Chapter 27

3.7K 356 35
                                    

Ya, karena keadaan Shani begitu tak memungkinkan untuk membiarkannya menyetir mobil, Vino yang telah mengantisipasi hal tersebut sengaja membawa mobil dari rumah. Ia yang menyetir untuk perjalanan kali ini sedang Shani diam dan menyenderkan kepalanya di jok penumpang disampingnya.

Bagus, Shani yang pemarah dan pemberontak bisa berubah jadi pendiam seperti ini. Shani yang tak gampang menyerah bisa dengan mudah putus asa.. Sungguh, hanya Gracia yang bisa membuat Shani seperti ini.

"Kita udah sampai."

Shani meneliti dengan seksama rumah dihadapannya, ini bukan rumah kayu lagi. Tapi lebih dari itu, rumah ini lebih bagus dan lebih mewah, apa benar Frans dan Gracia tinggal ditempat ini? Mengingat hal itu membuat rahang Shani mengeras.

Shani melihat Vino menekan bel.

Satu kali, dua kali, tiga kali.. 7 kali..

Dan si empu rumah tak keluar-keluar juga, ini sungguh mencurigakan.

Kini Vino yang bosan memencet tombol bel, jadi mengetuk pintu sambil berteriak memanggil nama Gracia.

Vino dan Shani saling melirik saat tetap tak terdengar suara dari dalam rumah.

"Sumpah gue makin curiga, gerbang dihalaman tadi kebuka, juga ada satu mobil item berplat nomor yang sama sama mobil yang ditumpangin Frans waktu itu disini... ada mobil juga kan? Satpam-satpamnya ketiduran di pos. Rumah ini juga terang benderang kayak begini dan.. kalau rumah ini lagi nggak ada penghuninya gue nggak bakal percaya!" Desis Vino.

"GRACIA KELUAR LO! GUE TAU LO LAGI ADA DI DALEM KAN? JANGAN JADI PENGECUT KAYAK BEGINI!"

Shani menghadang tubuh Vino memberinya kode untuk berhenti bicara. "Gre?" Shani mencoba membuka kenop pintu yang terkunci. "Ini aku Shani," Ucap Shani dengan lembut.

"Kita harus bicara.."

Vino terkesima melihat sendiri bukti betapa Shani mencintai Gracia, Shani disakiti habis-habisan oleh kenyataan pahit yang berhubungan dengan Gracia, Bahkan juga Frans, tapi Shani masih percaya pada Gracia. Shani memberontak saat dirumah dan lihat perbedaan kontras yang terjadi saat ini! Shani bahkan terlihat tak berdaya dan bicara tanpa nada marah... Sama sekali..

Vino menghela nafas. "Terserah lo kalau lo nggak mau keluar.. Kita bakalan nunggu disini.." Ucap Vino begitu ia menganggukkan kepalanya pada Shani, Shani setuju dengan saran itu.

Baru beberapa jam. Padahal baru beberapa jam... tapi satpam-satpam yang kini telah terbangun telah mengusir mereka dari rumah itu dan membawa mereka pergi keluar gerbang. Untung saja salah satu satpam itu masih punya hati, "Lebih baik kalian berdua pergi dari sini, sebelum temen satpam saya yang lainnya nelfon polisi, kalian juga pasti capek nunggu disini kan? Pergi pulang sekarang, bersihin diri, makan yang banyak.. besok balik lagi.. siapa tahu nona yang tinggal disini bakal berubah pikiran dan mau nemuin kalian yang terus dateng dan ganggu dia kesini tiap harinya.."

"Bapak tau siapa nona itu pak?"

"Saya tau tapi demi kenyamanan majikan saya, saya tak bisa mengatakannya. Majikan saya menyuruh saya menjaga privasi nona yang diberi tempat untuk tinggal disini. Maka sebaiknya kalian cari tau sendiri sesuai usaha kalian, bukan dari mulut saya."

Majikan? Itu berarti ada seseorang yang membantu Gracia kabur dari rumah.. Apa dia ayah Vino? Nggak mungkin.. Untuk apa ayah Vino melakukan ini? Dia dapat keuntungan apa coba?

***

Keesokan harinya..

"Bukan. Gue tau gimana ayah gue Shan! Bukan dia! Berhenti curiga sama bokap gue!" Bela Vino.

Love Her ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang