Happy Reading ❤
.
Daniel sedang terduduk lemas di tepi ranjangnya, dia tidak tahu harus berbuat apa sekarang, apa yg dia lakukan pada Sejeong memang sudah keterlaluan. Tapi, untuk kali ini, memang Daniel tidak bisa untuk sekedar menatap manik mata milik Sejeong karena dia tidak ingin menyakiti perempuan itu lebih jauh.
Egois memang disaat Daniel beralasan tidak ingin menyakiti tetapi dia juga enggan melepaskan, tapi jujur perasaannya sangat tulus pada Sejeong dan untuk yg bertanya kenapa dia merubah sikapnya menjadi dingin seperti sekarang, jawabannya hanya satu Ketakutan akan Sejeong yg meninggalkannya disaat tau kenyataan sebenarnya, dimana Daniel sedang berjuang keras mempertahankan hidupnya.
Saat sedang bergulat dengan semua fikirannya, tiba-tiba pintu kamar Daniel terbuka dan menampakkan sosok Somi yg masuk bersama dengan Mira, dan sontak hal ini membuat Daniel seketika mengubah raut wajahnya serta memasang lekuk senyumnya.
"Pamannn!!!" teriak Mira yg berlari menghampiri Daniel, sementara Daniel langsung berjongkok dan merentangkan kedua tangannya bermaksud untuk memeluk Mira.
"Kenapa paman baru pulang hari ini?" tanya Mira lagi membuat Daniel melepas pelukannya lalu menatap manik mata Mira lembut.
"Paman sedang banyak kerjaan, jadi baru bisa pulang hari ini, memangnya ada apa?" jawab Daniel sembari membawa Mira ke pangkuannya, sementara Somi hanya diam memandang senang percakapan antara kakak dan keponakannya.
Mira mempoutkan bibirnya sebagai tanda kesal pada Daniel, "Apa paman lupa?"
Daniel mengernyit heran "Lupa?" ujarnya lalu menengok pada Somi yg hanya mengedikkan bahunya.
"Paman jahat!! Apa paman lupa kalau lusa Mira berulang tahun?" rengek Mira sembari memukul dada bidang Daniel membuat pemiliknya tertawa.
Daniel tertegun, dia teringat akan perkataan dokter yg menyebutkan bahwa memang sistem saraf motorik bahkan ingatannya perlahan mulai memburuk.
Somi yg menyadari kakaknya terdiam cukup lama, langsung duduk disamping ranjang Daniel "Oppa, apa yg kau fikirkan?"
Daniel terkesiap "Ahh kenapa?" alih-alih menjawab Daniel malah balik bertanya pada Somi dan berakhir mendapat tatapan tanya dari adik dan keponakannya.
"Jadi, lusa Mira ulang tahun paman"
"Mira mau paman membawa bibi Sejeong ya, ini undangannya" ujar Mira lalu menyimpan selembar amplop berwarna peach dalam genggaman Daniel."Ahh dan ini, ibu menyuruhku untuk memberikan ini pada oppa" Somi menaruh paper bag berukuran sedang diatas tempat tidur.
Daniel bingung, harus bagaimana dia sekarang? Apa dia harus membawa Sejeong ke pesta ulang tahun Mira? Apa tidak masalah bagi Jaehwan dan Sehun yg selama ini menghalanginya?
"Oppa, apa aku boleh bertanya?" Daniel tersadar dari lamunannya, lalu mengangguk kecil.
Somi tersenyum "Aku tidak tahu apa yg oppa sembunyikan, tapi aku bisa lihat kalau oppa seperti banyak fikiran akhir-akhir ini, apa oppa tidak ingin bercerita pada eonnie atau padaku?"
"Aku tidak menyembunyikan apapun, jadi tidak ada yg harus aku ceritakan padamu" jawab Daniel mengulum senyum.
"Yasudah kalau begitu, oppa bersiaplah sebentar lagi kita akan makan malam." Somi pun beranjak pergi menyusul Mira yg sedari tadi sudah turun kebawah, meninggalkan Daniel yg hanya bisa menatap birthday card dan paper bag yg tertinggal dikamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
"If it was you" [Kang Daniel]
FanficAku tak akan pernah menahanmu. Jika bukan lagi denganku kamu senang berbincang. Sebab akan terasa menyakitkan - untukku dan untukmu. Jika harus terpaksa bertahan pada hubungan yang sudah tak lagi seperti yang kamu ingini. Bukankah kita selalu berkat...