Sejeong berkeliling lantai 2 rumah ini, namun dia tidak melihat ada Daniel disini dia pun kembali turun kebawah dan menghampiri Somi yg sedang asyik menonton drama dibawah, sedangkan yg lain mungkin sedang istirahat di kamar.
"Somi, apa kau melihat Daniel?" tanya Sejeong membuat Somi kaget, dia mempause drama lalu melihat kearah Sejeong yg terlihat khawatir "Bukannya daritadi memang Oppa tidak ada? Atau mungkin Oppa dikamarnya?" jawab Somi yg malah balik bertanya membuat Sejeong bingung.
Sekarang jam 3 sore dan Sejeong benar-benar tidak melihat Daniel sejak tadi. Apa mungkin Daniel pergi keluar? tapi kemana? Sejeong pun mengambil mantel lalu merogoh benda pipih silver miliknya dan menelfon seseorang sekarang, tapi telfonnya tidak diangkat bahkan hanya suara operator saja yg dia dengar. Karena khawatir Sejeong pun berlari dan pamit pada Somi yg masih menonton drama.
"Eonnie kau mau kemana?" teriak Somi. "Aku keluar sebentar" jawab Sejeong lalu dia berlari mencari taxi. Sudah 30 menit Sejeong berada dalam taxi dan dia tidak tau harus pergi kemana sekarang, tapi hanya ada dua tempat yg mungkin Daniel kunjungi, yg pertama rumah Ong, dan rumah Irene atau butiknya.
Sejeong berada di rumah Ong sekarang, dia terus menekan bel lalu memunculkan Ong yg hanya berkaus putih dan bercelana pendek, jauh dari penampilan Ong di kantor. "Je, kau kesini? Sendiri?" tanya Ong sambil terus celingak-celinguk kearah Sejeong. "Aku mencari Daniel, apa Daniel ada disini?" Sejeong langsung to the point membuat Ong mengernyitkan dahi "Daniel? Dia tidak ada disini, memang dia kemana?"
"Ya kalau aku tau aku tidak akan mencarinya" jawab Sejeong lalu pergi begitu saja setelah pamit pada temannya ini. "Coba kau cari ketempat yg mungkin kalian pernah kunjungi" itu clue yg diberikan Ong saat Sejeong pergi dan Sejeong jelas masih bisa mendengar itu, akhirnya dia berfikir keras dan menemukan satu tempat yg memang mereka pernah kunjungi. Apa mungkin kau menemuinya? fikir Sejeong.
Setelah memakan waktu cukup lama, Sejeong berhenti di sebuah tempat yg dulu pernah dia datangi dengan Daniel, dan benar saja disana dia melihat pemilik bahu lebar yg selalu dia sandari sedang berdo'a atau mungkin mengajak ayahnya bercengkrama. Ya, Daniel sekarang sedang ada di makam ayah Sejeong.
Sejeong menghampiri Daniel perlahan, namun saat semakin dekat Sejeong malah menghentikan langkahnya dan malah terisak saat dia mendengar Daniel berkata "Mianhae Appa, aku tidak tau harus bagaimana lagi sekarang, sepertinya aku hanya bisa bercerita padamu saja, Appa aku ingin tau, apa kau akan memarahiku saat aku pergi nanti? Tidak, Aku harap Appa memaklumi apa yg aku lakukan sekarang, Appa akan mengerti nanti kenapa aku melakukannya, tapi Appa tenang saja sebelum waktunya nanti aku janji akan membahagiakan Sejeong dulu dan membuatnya rela aku tau itu berat bagi Sejeong, tapi aku mau dia mengatakannya di depanku Appa agar aku bisa tenang nantinya... Aku menyayangi keluarga Appa.." lirih Daniel.
Sejeong terisak kenapa Daniel berkata seperti itu? Apa yg salah selama ini, dan kenapa Daniel mau Sejeong mengatakan itu? Sejeong semakin terisak, dan hal itu membuat Daniel membalikkan badannya dan terkejut saat melihat Sejeong sudah ada dibelakangnya, dia takut Sejeong mendengar semua yg Daniel katakan tadi.. "Je, kau disini? Kenapa kau menangis?" tanya Daniel sedikit khawatir, apa Sejeong mengetahui semuanya? dia harap tidak, akhirnya dia pergi memeluk Sejeong erat. "Uljima Sejeong-ah, tolong jangan menangis seperti ini lagi." tutur Daniel sambil mengelus punggung Sejeong, tapi Sejeong malah semakin terisak dan Daniel dapat merasakan itu.
"Bagaimana aku tidak menangis kalau kau alasan dari semua ini, Niel. Kau tau aku mengkhawatirkanmu, aku selalu bingung dengan apa yg kau maksud, dan sekarang kau malah mau aku melepasmu? maksudmu apa?" Daniel tertegun, dia benar-benar menyakiti hati Sejeong sekarang, benar kata Irene untuk apa dia memulai semua ini, hal ini hanya menyakiti Sejeong saja. Daniel melepas pelukannya lalu menangkup pipi Sejeong dan mengusap air mata yg mengalir disana. "Maaf aku selalu membuatmu khawatir, aku tidak mau kau melepasku hanya saja aku mau kau tidak terlalu memikirkanku saat ini" jawab Daniel.
"Ttt-tapi Niel, bagaimana aku tidak memikirkanmu! setiap waktu kau selalu bilang pergi, pergi dan pergi, lalu untuk apa kau memulai semua ini" ya Sejeong kesal sekarang, dia tau ada yg Daniel sembunyikan darinya. "Untuk apa kau memulai semuanya denganku kalau akhirnya kau akan pergi?" Sejeong menangis sejadi-jadinya. Dia benar-benar tidak tahan sekarang, dia sangat menyayangi laki-laki di depannya ini tapi apa yg dia dapat?
"Je, aku mohon jangan menangis di depan ayahmu apalagi karena aku. Aku tidak akan pergi, Aku berjanji aku tidak akan pergi. Aku akan terus bersamamu dan berjuang demi kau nanti" Daniel terdiam, dia merutuki dirinya sendiri karena berjanji seperti itu, bagaimana kalau dia tidak bisa menepatinya? "Aku tidak tau harus percaya atau tidak, tapi untuk saat ini aku pegang janjimu Niel, dan kau tidak usah khawatir ayahku tidak akan marah kalau kau pergi karena setiap orang pun tau bahwa hari pasti berganti." Daniel tertegun mendengar itu, dia benar-benar tidak percaya dengan apa yg Sejeong katakan. "Sudahlah ayo kita pulang, kau harus istirahat Niel, besok kan hari peresmianmu. Kajja" ajak Sejeong sedikit lebih tenang, ya dia tau sedikit demi sedikit dia harus bisa melepas Daniel pergi, karena itu yg diinginkan oleh Daniel kan?
Daniel pun menuntun Sejeong menuju mobil untuk pulang, keduanya sama-sama berkutat dengan fikiran masing-masing dan Sejeong sama sekali tidak berbicara pada Daniel begitu juga Daniel dia hanya fokus memperhatikan jalan. Dan sekarang Daniel berbicara memecah keheningan "Je, kita pergi ke rumah Irene dulu sebelum pulang, boleh?" tanya Daniel ragu dia takut Sejeong akan terbawa perasaan saat mendengar nama Irene.
"Boleh" hanya itu yg terlontar dari Sejeong. Oh God! Daniel benar-benar tidak enak, dia tau Sejeong menutupi kekesalannya dan hanya diam."Ah tidak jadi, aku akan langsung pulang" Daniel pun memutar balik arahnya membuat Sejeong mengernyit heran "Kenapa?" tanyanya "Tidak, aku hanya mau menghabiskan malam ini denganmu di rumah, sebelum besok aku pergi......" jawab Daniel. "Yakk! Daniel-ssi" teriak Sejeong kesal kenapa Daniel harus terus mengatakan kata 'PERGI'.
"Wae? bukannya memang besok aku pergi ke acara peresmian itu? Bukannya kita akan pergi bersama?" tanya Daniel sambil terus tersenyum menggoda. "Ah itu..." jawab Sejeong malu, karena dia tadi memotong perkataan Daniel karena kekhawatirannya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
Annyeong..
Ada yg berspekulasi lagi ga, disini udah jelas belum sih Danielnya mau pergi kemana?Jangan lupa vote+comment yeorobun
Gomawo❤
KAMU SEDANG MEMBACA
"If it was you" [Kang Daniel]
FanfictionAku tak akan pernah menahanmu. Jika bukan lagi denganku kamu senang berbincang. Sebab akan terasa menyakitkan - untukku dan untukmu. Jika harus terpaksa bertahan pada hubungan yang sudah tak lagi seperti yang kamu ingini. Bukankah kita selalu berkat...