Sekarang keluarga Kang sedang siap-siap untuk pergi ke acara peresmian direktur perusahaan yg baru, begitu juga dengan Sejeong yg memang masih menginap dari kemarin malam.
"Mira, pakai sepatunya" teriak So Ra, ya daritadi Mira hanya pergi ke kamar Somi untuk main dengan Sejeong yg sekarang sedang sibuk bermake up ria dengan Somi. "Yakk! Mira itu lip matte jangan dipakai untuk menggambar." sekarang Somi yg berteriak karena lip matte yg dia beli dipakai menggambar di cermin oleh Mira. "Aigoo~ Mira jangan begitu, sekarang Mira bermain dulu dengan paman ya, Bibi Sejeong dan Somi sedang berdandan, Mira tunggu saja dibawah dengan paman ya" ujar Daniel yg sekarang ada di ambang pintu memperhatikan Mira yg sedang menjambak rambut Somi karena Somi memarahinya.
"Aniyo, Mira mau kebawah sama Sejeong eomma nanti" ujar Mira sambil terus menggambar, membuat Somi kesal dan mendorong Mira. "Yakk! Somi kenapa kau mendorongnya?" teriak Daniel marah, dan itu membuat Sejeong keluar dari kamar mandi "Ada apa ini?" tanya Sejeong heran melihat Somi yg menunduk dan Daniel yg menenangkan Mira karena menangis.
"Eomma bibi jahat, dia mendorong Mira sampai jatuh" ujar Mira terisak dan hal itu membuat Sejeong tersenyum lalu mengusap air mata Mira, "Uljima Mira-ah, memang kenapa bibi Somi mendorong Mira? Apa Mira nakal?" tanya Sejeong pada Mira yg sekarang malah menarik Sejeong ikut pada pelukan Daniel, "Tadi Mira menggambar eomma pakai itu" Mira menunjuk lip matte Somi yg sekarang tersisa setengahnya.
"Ah, jelas bibi Somi marah, itu kan bukan alat menggambar jadi jangan diulangi lagi ya" Mira mengangguk lalu dia memajukan bibirnya "Kisseu" Sejeong yg mengerti langsung mengecup bibir Mira singkat, lalu entah kenapa Daniel malah mensejajarkan tubuhnya dengan Sejeong dan menunjuk-nunjuk pipinya.. "Je, ayolah..." rengeknya seperti anak kecil. "Paman minta kisseu pada eomma?" tanya Mira membuat Daniel menggeleng dan malah berakhir mencium pipi Mira gemas.
"Sudah ayo Mira tunggu dibawah ya" ajak Daniel lalu dijawab anggukan oleh Mira. Tapi sebelum pergi keluar tanpa diketahui Mira dan Somi, Daniel mengecup singkat kening Sejeong membuat Sejeong menunduk malu, bagaimana tidak pipinya sangat merah sekarang. "Cepatlah, aku tunggu dibawah" ujarnya.
Setelah cukup lama bersiap-siap akhirnya keluarga Kang memutuskan untuk pergi, dan seperti biasa Somi berada di mobil Daniel dan jujur hal itu membuat Daniel kurang nyaman, meskipun Somi adalah adiknya.
"Somi, kau bareng Minhyun oppa saja ya?" pinta Daniel, Somi hanya bisa mengerlingkan matanya setelah tau kalau kakaknya tidak mau diganggu.
"Iya, tapi oppa janji tidak akan berbuat yg tidak-tidak" sedangkan Daniel hanya tersenyum membuat Sejeong mencubit pinggangnya."Ayo pergi" ujar Daniel lalu membukakan pintu untuk Sejeong, setelah itu dia setengah berlari untuk duduk dikursi kemudi, kemudian mengikuti mobil ayah dan kakaknya dari belakang.
"Niel, aku takut" ujar Sejeong yg terlihat gusar. "Takut? Kenapa kau takut? hm" tanya Daniel lalu menatap Sejeong yg terlihat sangat khawatir, "Aku hanya takut saja, ah iya Niel apa diacara ini ada Joy dan Sungjae?" tanya Sejeong tiba-tiba membuat Daniel tertegun.. "Aku tidak tau, mungkin ada karena pamanku juga mempunyai sebagian saham di perusahaan, memangnya kenapa?" Sejeong hanya menggeleng, lalu dia memberanikan diri menggenggam tangan Daniel "Jangan pernah pergi Niel" lirihnya dan hal ini yg membuat Daniel merasa tidak enak.Daniel dan keluarganya sampai di perusahaan, saat keluarga ini masuk semua atensi tertuju pada mereka, apalagi anak perempuan relasi ayah Daniel matanya tertuju pada laki-laki yg akan menjadi direktur perusahaan sebentar lagi. "Niel, semuanya memperhatikanmu" ujar Sejeong yg berjalan disamping Daniel dan membuat semua perempuan yg ada disana berdecak tidak suka. Daniel yg mengerti kondisi dengan cepat langsung mengaitkan tangan Sejeong pada tangannya dan dia sedikit berdelik "Aku akan mengumumkan pada mereka, you're mine", semua orang disana langsung berbisik saat melihat Daniel menggandeng tangan Sejeong, dan hal itu membuat Sejeong tidak nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
"If it was you" [Kang Daniel]
FanfictionAku tak akan pernah menahanmu. Jika bukan lagi denganku kamu senang berbincang. Sebab akan terasa menyakitkan - untukku dan untukmu. Jika harus terpaksa bertahan pada hubungan yang sudah tak lagi seperti yang kamu ingini. Bukankah kita selalu berkat...