Asan Medical Center
Songpa-gu, Seoul.***
S
aat ini Somi sedang menangis memeluk lututnya didepan pintu yg bertuliskan nama kakaknya 'Kang Daniel'. Semua kata tanya terus saja memenuhi fikirannya, Kenapa semua ini harus terjadi pada Kakaknya? Kenapa hal yg menyedihkan terjadi pada kakaknya? Kenapa kakaknya menyembunyikan hal ini sangat lama darinya?
Somi terus mengingat beberapa menit yg lalu, saat dia berhadapan dengan kakaknya.
Flashback On.
Somi segera turun dari taxi begitu sampai didepan rumah sakit yang diberitahu oleh kakaknya. Dengan cepat, dia membayar dan segera turun dari sana lalu berlari untuk mencari ruangan 1012, betapa terkejutnya seorang Kang Somi saat melewati lorong beberapa ruangan disana.
Kanker(?)
Iya lorong ruangan ini khusus untuk kanker. Dengan membuang fikiran-fikiran anehnya, Somi terus berjalan melewati beberapa pintu berwarna coklat itu, sampai akhirnya dia berdiri tepat di pintu bernomor 1012 dan bertuliskan 'Kang Daniel'.
Somi segera membuka pintu dan mendapati kakaknya yg sedang terbaring lemah dengan beberapa alat medis terpasang ditubuhnya.
"Oppa" panggil Somi membuat Daniel menoleh.
"Somi-ya, kau sudah datang?" ujarnya dengan senyum yg terpancar lalu mencoba untuk bersandar pada kepala ranjang, membuat Somi segera menghampiri dan membantunya.
"Oppa, kau sakit?"
"Ahh, aniya. Oppa hanya terlalu banyak bekerja dan berakhir disini" jawabnya lalu tangannya berakhir merapikan rambut Somi yg berantakan, dan hal itu membuat Somi menitikkan airmata.
Somi terisak, tubuhnya bergetar hebat, dia tidak bisa menahannya lagi sekarang. Meskipun dia mencoba untuk tidak menduga hal buruk terjadi pada kakaknya, tetapi kenyataan yang dia lihat sekarang benar-benar menghancurkan hatinya.
"Somi-ya, uljima.." Daniel mengusap air mata adiknya.
"Oppa, kenapa Oppa menyembunyikannya dariku? kenapa Oppa menyembunyikannya? KENAPA?" tanya Somi dengan nada yg sedikit tinggi, membuat air mata Daniel membendung di pelupuk matanya.
"Somi, dengarkan Oppa.. Oppa mempunyai alasan sendiri kenapa Oppa lebih suka menyembunyikan semuanya"
Somi menggenggam tangan kiri Daniel yg terpasang infus. "Kenapa Oppa berjuang sendiri?"
"Kenapa Oppa menjadikanku adik yg jahat karena tidak mau merawatmu"
"Kenapa Oppa harus menanggung semuanya. Kenapa tuhan jahat pada Oppa"
ujarnya lagi lalu kembali menangis tersedu-sedu.Daniel tersenyum "Kau sudah dewasa Somi-ya.."
"Jangan menyalahkan dirimu, karena Oppa seperti ini bukan karenamu. Dan jangan pernah menyalahkan tuhan tentang kondisiku saat ini, Oppa sakit seperti ini karena tuhan percaya, Oppa lebih kuat dari siapapun""Ahh wae" Somi menunduk, matanya sangat merah dan sembab.
Daniel mengusap surai adiknya, adik yg selama ini selalu bersamanya saat kedua orang tuanya sibuk dengan pekerjaan, adik yg selama ini selalu berebut ramyeon dengannya, adik yg selama ini selalu marah saat kebiasaan kebiasaan Daniel tidak bisa dihilangkan, dan adik yg selama ini sangat menjaganya dari gangguan gangguan serangga.
Kenapa semuanya terasa menyakitkan? batin Daniel
"Oppaa, kau harus berjanji untuk sembuh. Kalau memang benar Oppa kuat, Oppa harus bisa melawannya."
"Aku akan memberitahu Eonni untuk membatalkan pesta Mira agar semuanya bisa datang kesini" ujar Somi lalu mengeluarkan benda pipih miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
"If it was you" [Kang Daniel]
FanficAku tak akan pernah menahanmu. Jika bukan lagi denganku kamu senang berbincang. Sebab akan terasa menyakitkan - untukku dan untukmu. Jika harus terpaksa bertahan pada hubungan yang sudah tak lagi seperti yang kamu ingini. Bukankah kita selalu berkat...