Chapter 14

936 128 4
                                    

Somi pun menekan tombol hijau pada kontak itu, dia terus menunggu hingga terdengar suara perempuan dari sebrang telepon.

"Halo, ada apa Somi. Kenapa menelefon malam-malam?"

"Halo, Eonnie apa aku bisa meminta bantuanmu?" tanya Somi dia benar-benar tidak enak harus terus merepotkan Sejeong.

"Apa yg harus aku bantu?"

"Apa kau bisa menjemput Niel Oppa, dia mabuk sekarang dan aku tidak bisa menjemputnya karena mungkin akan dimarahi oleh Eonnie So Ra jika dia tau aku keluar malam" tutur Somi yg bisa dibilang dengan nada sedikit memohon, ya Somi khawatir terhadap kakaknya karena bisa saja Daniel dalam keadaan bahaya.

"Dimana aku harus menjemputmu kakakmu?"

"Apa kau mau menjemputnya Eonnie?" tanya Somi.

"Iya, sekarang kau tenang ya.. Dan share saja lokasi kakakmu dimana"

"Gomawo Eonnie, maaf aku selalu merepotkanmu"

"Ahh tidak, seharusnya aku yg berterima kasih. Ya sudah, aku akan pergi sekarang, jangan lupa share lokasinya"

"Hati-hati Eonnie" ujar Somi lalu menutup sambungan telepon, lalu menshare location tempat Daniel pesta dengan teman-temannya.

***

Sejeong sedang berada di taxi sekarang, entah kenapa dia merasa khawatir terhadap Daniel, dia kira Daniel langsung pulang ke rumah setelah mengantar Sejeong pulang, tapi ternyata dia malah pesta soju dengan teman-temannya.

Sejeong menerima lokasi tempat Daniel pesta, dia lalu menunjukkannya pada supir taxi tersebut.

Sekarang Sejeong sampai di tempat yg dishare oleh Somi, setelah membayar pada supir taxi dia turun dan melihat ada mobil Daniel terparkir di halaman cafe. Sejeong berlari masuk dan menanyakan Daniel pada karyawan disana.

"Permisi, apa anda melihat beberapa laki-laki yg mungkin berpesta soju disini?" tanyanya dengan sopan.

Karyawan disana pun mengangguk, dan langsung menjelaskannya pada Sejeong.

"Oh ya kami melihat tadi ada beberapa laki-laki yg memesan 32 botol soju, dan sekarang mereka sudah pulang, tapi ada satu laki-laki yg masih disini dan terus memegangi karyawan kami sambil mengigau dengan menyebut nama perempuan" tutur karyawan disana.

"Jjinja? mereka memesan 32 botol soju?" tanya Sejeong dia benar-benar tidak menyangka kalau Daniel merupakan peminum berat.

"Iya nona, mereka meminum sebanyak itu. Ngomong-ngomong apa kau keluarganya? Kami harus menutup toko ini sebelum malam semakin larut"

Sejeong pun mengerti, dia akhirnya meminta karyawan untuk menunjukkan dimana Daniel duduk. Dan benar saja, di meja banyak sekali botol soju berserakan dengan beberapa karyawan yg sedang membersihkannya, namun yg membuat Sejeong geli adalah dia melihat Daniel memeluk karyawan pria dan seperti tidak ingin melepaskannya.

Sejeong menghampiri Daniel, lalu dia meminta bantuan pada salah satu karyawan untuk membopong Daniel menuju mobil. Dia menggantungkan tangan Daniel yg kekar pada lehernya.

Sejeong menepuk-nepuk pipi Daniel agar laki-laki ini sadar, tapi percuma saja Daniel sedang mabuk dan tidak mungkin dia bisa merasa kalau dia dalam kondisi seperti ini.

Setelah sampai di mobil, Sejeong menukar posisi sekarang dia yg harus menyetir dan mengantar Daniel pulang, Sejeong mendekatkan dirinya pada Daniel untuk memasang seatbelt, tapi belum sempat dia meraih seatbelt tiba-tiba Daniel memeluknya dengan erat hingga dia sesak, dan dia terus menyebut-nyebut nama perempuan yg tidak terdengar jelas oleh Sejeong.

Sejeong melepaskan tangan Daniel dengan kuat. Dan sekarang dia menyetir dengan terus berbicara pada Daniel yg tidak mungkin mendengarnya.
"Kau gila? kenapa kau minum sebanyak itu. Kau tau banyak orang yg khawatir padamu "
"Kau tau, kalau tadi aku sudah tidur siapa yg akan menjemputmu? Apa kau mau terkurung di cafe itu? Kau benar-benar membuatku gila sekarang"

Sejeong pun menoleh ke arah Daniel saat laki-laki itu mengigau dan menyebut namanya.
"Saranghae, Kim Sejeong.. Aku tau kau mencintaiku, tunggu saja aku, kita akan hidup bersama sama dan bahagia"

"Yaaaaakk! Sadarlah Niel, menurutmu aku mau hidup dengan laki-laki peminum sepertimu? Ahh yg benar saja, kau membuatku bingung sekarang"

Sejeong terus mengemudi dengan ditemani oleh suara Daniel dan gertakan giginya hingga dia terus mengumpat pada laki-laki ini.

***

Sekarang Sejeong menghentikan mobil di depan halaman rumah keluarga Kang, sama seperti yg Daniel lakukan dulu saat menjemputnya. Sejeong bingung, bagaimana bisa dia membawa Daniel masuk ke rumah. Akhirnya, dia menghubungi Somi untuk meminta membawa Daniel ke kamarnya.

Pintu pun terbuka, Somi mengisyaratkan Sejeong untuk tidak membuat suara sedikitpun, karena dia tidak mau So Ra terbangun dan menegurnya jika tau keadaan yg sekarang. Sejeong pun mengerti dan dengan hati-hati menurunkan Daniel dari mobil. Somi dan Sejeong sama-sama mengalungkan tangan Daniel pada leher mereka.

"Eonnie, maaf aku merepotkanmu" ujar Somi dengan suara yg sangat pelan. Sejeong pun tersenyum manis pada Somi. Mereka sekarang berada di tangga, namun kaki mereka sudah tidak kuat lagi membopong badan Daniel. Mereka pun duduk di tangga, dengan posisi yg masih membopong Daniel.

Somi melirik ke arah kakaknya itu. Dia menampar kakaknya karena kesal
"Oppa, kau gila? kau mau dimarahi oleh Eonnie dan Appa?"
"Kau mau membuat adikmu ini mati. hah?" ujar Somi

Sejeong pun mencoba menenangkan Somi, meskipun tadi saat di mobil dia juga melakukan hal yg sama seperti yg Somi lakukan sekarang.

Sekarang mereka melanjutkan untuk membopong Daniel. Setelah sampai di kamarnya, Sejeong melepas sepatu yg dipakai oleh Daniel dan merapikan kamar Daniel dulu, sementara Somi sudah pergi ke kamarnya karena mengantuk. Sejeong melihat jam, sekarang jam 10 malam, tidak mungkin dia pulang semalam ini.
Aku akan menginap di kamar Somi sehari lagi pikirnya.

Saat dia sudah selesai merapikan semuanya, Sejeong akan pergi ke kamar Somi tapi tiba-tiba ada tangan yg menggenggam pergelangan tangannya dengan erat. Sejeong melihat kearah Daniel yg sedang tidur.

"Kau tidak boleh pergi, tetaplah disini. Aku tidak mau kehilanganmu"

"Yaaaakk! apa kau masih mabuk hah! Niel lepaskan aku lelah" teriak Sejeong namun pelan, mungkin hanya dia saja yg bisa mendengar itu. Dia mencoba menurunkan tangan Daniel tapi tidak bisa tenaganya tidak cukup kuat untuk itu.

Akhirnya karena Sejeong mengantuk, dia pun tertidur dalam genggaman Daniel.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Annyeong👋

Wahh Daniel bener-bener ya.. Masih bisa ngerdus lagi gitu juga..

Maaf ya kalo ceritanya absurd hhe.

Jangan lupa Vote+Comment.

Gomawo❤

"If it was you" [Kang Daniel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang