Chapter 6

1.3K 157 8
                                    

Daniel melepas seatbelt dan tiba di rumah, dia benar-benar lelah sekarang, ternyata bisnis bukan hal yg mudah pikirnya. Setelah masuk ke dalam rumah, dia merebahkan tubuhnya di sofa ruang keluarga, namun dari arah dapur dia mendengar rengekan.

"Ayolah eomma, demi aku ya ya yaa.." pinta Somi.

"Somi kau masih bisa belajar dengan Oppa dan Eonnie mu". tutur Ibu Kang ini, dia bukannya tidak mau, tapi dia berfikir anaknya tidak akan serius belajar jika terus bersama teman-temannya.

"Ini beda eomma, aku akan serius belajar jika dengan Eonnie Sejeong." rengek Somi lagi.

Daniel yg mendengar itu langsung menghampiri Ibu dan adiknya itu.
"Ada apa ini? Kenapa berisik sekali?" tanya Daniel sambil mengacak-acak rambut adiknya. "Oppa, aku ingin guru privat tapi eomma tidak mengizinkan" tutur Somi dengan bibir yg masih menunjukkan rasa marahnya. "Wae? Bukankah bagus jika Somi punya guru privat? Izinkan saja eomma, tidak ada salahnya." ujar Daniel pada ibunya.

Ibunya diam, Daniel pun menghampiri ibunya lalu menyenderkan kepalanya pada pundak ibunya. "Izinkan ya eomma, tidak ada salahnya Somi belajar privat" tutur Daniel meyakinkan ibunya lagi, "Choding, bukannya ibu tidak mengizinkan tapi Somi ingin belajar privat bersama teman-temannya, ibu yakin Somi tidak akan pernah fokus." tutur Ibu Daniel dengan nada yg terkesan marah.

"Ayolah, eomma percaya pada Somi. Dia pasti belajar sungguh-sungguh, iya kan?" Daniel berbalik dan mengedipkan matanya pada Somi. "Iya, boleh ya eomma?" tanya Somi yg langsung menghampiri ibu dan kakaknya. "Tapi kau janji, setiap belajar kau tidak boleh memegang handphone dan mengobrol" tegas Ibu Daniel. Somi yg mendengar persetujuan ibunya langsung memeluk ibu dan kakaknya lalu berlari ke kamarnya "Saranghaeyo, Oppa." Daniel tersenyum, kemudian dia duduk di meja makan.

Ibu Daniel pun duduk disamping anaknya itu. "Apa kau lelah?" tanyanya. "Sedikit, mungkin karena belum terbiasa." ujar Daniel yg langsung meminum hot chocolate yg dibuat ibunya, "Choding~ie, apa ibu boleh bertanya?", "Boleh, eomma ingin menanyakan apa?" tanya Daniel yg langsung mendekatkan wajahnya pada ibunya. "Apa kau punya pacar?" Daniel benar-benar terkejut sekarang, dia langsung memundurkan wajahnya kemudian berdiri, "Eomma, aku lelah.. Aku ingin beristirahat sekarang, aku akan turun lagi waktu makan malam" lalu dia pergi meninggalkan ibunya.

***

Flashback On

Malam ini Daniel ingin melamar perempuan yg dia sayang, sekarang dia sudah siap dengan stelan tuxedo yg membuat dirinya terlihat lebih dewasa dari biasanya, dia membawa satu bucket bunga mawar putih yg disukai perempuannya itu lengkap dengan sebuah cincin yg sudah ia persiapkan jauh-jauh hari. Saat dia tengah mempersiapkan semuanya tiba-tiba... Kringgg..

"Halo.."

"Apa benar ini Daniel?"

"Iya benar, maaf ini siapa?"

"Saya seulgi, teman Joy. Sekarang Joy ada di rumah sakit, 15 menit yg lalu dia kecelakaan, dann....."

'Brakk'

Daniel melempar bunga dan langsung mengendarai mobil putihnya dengan kecepatan rata-rata, dia tidak peduli dengan bunga atau yg lainnya yg terpenting adalah keselamatan Joy, kekasihnya.
Dia terus menghubungi handphone Joy namun tidak ada jawaban, akhirnya dia menelfon Irene sahabat dia di Kanada, dia ingin meminta Irene mengirimkan alamat RS tempat Joy dirawat.

"If it was you" [Kang Daniel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang