Hening.
Itu yg Daniel rasakan sekarang, semenjak singgah ke tempat ayahnya Sejeong, perempuan disampingnya hanya diam dan masih terus terisak, Daniel pun menepikan mobilnya di bahu jalan.
"Sudahlah, aku tidak mau kau terus menangis seperti ini" ujar Daniel dia menatap Sejeong yg sedang menunduk sambil sesekali mengusap air matanya yg jatuh.Sejeong tidak bergeming, dia hanya diam. Dia sangat sakit sekarang, ternyata tadi dia salah, harusnya dia tidak membawa Daniel bertemu ayahnya, agar Daniel tidak tau bagaimana kehidupannya dulu.
"Kau yakin tidak ingin menceritakannya? Aku tidak akan memaksamu, tapi aku mau hari ini kau jangan menangis di depan Mira" ujar laki-laki disampingnya ini.
Sejeong menoleh pada Daniel, dia melihat Daniel yg tersenyum tulus padanya. "Kamsahamnida, Daniel-ssi" lirihnya.
Daniel mengusap punggung tangan Sejeong pelan.
"Tidak usah berterima kasih, aku tidak melakukan apapun untukmu"Sejeong membalas usapan itu dengan menggenggam tangan Daniel.
"Maaf, seharusnya tadi aku tidak pergi bersamamu untuk menemui ayah" ujar Sejeong ditengah isakannya.Daniel yg melihat Sejeong kembali menangis, lalu mengambil tissue dan menyeka air mata Sejeong pelan.
"Ayolah, berhenti menangis." pinta Daniel. Sejeong tersenyum lalu melepaskan genggamannya."Aku akan berhenti menangis, tapi ada satu syarat" ujarnya yg sekarang sudah bisa tersenyum.
"Syarat?" tanya Daniel penasaran. Dia hanya mau Sejeong berhenti menangis tapi harus ada syarat?
"Ya, syarat.. kau harus memenuhi syaratku, apa kau mau? kalau kau tidak mau aku akan terus menangis seharian"
"Apa syaratmu?" tanya Daniel.
"Syaratnya, untuk hari ini jadilah ayah untuk Hwang Mira dan aku akan menjadi ibunya, bagaimana?" tanya Sejeong pada Daniel.
Daniel tersenyum mendengarnya. Lalu dia mengangguk, dan mulai menyalakan mesin mobil lagi untuk menjemput anak eh 'keponakkannya' Mira.
***
Daniel dan Sejeong tiba di sekolah Mira, dia melihat anak kecil berseragam merah berhamburan keluar sekolah untuk menemui orang tuanya. Tapi tidak, dengan Mira dia tidak melihat Eomma dan Oppa, akhirnya dia duduk di taman sekolah dan menangis sekencang-kencangnya. Sejeong yg melihat itu menjadi iba dan ingin turun untuk menemui Mira, namun tangannya ditahan oleh Daniel.
"Biarkan Mira menangis" tuturnya membuat Sejeong menatapnya tajam.
"Kau gila, Mira menangis karena dia belum melihat kita, kau tidak kasian?" tanya Sejeong tangannya ingin melepas seatbelt tapi masih ditahan oleh Daniel.
"Niel ayolah, Mira menangis sendiri disana."Daniel menatap Sejeong dalam, dia melakukan ini semua semata-mata untuk Sejeong.
"Aku membiarkan Mira menangis agar kamu bisa berdalih kalau kamu menangis juga karena melihat Mira menangis." ujar Daniel dengan nada yg meninggi. Setelah beberapa menit, Daniel dan Sejeong turun untuk menghampiri Mira.Anak perempuan yg sedang duduk tadi, langsung berlari ketika melihat Eomma dan Appa datang menjemputnya. Dia langsung memeluk Daniel dan menangis.
"Kenapa Niel appa. seperti Minhyun Appa? Selalu datang telat menjemput Mira?" tanyanya.Daniel tersenyum lalu menggendong anak itu untuk masuk kedalam mobil dengan diikuti Sejeong dibelakangnya. Siapapun yg melihat mereka sekarang, pasti mengira kalau mereka adalah keluarga kecil yg bahagia.
"Eomma, Apa Eomma menangis? Mata Eomma memerah?" tanya Mira pada Sejeong.
"Tidak, tadi Eomma hanya kelilipan lalu memakai obat. Tadi gimana sekolahnya, Mira tidak nakal kan?" tanya Sejeong yg sekarang duduk di belakang bersama Mira. Sejak tadi Sejeong tidak mau duduk di depan, jadi dia menemani Mira dibelakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
"If it was you" [Kang Daniel]
FanficAku tak akan pernah menahanmu. Jika bukan lagi denganku kamu senang berbincang. Sebab akan terasa menyakitkan - untukku dan untukmu. Jika harus terpaksa bertahan pada hubungan yang sudah tak lagi seperti yang kamu ingini. Bukankah kita selalu berkat...