antara Daniel dengan Sejeong. Mereka saling berfikir untuk memulai pembicaraan, tapi tetap tidak ada yg harus dibicarakan. Dan akhirnya suara dari belakang lah yg memecah keheningan.

"Sejeong, apa kau sudah lama bertemu dengan Daniel?" tanya Joy pada Sejeong, membuat Sejeong terdiam. Akhirnya karena dia tidak bisa berbohong, dia pun menjawab yg sebenarnya. "Aku dan Daniel bertemu sekitar satu bulan yg lalu, ah Aniyo mungkin beberapa minggu kemarin" tutur Sejeong sambil tersenyum dan menoleh pada Daniel. Joy hanya mengangguk faham, akhirnya dia menanyakan sesuatu yg membuat Daniel menghentikan mobilnya di bahu jalan, dan membangunkan Somi yg sedang tertidur tadi.

"Apa kau dan Daniel berpacaran?" tanya Joy lagi, membuat Sejeong heran kenapa Joy terlihat sangat memperhatikan kehidupan Daniel.

"Bukankah kau sudah tau kemarin malam?" tutur Daniel dingin dan sedikit membentak membuat Sejeong dan Somi terkejut.

"Oppa, kau kenapa?" tanya Somi. Dia bisa melihat kakaknya sedang marah sekarang, karena dia melihat nafas kakaknya yg tidak teratur.

"Tidak, Joy apa kau bisa turun dan ikut pada mobil So Ra Nuna? Mianhae, tapi aku harus segera pergi ke kantor" ujarnya sangat dingin.

"Mwo? Kenapa Joy harus pindah?" tanya Sejeong tapi Daniel masih tetap diam, dia tidak mau siapapun tau alasannya saat ini.

Joy yg menyadari perubahan pada Daniel hanya bisa tersenyum dan menuruti permintaan laki-laki di masa lalunya ini.

"Ahh tidak apa, aku tau kalian sibuk. Aku akan turun dan pulang ke rumah dengan taksi. Gomawo, Oppa maaf merepotkanmu" tutur Joy lalu turun dari mobil dan menepi pada trotoar, dia harus pulang menemui Sungjae, Joy ingin meluapkan semuanya.

Setelah Joy turun, Daniel hanya bisa menghela nafas kasar dan tanpa menghiraukan sepupunya yg sedang menunggu taksi itu, Daniel mulai menjalankan mobilnya lagi untuk mengantar Somi ke rumah, dan dia harus pergi ke kantor bersama Sejeong.

Sejeong yg heran dengan perubahan sikap Daniel yg selalu tiba-tiba, memberanikan diri untuk menanyakannya pada laki-laki ini.

"Niel, bukan maksudku untuk ikut campur dengan masalahmu. Tapi, aku hanya ingin tau apa kau merasa baik-baik saja sekarang? Wajahmu merah sekali, seperti menahan marah" tutur Sejeong hati-hari karena takut menyinggung perasaan Daniel yg mungkin sedang sensitif sekarang.

Daniel tetap tidak bergeming, dia sangat fokus menyetir tapi karena dia ingin merasa tenang, Daniel meraih tangan Sejeong dan mengelusnya pelan, mungkin dengan cara ini dia bisa merasa lebih tenang dan nyaman.

"Ehmm, apa aku tidak dianggap disini?" tanya Somi seraya menggoda kakaknya.

"Ehh," ujar Sejeong gugup seraya melepas tangannya.

"Apa kau mau turun disini?" tawar Daniel pada Somi, Somi melihat keluar ini benar-benar pinggiran jalan dan dia tidak melihat angkutan umum yg lewat.

"Aniyo, bagaimana bisa kau menurunkanku disini? Apa Oppa tidak khawatir aku diculik?" tanya Somi yg terus mengomel pada kakaknya.

"Tidak" jawab Daniel dingin. Sejeong yg melihat pertengkaran kakak beradik ini hanya bisa tersenyum dan tiba-tiba dia teringat pada kakaknya yg selalu saja membuatnya tertawa hanya dengan ocehan-ocehan garingnya.

"If it was you" [Kang Daniel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang