Setelah tadi menghubungi supirnya untuk meminta menjemput di restoran, Daniel sudah berada di kantornya sekarang, lengkap dengan tuxedo yg selalu membuat penampilannya berwibawa di depan para karyawan.
Saat di lobby dia melihat Sehun sedang berbincang dengan karyawannya, kenapa dia disini? Apa akan diadakan RUPS oleh Minhyun hyung? batin Daniel terus bertanya-tanya, dia heran kenapa Sehun terus saja berada di kantornya padahal kakak iparnya belum mengadakan rapat untuk para pemegang saham.
"Niel, kau darimana? Minhyun hyung mencarimu" ujar Ong yg menyadarkan Daniel dari lamunannya dimana sedari tadi sahabatnya ini hanya berdiri di lobby dan mengundang banyak tanya karyawan yg melewat didepannya.
"Ah tadi aku mampir ke restoran dulu, aku lapar"
"Ada apa Minhyun hyung mencariku?""Aku tidak tahu, sudahlah ayo" Ong pun berjalan mendahului Daniel, namun saat Daniel mengikuti Ong dia terus memainkan handphonenya karena Somi terus menghubungi, setelah melepas pandangannya dari handphone, Daniel terkejut dengan adanya sepasang heels tepat di depan sepatunya.
"Apa kabar Kang daepyonim?" ujarnya membuat Daniel mendongakkan kepala dan mendapati Sejeong berdiri tepat dihadapannya.
Daniel tertegun, dia ingin sekali memeluk Sejeong sekarang, tidak peduli apakah didepan banyak karyawan atau tidak. Tapi dia terus saja teringat dengan perkataan Jaehwan juga Sehun yg membuat dirinya mengurungkan niatnya.
"Sudah lama tidak bertemu" tuturnya lagi membuat Daniel angkat bicara.
"Sudah lama tidak bertemu, Kim bujangnim" Ong yg melihat perubahan sikap Daniel terdiam, bukannya Daniel pulang untuk menemui Sejeong? Lalu kenapa dia menjadi dingin seperti ini? fikirnya.
Sejeong mengeluarkan handphonenya lalu terlihat menghubungi seseorang. Tidak lama, Daniel merasakan handphonenya bergetar dan benar saja Sejeong menghubunginya, tapi bukannya menggeser tombol hijau, dia malah mematikan sambungan.
"Kau tidak mengganti nomormu?"
"Lalu kenapa kau mengabaikan pesanku, dan tidak pernah sekalipun mengangkat telfonku?" ujar Sejeong saat lobby mulai lengang karena karyawan sudah bekerja di ruangannya masing-masing."Ya begitulah" jawab Daniel seadanya, membuat Sejeong sedikit kesal dan tidak bisa membendung air matanya.
"Begitulah?" tanya Sejeong dengan suara serak yg menahan tangisnya.
"Saya belum sempat mengganti nomor karena sibuk"
"Maaf Kim bujangnim, saya harus menemui pimpinan." kata Daniel final, lalu pergi meninggalkan Sejeong yg mematung di lobby.Apa itu benar-benar Daniel?
Sejeong berlari untuk pergi ke ruangannya, dia tidak memakai lift melainkan menyusuri anak tangga yg mungkin akan membuat kakinya sakit, karena Sejeong bekerja di lantai paling atas. Sejeong terus menepuk-nepuk dadanya yg terasa sangat sesak, kenapa hatinya sangat sakit melihat Daniel seperti tadi?Setelah cukup lama akhirnya Sejeong berhenti menyusuri anak tangga, dan pergi untuk memakai lift karena dia rasa kakinya sudah lecet dan berdarah sedari tadi.
"Je, kau baik-baik saja?" tanya Chaeyeon saat melihat Sejeong berjalan tertatih dan sedikit luka di kakinya.
"Aku baik-baik saja, apa ada berkas yg harus aku kerjakan lagi?" Sejeong tersenyum menutupi semua luka yg dia rasa sekarang, jangan menangis, mungkin Daniel sedang banyak fikiran. batinnya.
"Tidak. Semuanya sudah selesai, mungkin kita tinggal menyerahkan laporan minggu kemarin pada Pak Daniel dan pimpinan Hwang, dan juga direksi akan mengadakan RUPS besok jadi laporan dari laba yg ditahan harus selesai hari ini." ujar Chaeyeon sementara Sejeong hanya mengangguk saja menanggapi ocehan temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
"If it was you" [Kang Daniel]
FanfictionAku tak akan pernah menahanmu. Jika bukan lagi denganku kamu senang berbincang. Sebab akan terasa menyakitkan - untukku dan untukmu. Jika harus terpaksa bertahan pada hubungan yang sudah tak lagi seperti yang kamu ingini. Bukankah kita selalu berkat...