Chapter 11

1K 148 7
                                    

Daniel terbangun dan ingin mengambil minum ke bawah, namun langkahnya terhenti saat dia mendengar suara air dari arah kolam renang, dia pun menggeser gordennya, dan mendapati guru privat adiknya sedang membawa peter ke dalam.

Kenapa dia masih disini? dan bukannya dia perempuan yg menabrakku 2 minggu yang lalu? tanyanya dalam hati. Daniel pun memutuskan untuk pergi kebawah dan dia memasukkan sesuatu ke saku baju tidurnya. Dia pergi ke dapur dan membuat dua cangkir hot chocolate kesukaannya, lalu berjalan menghampiri perempuan yg sekarang ada di rumahnya.

Daniel menyodorkan cangkir berisi minuman yg dia buat, terlihat perempuan itu menatapnya heran. "Ambillah, kau tau ini minuman kesukaanku" tutur Daniel sembari tersenyum dan membuat hati siapapun leleh. "Gomawo, maaf aku hanya merepotkan" jawab perempuan itu sambil mengambil cangkir dari tangan Daniel. "Tidak, kau sama sekali tidak merepotkan, harusnya aku yg berterima kasih karena kau sudah sabar menuruti semua kemauan Somi" Daniel pun melihat wajah perempuan yg sekarang sedang tersenyum dan meminum hot chocolate yg dia buat.

"Kenalkan, aku Kang Daniel." ujar Daniel sambil mengulurkan tangannya pada perempuan didepannya itu. "Setidaknya sekarang kita bisa berkenalan dengan baik, dan mungkin setelah ini kau bisa berbicara padaku tanpa sungkan"

Perempuan itu menyimpan cangkir di sampingnya lalu membalas uluran tangan Daniel dengan lembut "Kim Sejeong.. Maaf aku tidak mengajakmu bicara tadi" jawabnya sambil tersenyum ke arah Daniel.

"Marga kita ternyata sama" tutur Daniel semangat. Sejeong terdiam, dia bingung kenapa Daniel bisa bilang marga mereka sama, padahal jelas-jelas sangat berbeda. "Apanya yg sama?" tanya Sejeong penasaran. "Sama-sama dari huruf K" jawabnya lalu tertawa. Sejeong merasa selera humor Daniel sebatas marga, tapi karena dia menghormati tuan rumah akhirnya dia ikut tertawa.

"Ayo masuk, kita bisa mengobrol lagi di dalam" ajak Daniel yg langsung menarik tangan Sejeong untuk mengajaknya ke dalam. "Apa kau suka jelly atau gummy bear?" tanya Daniel. Sejeong tersenyum "Aku suka keduanya" lalu dia duduk di ruang makan. Daniel pun mengambil sesuatu dari lemari pendinginnya, ya dia mengeluarkan semua camilan yg ia punya. Sejeong hanya diam, dia terus memperhatikan setiap tingkah laku seorang Kang Daniel.

Daniel membuka setiap bungkus camilan "Makanlah, aku hanya bisa memakan ini jika ibuku tidak ada, kalau ibuku ada dia pasti mengomel setiap jamnya" Sejeong pun perlahan mengambil camilan yg ditawarkan oleh Daniel.

Sekarang Daniel mengambil sesuatu yg tadi dia masukkan ke dalam saku pakaian tidurnya. Dia menyimpannya di depan Sejeong. "Mianhae."

Sejeong melihat kearah barang tersebut, itu ID card yg dia cari selama ini. "Maaf, untuk apa?" tanya Sejeong.

"Maaf, karena aku kau harus kehilangan pekerjaanmu, aku tau semuanya dari Somi.. dan sebagai gantinya kau bisa menjadi guru privat untuk Somi" tutur Daniel yg langsung menundukkan kepalanya. Dia benar-benar pasrah sekarang, dia bisa menerima jika Sejeong akan memarahinya.

"Tidak apa, aku juga tidak kehilangan pekerjaanku. Ini juga bukan kesalahanmu, memang sebelumnya aku akan mengundurkan diri dari sekolah."ujar Sejeong tersenyum dan mendapati Daniel yg sedang menunduk dan sama sekali tidak melihat ke arahnya "Kenapa kau menunduk? Sudahlah kau tidak salah, apa kau tau etika jika berbicara dengan orang? kau harus melihat pada lawan bicara bukan menunduk seperti itu."

Daniel pun mengangkat kepalanya dan menatap ke arah Sejeong, perempuan di depannya ini benar-benar tenang dan dia terus tersenyum ke arah Daniel.

"Apa kau tidak marah?" tanya Daniel.

"Untuk apa aku marah? aku juga sudah menemukan pekerjaan baruku, jadi untuk apa aku marah. Berhentilah bersikap seperti itu" tutur Sejeong tenang, dia baru menemukan laki-laki yg tulus meminta maaf karena hal sepele seperti ini.

"Aku akan tidur sekarang, kau tidak akan tidur?" tanya Daniel pada Sejeong. Sejeong pun tersenyum lalu berdiri dan mengikuti Daniel ke lantai atas sebagai jawaban atas pertanyaan Daniel.

Daniel ada di depan kamarnya sekarang. Sejeong tertawa "Apa Choding-ie itu panggilanmu?" tanya Sejeong tanpa berhenti tertawa.

Daniel pun melihat ke arah gantungan di pintu kamarnya. "Iya, itu nama panggilanku dari semua keluarga dan teman-teman bahkan guru juga memanggil Choding karena menurut mereka aku selalu bersikap kekanak-kanakan dan tidak bisa diam" Daniel senang melihat perempuan di depannya ini bisa tertawa lepas. "Aku masuk dulu, tidurlah besok aku akan mengantarmu pulang ke rumah"

Sejeong pun pergi ke kamar Somi, dia sangat senang bisa bertemu dengan laki-laki seperti Kang Daniel tapi dia menyadari satu hal dan tidak seharusnya dia bersikap seperti ini.

Daniel dan dirinya sangat jelas berbeda.

***

Matahari mulai menyelinap dibalik gorden kamar Somi. Sejeong mengerjapkan matanya dan melihat kesamping dan mendapati Somi yg masih tertidur lelap, akhirnya Sejeong memutuskan untuk turun dan membuatkan keluarga Kang sarapan, dia dengan cepat mandi dan berganti pakaian. Setelah merasa dirinya rapi Sejeong turun kebawah, dia membuka beberapa website masakan yg akan dia buat. Tapi...

"Omoo.. kau sudah bangun?" tanya Sejeong yg kemudian berlari menuju dapur, ya dia melihat Daniel sedang membuat sarapan untuknya.

"Annyeong, bagaimana tidurmu? apa banyak serangga?" tanya Daniel lagi.

Sejeong memutar bola matanya, kenapa dia malah balik bertanya saat pertanyaannya belum dijawab. "Kau belum menjawab pertanyaanku, Kang Daniel"

"Memangnya kau menanyakan apa?" tanyanya lagi.

"Sudahlah lupakan" jawab Sejeong "Apa ada yg bisa aku bantu? Sepertinya kau bangun dari tadi untuk menyiapkan sarapan."

"Apa kau bisa memotong bawang itu?" tunjuk Daniel. Sejeong mengangguk dia lalu mengambil pisau dari cuttlery tapi karena dia tidak hati-hati, tangannya tersayat oleh pisau dan dia merintih kesakitan.

"Awww.."

Daniel yg sedang merebus sayuran langsung menoleh kearah Sejeong yg sekarang sedang membersihkan tangannya yg terluka.

"Kau terluka?" ujar Daniel yg langsung menggenggam tangan Sejeong dan langsung menghisap darah yg ada pada jari Sejeong. Sejeong diam, dia benar-benar tidak tau harus berbuat apa, rasa sakitnya tiba-tiba saja hilang.

Daniel pun pergi mematikan kompor dan langsung menarik tangan Sejeong lalu mendudukkan Sejeong pada sofa ruang keluarganya. "Tunggu disini, aku akan membawa kotak P3K" ujar Daniel yg langsung berlari entah kenapa.

"Apa ini sakit?" tanya Daniel saat memasang plester pada jari Sejeong yg terluka. Sejeong hanya menggeleng dan menatap Daniel dengan tatapan yg sulit diartikan, entah kenapa dia merasa nyaman ada di dekat laki-laki ini, padahal mereka baru mengenal satu sama lain kemarin.

"Kalau kau mau memasak, usahakan tidak melukai dirimu sendiri" ujar Daniel yg tersenyum pada Sejeong. "Maaf, aku hanya merepotkanmu" tutur Sejeong. Daniel yg mendengar itu tertawa "Kau sama sekali tidak merepotkan, sekarang duduklah disini dan kau bisa kembali ke dapur saat aku selesai memasak" Daniel pun tersenyum lalu pergi menuju dapur untuk menyelesaikan pekerjaannya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Annyeong..

Ini partnya full GodCouple. Gimana? udah cocok belum Daniel jadi suami idaman?

Jangan lupa vote + commentnya..

Gomawo ❤❤

"If it was you" [Kang Daniel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang